Insiden

2.5K 91 1
                                    

   Suara keramaian dari arah lapangan utama tak terelakan. Teriakan haru seluruh siswa yang akan menjadi siswa resmi sekolah ini bergejolak.

  Tak terkecuali dia yang hanya duduk di tepi lapangan dengan baju putih birunya yang lesuh karena keringat.

  "Kok lo disini? gak minta foto sama Anggota OSIS rugi tauuu"

  Apa sih yang bagus dari anggota OSIS hah? sampai harus,wajib,kudu foto?! emangnya mereka siapa?

  "Ngapain? gak penting juga" Dia memutar matanya malas. "Hello Lea! lo itu gimana sih? harus cari perhatian dikit lah! biar dilirik cogan sekolah ini" Ucap perempuan ini bersemangat.
"Bodo ah".

  "Harap seluruh siswa baru segera memasuki kelas sementara, nanti kami pengurus OSIS akan memberitahukan pembagian kelas kalian"

  "OMG!!! gua kesana yah! harus foto sama cowo yang satu itu" Ucapnya mengangkat ponsel kesayanganya dengan case gliter purple.

  Dia hanya mengangguk mengiyakan. Dari pada dia terjebak kerumunan siswa yang akan meminta foto dia lebih baik kembali ke kelasnya.

   Seluruh pasang mata menatapnya sinis. Entah apa yang salah darinya, tapi apa? kenapa mereka sesinis itu menatapnya. Maklumlah kakak kelas, sok sinis biar di takutin.

  Dasar senior...

  Brakkk...

  Tiga vas bunga berukuran sedang terjatuh kelantai begitu saja. Hancur berkeping-keping.

  "Jalan tuh yang bener dong! yaaaaa ampun, hasil praktek guaaaa" Perempuan berambut ikal pirang itu menghentakan kakinya kelantai menangisi vas bunga yang sudah hancur di lantai.

  "Maaf kak, saya gak liat-liat"

  "Mata tuh di pake! terus nilai gua gimana! lo harus tanggung jawab!" Bentak perempuan itu menunjuk wajahnya.

  Matanya menatap takut Vas bunga yang cantik itu sudah hancur di lantai. Entah bagaimana caranya dia harus menggantikan vas bunga itu. Jajanya saja satu bulan pasti kurang.

"Maaf kak" Dia berjongkok memungut serpihan vas bunga di lantai.

  Dalam waktu lima menit, dia sudah di kerubungi siswa kelas XII yang berada di koridor tempatnya memungut saat ini.

  "Maaf doang lo bisanya! lo pikir bikin gituan gampang? satu bulan woiii cuma buat dapet nilai SBK! dan sekarang lo hancurin gitu aja?!" Sepatu adidas pink itu menendang serpihan vas bunga kearahnya.

  Sontak serpihan kaca Vas itu mengenai wajah mulusnya. Dia meringis pelan.

  "Udah Rin, nanti dia gantiin kok. Lo tenang aja"Bujuk Teman perempuan disampingnya. Untuk menenangkan amarahnya.

  "Gantiin dimana?!bisanya nangis doang!-"

  Saat kakinya akan menendang lagi vas bunga kearahnya, seorang pria menjauhkan tubuh kakak kelasnya itu dengan sekali hentakan kebelakang.

  Dia tidak sanggup melihat siapa pria itu. Dia hanya malu sudah menangis di kawasan koridor Seniornya.

  "Heh Abian! ngapain lo disini? mau maki-maki gua lagi?" pekik perempuan yang diketahui namanya Catharine Syalila Ramadhanita.

  "Lo terlalu ngehina orang tapi lo gak tau diri. Itu vas bukan lo yang bikin. Lo beli di Mall sama kawan-kawan alay lo itu, lo ngaku depan semua orang dan marahin cewe ini karena vas murahan lo ini?" Pria itu menaikan alisnya sembari tersenyum miring.

  Satu koridor yang menyaksikan adegan ini tertawa sejadinya. Seorang Catharine yang akrab dengan nama Ririn mengaku kalau itu adalah Vas buatanya sendiri, tapi nyatanya? dia membelinya.

Silent FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang