Rencana

777 42 0
                                    

  Abian memperhatikan Leo yang tengah makan di depanya. Ya, Leo akhirnya mau sarapan bersama keluarga walaupun dia tak bersuara sama sekali.

  Tadi malam, Leo pulang jam dua pagi. Lea bilang Leo bermain badminton bersama Raga, tapi dia pulang dengan keadaan mabuk.

  "Leo, kalau kamu mau pergi kamu Izin dulu sama-"

  Leo bangkit berdiri, lalu berjalan meninggalkan Abian yang memperhatikanya dengan tatapan bingung.

  "Ishhh dia itu kenapa sih?" Aran menatap kesal Leo yang pagi ini tak bersuara sama sekali. "Mungkin dia ada masalah" Dian menengahi.
"Setiap ada masalah, dia selalu begitu" Aran memakan rotinya dengan wajah kesal.

  "Kamu gak nanya?" Jihan menatap Abian. "Percuma, dan gak guna. Dia bakalan cerita sama kita, kalau dia mau. Dia kan begitu" Abian menenggak segelas susunya.

  "Apa dia ada masalah sama Lea?" Aran bertanya. "Gua gak tau" Abian mengadikan bahunya keatas.

♡♡♡

   Leo berdiri di depan pintu rumah Lea yang masih tertutup rapat. Tanganya terasa sangat kaku untuk mengetuk pintu ini.

  Dia belum siap untuk bertatap mata dengan orang yang menghancurkan keluarganya, hidupnya dan orangtuanya.

  Tok...Tok...Tok...

  "Assalammualaikum" Leo mengucapkan salam sembari mengetuk pintu.

  "Waalaikumssalam" Lina membukakan pintu untuk Leo.

  Dan saat dia melihat wajah Leo, rasanya dia takut sekali. Leo menyunggingkan senyuman miring pada Lina.

  "Lea nya ada Bu?" Leo masih mempertahankan senyuman miringnya. "Ada" Jawab Lina terlihat kikuk.

  "Ibu ada siapa?" Lea bertanya dari arah ruang keluarga pada ibunya.

  "Kamu gak mau masuk?" Lina bertanya sambil bersikap seperti biasanya. "Gak usah, disini aja udah cukup" Leo duduk di bangku teras.

  Lalu mata Lina mengarah pada Name Tag milik Leo yang menampilkan nama lengkapnya dengan jelas.

  Harjawiyata...

  "Kenapa bu?" Leo memperhatikan raut wajah Lina yang memucat tiba-tiba. "Ehh gak papa, ibu agak pusing" Lina tersenyum kelu.

  Lalu Lea datang dengan senyuman ceria. "Bu aku berangkat yah" Lea menyalim tangan Lina, begitu juga Leo.

  "Kamu hati-hati" Pesan Lina pada Lea, tapi matanya menatap Leo. "Tenang aja bu, saya bakal jagain Lea kok, saya gak bakal BUNUH dia loh" Canda Leo merangkul Lea.

  Seketika itu Lina mematung diam. Lea tertawa mendengar candaan Leo. "Dadahh ibu" Lea melambaikan tanganya pada Lina.

  Lina tidak tahu apakah Leo sudah mengetahui kalau dia dan keluarganya adalah orang yang telah menghancurkan keluarganya dengan cara membunuh orangtuanya.

♡♡♡

   Lea menarik nafas panjang-panjang. Leo hampir saja membunuhnya secara tidak langsung karena membawa motor dengan kecepatan penuh.

Silent FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang