Epilog

1.7K 71 6
                                    


  Cahaya mentari pagi membangukanya dari tidur, dilihatnya Leo yang masih tertidur pulas di sampingnya. Tanpa berniat membangunkan Leo, Lea menuruni ranjangnya pelan-pelan.

   "Kamu mau kemana sih?"

   Lea menghela nafas saat tubuhnya baru saja beranjak dari ranjang tidurnya, Leo memeluknya dari belakang.

   "Mau masak Leo, emangnya kamu gak mau sarapan?" Lea mengikat rambutnya. "Udah kenyang liat kamu" Leo tertawa di bahu Lea. "Udah ih, aku masak nanti dua curut itu marah-marah bangun gak ada sarapan" Lea tertawa. "Iya deh" Leo melepaskan pelukanya, dan membiarkan Lea memasak di dapur.

   Lea dan Leo sudah duduk manis di meja makan, tapi Lea kesal karena kedua anaknya belum juga bangun dari alam mimpinya.

   "Kamu mau kemana?" Leo memperhatikan Lea yang berjalan menaiki anak tangga.

   "Bangunin anak-anak kamuuuu" Ucap Lea gemas sekali. "Aku ikut" Leo berjalan mengejar Lea.

   Lea membangunkan anak perempuanya. Membangunkan anaknya yang satu ini butuh esktra sabar.

    "Ana...bangun! Ini udah siang emangnya kamu gak sekolah?" Lea mengguncangkan tubuh Ana.

   "Mahh ini masih pagi, mamah sarapan duluan aja. Ana ngantuk tau huaaaaahm" Ana menutup wajahnya dengan selimut. "Ana! Bangun! ada Marcel sama Divo dateng!" Sorak Lea bahagia sekali.

   "Marcel? Divo? Mana, dimana?! Aku udah cantik kan mah?" Ana segera berkaca di cermin memperhatikan wajahnya.

   "Soal cowo aja bangun! Kamu itu udah 16 tahun tapi masih susah di bangunin. Dan ubah sikap Playgirl kamu itu" Tegas Lea.

   "Iya Mah" Ana memajukan mulutnya.

Lea dan Leo memiliki dua anak yang berbeda satu tahun saja.

   Anak pertamanya, Andrean Leonhard Harjawiyata saat ini berumur 17 tahun.

   Andre, tumbuh menjadi laki-laki seperti kebanyakan yang ada. Tampan tapi cuek dan tidak pedulian. Selain itu, Andre juga siswa yang cerdas di sekolahnya, dan menjadi idola seperti Leo saat SMA. Bedanya dia tidak Playboy.

   Jangan lupakan sikapnya yang ceplas-ceplos dan cukup tajam saat berbicara, mengikuti jejak sang Ayah.

   Sementara anak bungsunya, Agatha Leana Harjawiyata itu berbeda 180 drajat dengan sikap kakaknya Andre. Ana adalah gadis tomboy dan pemberani, dia memang tidak secerdas Andre, tapi dia pandai bela diri ketimbang Andre yang malas belajar bela diri.

   Dia itu seorang Playgirl sifat yang di banggakan oleh Leo sendiri karena ada penerus. Ana suka mematahkan hati para cowo-cowo di sekolahnya, seperti Leo dulu. Ana juga suka bertengkar dengan teman laki-lakinya.

   Dia tidak akan segan-segan memukili laki-laki yang berbuat kurang ajar padanya atau teman perempuanya. Menjadi Playgirl adalah hal yang menyenangkan bagi Ana. Wajah cantik perpaduan antara Leo dan Lea membuatnya menjadi Most Wanted di sekolah dan idaman Kakak kelas di sekolahnya.

   Setelah berhasil membangunkan Ana, Lea dan Ana menuju kamar Andre. "Kok malah main Game?!" Lea berdecak pinggang melihat Leo dan Andre yang tengah berduel Game di depan komputernya.

   "Waaaah ikutan!" Ana berlari memasuki kamar Andre dengan bahagia. "Oh, mamah tau. Pasti kalian nge hindarin masakan mamah yang gak enak yah? Oh yaudah gak papa" Lea berjalan meninggalkan kamar Andre.

   "Mamah jangan marah dong!" Ana memeluk Lea dari belakang.

   "Masakan kamu enak kok" Leo memeluk Lea dan Ana dengan erat.

   "Padahal masakan mamah gak enak. Asin, gosong terus,kebanyakan air. Mamah gak pernah masak yang enak sih, menurut Andre" Andre mengadikan bahunya keatas.

   "Enggak kok mah! Yang di bilang kak Andre itu bohong!" Ana menendang tulang kering Andre sampai membuat Andre meringis kesakitan.

   "Andre bener kan mah?" Tanya Andre memegangi kakinya. Lea malah menangis menatap Leo,Ana dan Andre.

   "Maaf mah,Andre gak maksud nyakitin mamah. maaf ya mah" Andre memeluk Lea.

   "Mamah sayang sama kalian berdua,meskipun sikap kalian itu Abstrak tapi mamah sayang banget. Mamah gak marah kok sama kamu ndre" Lea mengelus rambut Andre sambil tersenyum.

   Leo menghela nafasnya lega sambil tersenyum. Untungnya Lea sudah terbiasa dengan sikap Ceplas-Ceplos milik Andre.

   "Aku sayang mamah, walapun mamah gak bisa masak yang enak kayak mamah-mamah yang lainya. Soalnya mamah itu udah lahirin kita dan jadikan kita anak yang bahagia"

   Andre memeluk Lea, ini pertama kalinya Andre mengungkapkan perasaan sayangnya pada orangtuanya secara langsung. Dia tidak pernah berani untuk mengucapkan kata Sayang atau semacamnya pada keluarganya sekalipun.

   "Wah kesambet apaan lo kak?" Ana tertawa meledek.

   "Mamah juga sayang kamu" Lea membalas pelukan Andre.

   "Terus? Kita gak disayang?" Ucap Leo dan Ana bersamaan dengan raut wajah yang sama.

   "Sayang kalian juga" Lea merentangkan tanganya bersedia memeluk Leo dan Ana.

   "Aku sayang Mamah sama Papah! Kak Andre enggak usah"

   "Papah sayang Mamah aja deh"

   "Mamah sayang kalian semuanya ulululuuu'

   "Aku sayang si sayang" Leo memeluk ketiga orang yang paling dicintainya saat ini.

   Kebahagiaan nya yang baru dan harus di jaganya dengan baik. Karena Tuhan tidak akan memberikanya kebahagiaan seperti ini dua kali. Dan Leo berterimakasih pada Tuhan karena mengirimkan Lea sebagai orang yang membuatnya memiliki kebahagiaan. Dengan melahirkan dua anak-anak yang sangat Unik untuknya.

   Terimakasih Lea, untuk semua kebahagiaan ini. Gua harap gak ada Akhir dari cerita bahagia ini...

S E L E S A I

Silent FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang