Permainan

1.2K 53 0
                                    

   Lea duduk di kursi depan mobil bersama pria yang paling di bencinya. Pria yang di kutuk seumur hidupnya. Leo Bintang.

  "Mamah lo ngerestuin kita tau" Leo melirik sekilas Lea di sampingnya yang membuang wajahnya menatap jendela disampingnya.

  "Sekalipun ibu gua ngerestuin kek, gua gak akan mau. Dan gua mohon ini terakhir kalinya lo temui gua" Tegas Lea menatap tajam Leo.

  "Kenapasih? seengaknya biarin hati lo terbuka buat gua, lo gak bisa nutup hati lo terus buat orang yang berusaha mencintai lo" Balas Leo masih menatap jalan dengan fokus.

  "Lo? tau apa tentang cinta?. Jangan ngomong cinta kalau lo gak bisa ngehargai perasaan oranglain. Lo itu manusia yang gak berperasaan" Lea menatap Leo sekilas.

  "Perasaan apa yang gak gua tau?" Leo bertanya.
"Lo tau kan Silvia suka sama lo? tapi apa? lo malah nyakitin perasaan dia. Lo jahat tau gak sih"  Lea menundukan kepalanya.

  "Gua gak suka sama temen lo, jadi lo gak bisa nyalahin gua karena perasaan gua. Denger ya Leatha... Perasaan gak bisa di salahin" Leo mengelus rambut Lea. Lea menepisnya dengan lemah.

  "Gua benci lo yang bikin temen gua hancur" Lea membuang tatapan matanya yang berkaca-kaca.
"Gua gak akan bikin lo hancur, lo bisa percaya itu" Leo tersenyum tulus.

  Bullshit...

   ♡♡♡

  Setelah dua minggu menghabiskan  di rumah sakit di temani oleh beberapa teman-temanya yang menghibur,dia bisa pulang kerumah kesayanganya.

   Dan kini, Lea duduk di kasur kecil yang dirindukanya selama ini. Di temani Lina yang menyuapi bubur ayam kesukaannya.

  "Tante kayaknya capek deh, sini biar aku yang gantiin" Leo mengambil alih mangkok bubur yang ada di tangan Lina.

  Lea membulatkan matanya menatap Leo tajam. "Iya nih. Yaudah ya, ibu tinggal bentar. Kayaknya ada tamu deh" Lina tersenyum sembari berjalan meninggalkan Lea dan Leo.

  "Iya tante" Ucap Leo bergembira. Sementara Lea? dia hanya memandangi kepergian ibunya dengan sedih. Tega-teganya ibunya meninggalkanya dengan Singa buas tidak berhati ini berdua saja?.

  "Lo harus makan,biar badan lo gak kerempeng" Leo menyodorkan sendok yang sudah berisi bubur. Lea menatap tajam Leo. "Badan gua gak kerempeng. Body Goals tau" Lea meraih sendok di tangan Leo dan memasukan suapan bubur itu kedalam mulutnya.

  "Lo cewe yang terlalu percaya diri banget sih. Badan kurus kayak gini lo bilang Body Goals?
yaampun..." Leo menyendoki lagi bubur di mangkok, tapi perempuan itu memaksa untuk makan sendiri.

   "Omongan lo nyakitin" Lea meraih mangkok bubur yang ada di tangan Leo. "Gua ngomong kenyataan kok" Leo tertawa meledek.

  ♡♡♡

   Suara mobil milk Silvia terdengar. Lina segera menyambut Ayu,serta Silvia di ruang tamu rumahnya.

  "Tante, Lea mana?" Silvia sudah tidak sabar lagi. "Sama siapa tan?" Silvia tersenyum. "Pacarnya" Lina bersemangat lagi.

  "Seneng bener lo! anak lo gak jones lagi" Ayu memutar matanya. "Emangnya anak lo? cakep tapi jomblo" Lina tertawa meledek. "Kurang asem lo" Ayu tertawa. 

   Kak Afran... 

  "Mangap atau gua cium?" godanya. Sukses membuat pipi perempuan ini memerah padam.

Silent FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang