Sesungguhnya

1K 55 0
                                    

   Leo membuka matanya saat cahaya matahari menusuk paksa memasuki matanya yang datang dari balik tirai jendela kamarnya.

  Semalaman dia memasakan matanya untuk tertidur tapi tak bisa. Jadi di putuskan untuk bernyanyi dengan gitarnya sepanjang malam.
Di dalam gelapnya ruangan.

  Lalu dia membuka ponselnya. Dia melihat jam menunjukan pukul 08:00 WIB. Dia pasti sudah terlambat sekolah.

  Leo sudah memperingatkan Abian. Jangan pernah menggangu tidurnya saat hatinya sedang hancur. Dan Abian selalu melakukanya.

  Lalu dia membulatkan matanya tepat saat dia membuka pesan dari Lea. Perempuan itu mengiriminya pesan?.

  "Tadi malem dia kesini?!" Leo melihat waktu pengiriman pesan Lea.  22:13 WIB, sudah di pastikan kalau perempuan itu pasti ke rumahnya.

  Leo bersiap ke sekolahnya. Entah apa tujuanya yang penting dia hanya ingin mencari hiburan, dan melupakan Lea. Hanya itu.

  ♡♡♡

   Suasana kelas menjadi sangat kacau dan balau. Riuh dan rusuh dari setiap penjuru membuat hati kecilnya berpikir keras.

  "Ini ada apaan sih?" Leo melempar tasnya ke bangkunya. Lalu dia duduk diatas meja sambil menenggak Softdrink di tanganya.

  "Ehh Singa berjanggut! Lo dari mana aja sehhhh? Baru dateng? Lo ketinggalan informasi tau gak sih" Raga menepuk pundak Leo.

  "Apa? Besok libur? Udah tau basi" Leo menidurkan tubuhnya diatas meja. Dia masih sangat ngantuk.

  "Ririn habis buat pengakuan kalau dia sama Silvia yang ngejebak Lea dalam video yang kesebar satu sekolah! Dan kabar bagusnya,Aldi keluar dari sekolah, katanya sih dia keluar sendiri" Jelas Raga santai.

  Leo membulatkan matanya, lalu dia bangkit dan menatap Raga tajam. "Apa? Maksud lo?" Leo tak percaya.

  "Sebenarnya-"

  "Biar gua aja yang jelasin"

  Aran. Sepupunya itu datang ke kelasnya dan membuat suasana kelasnya menjadi sunyi.

  "Apaansih? Gua gak ngerti" Leo menatap Aran tajam.

  "Jadi Aldi sama Lea itu gak pacaran. Lo salah paham"

  BOOM!

  "Lea itu di jebak sama Silvia,dan Ririn. Lea sengaja diajak ke Klub dengan iming-iming ulang tahun Ririn. Padahal dia bakal di jebak. Dan Aldi sama sekali gak ngapa-ngapain Lea, Leo..." Jelas Aran lantang sekali di depan Leo.

  Leo berusaha menghirup oksigen banyak-banyak. Dia tidak percaya dengan orang yang di cintainya sendiri? Astaga... dia memang bodoh sekali.

  "Lo salah. Seharusnya lo percaya sama dia. Bukan percaya sama omongan licik Silvia, gua heran sama lo. Lo sayang dia, tapi untuk percaya dia kenapa harus susah sih?" Aran menaikan alisnya.

  "Lea mana?" Hanya kaya itulah kata yang bisa di ucapkanya saat ini dengan nada getir.

  "Dia di-"

  Leo sudah berlalu meninggalkanya. Sepertinya dia akan menemui Lea di kelasnya, atau memaki Silvia di kelasnya.

  ♡♡♡

Silent FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang