Tanda Tanya Besar

893 46 0
                                    

  Selama satu minggu full Ujian Tengah semester akan di laksanakan, dan itu membuat semua siswa harus bertarung dengan pelajaran.

  Alif, cowo itu tampak sangat santai saat Ujian berlangsung. Berbeda denganya yang selama satu minggu tidak keluar rumah dan hanya menatap buku-bukunya.

  "Lo mau kemana?" Tanya Alif saat Lea berjalan meninggalkanya. "Perpus,besokan ulangan fisika. Sedangkan otak gua Nol sama pelajaran itu" ucap Lea jujur.

  Lea mengakui dirinya, kalau dia kesulitan dalam semua mata pelajaran,makanya dia belajar keras.  Pelajaran yang menurutnya mudah adalah Bahasa Indonesia, karena dia orang Indonesia.

  "Huaaaammm" Lea menguap sambil berjalan menuju perpustakaan.

  Brug...

  Lea membulatkan matanya saat dia berhasil menabrak seorang perempuan yang membawa banyak sekali buku. Dan buku itu terjatuh ke lantai.

  "Sorry, gua gak liat jalan kak" Lea berniat membereskan buku-buku milik perempuan itu tapi...

  "Kak Bian?" Lea memperhatikan Abian yang jongkok memunguti buku-buku itu bersama permpuan yang di tabraknya.

  "Dia emang gak punya mata kalau jalan" Abian menoyor kepala Lea. Lea memajukan mulutnya.
"Gak papa kok, thanks ya Abian" Perempuan itu tersenyum. Abian tersenyum tipis.

  "Lo mau kemana?" Tanya perempuan itu memperhatikan Abian yang berdiri di samping Lea. "Hmmm Rooftop" Jawab Abian acuh.

  Lea belum pernah melihat perempuan yang satu ini. "Yaudah gua ke kelas bye" Perempuan itu tersenyum pada Abian saja, yang di balas dengan senyum singkat Abian.

  Yang Lea suka dari perempuan itu adalah, bersuara lembut,rambutnya panjang sepunggung berwarna coklat, wangi tubuhnya memukau, wajahnya cantik sekali.

  "Mikirin jorok apa lo?" Abian membuyarkan lamunanya. "Siapa yang mikir jorok sih" Lea tertawa.

  "Kak" Lea tersenyum jahil. "Paan?" Abian menaikan alisnya. "Cewenya cantik yah? Tau gak namanya?" Lea meledek Abian. Siapa tahu Abian menyukainya.

  "Iya cantik. Namanya Vera" Abian menatap Lea datar. "Hmmmm gak di deketin kak?" Lea tertawa lagi. "Udah punya pacar" Ucap Abian dengan malas.

"Yang penting kan belum nikah" Lea menyemangati Abian sambil menepuk pundak pria itu. "Lo juga belum nikah kan sama Leo? Jadi..." Abian tersenyum manis.

  "Kak gua ke perpus yah, gua harus belajar. Jangan lupa belajar biar lulus" Ledek Lea berjalan meninggalkan Abian.

  Abian memutar matanya. Dia harus melupakan Lea, mungkin perempuan yang bernama Vera itu cocok untuknya.

  Tidak asing lagi, Vera adalah anak baru hari ini,dan sekelas dengan Abian. Tapi Vera menunjukan sikapnya kalau dia menyukai Abian.

  ♡♡♡

   Matanya dengan teliti menyelusuri tiap-tiap judul buku yang tersusun di rak buku. Dia harus mencari buku-buku dengan sejuta rumus.

  Lea berdecak lidah, saat usahanya gagal meraih buku yang tingginya diatas kepalanya.

  "Cepet tinggi dong" Tangan pria yang berdiri tepat di belakangnya berhasil meraih buku itu tanpa berjinjit atau meloncat sepertinya.

  "Iya,yang tinggi mah banyak gaya" Lea mengambil buku itu dari tangan pria di belakangnya.

  "Kangen..." Pria itu malah memeluk Lea dari belakang. Membenamkan wajahnya di bahunya.
"Kan ketemu tiap hari kali" Lea membuka buku itu dan mulai membacanya.

Silent FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang