Kepercayaan

944 53 0
                                    

    Entah mengapa Abian belum ingin meninggalkan tempat ini. Dia masih saja tidak yakin dengan semua yang di katakan Silvia tentang Lea.

  Benarkah jika perempuan itu menyukai Aldi? Apakah dia tidak menyukainya? Atau meliriknya sekalipun?...

  "Kak, ada apa lagi yang mau di omongin? Kakak masih belum percaya?" Silvia menatap Abian yanh sedari tadi menundukan kepalanya.

  "Iya. Emang gua gak percaya" Abian menatap Silvia dingin. "Kayaknya Leo udah percaya, bukanya dia dari dulu kekeh banget gak percaya sama Video itu?" Silvia tersenyum miring.

  "I think, he just broken heart" Abian tersenyum kemenangan. "Yaudah,kalu gitu gua pulang ya" Silvia memakai tasnya.

  "Kasih tau gua, di mana rumah Aldi"

  Abian mencekal tangan Silvia. Menahan kepergian Silvia. "Buat apa?" Silvia bertanya sekaligus melepaskan tanganya dari Abian.

  "Gua mau berkunjung aja" Abian tertawa sumbang. "Oh" Silvia mengangguk singkat. "Nanti gua kirim lewat WA" Silvia berlalu meninggalkan Abian.

  Abian membuka ponselnya yang sedari tadi di matikan. Dia mendapat satu pesan dari Lea.

Lea
081378××××
"Kak, gua gak di apartemen lo lagi. Gua pulang kerumah, tenang aja gua naik Bis. Thanks ya kak buat hiburanya. Kak... apa mungkin Leo gak percaya lagi sama gua?"

   Abian membaca berulang kali pesan dari Lea. Harus jawab apa dia? Kenyataanya kepercayaan Leo sudah hancur begitu saja.

  Silvia sudah mengirimkan alamat rumah Aldi. Abian segera menuju kerumah Aldi.

♡♡♡

   Suasana rumah di malam hari memang selalu seperti ini. Sunyi dan sepi.

  Aran tengah duduk membaca majalah tentang Boy Band kesukaanya,di ruang tengah sembari menunggu kedua sepupunya pulang kerumah.

  Tap,tap,tap...

  Aran menoleh kearah pintu utama yang terbuka dengan sangat keras dan langkah kaki yang sangat cepat.

  "Leo? Lo dari mana? Kok baru balik? Abian mana?" Aran bangkit berdiri saat melihat Leo berjalan melewatinya dengan sangat cepat.

  "Mana gua tau! Tanya aja sama dia" Leo menaiki anak tangga dengan cepat. Dia malas berdebat dengan sepupunya itu.

  "Leo nangis?" Aran bingung sendiri. Pasalnya dia melihat kalau sepupunya itu terlihat menangis terlihat jelas dari sorot matanya.

  "Maaf non,temenya udah dateng" ujar Asisten rumah tangganya.

  "Oh, yaudah suruh masuk aja bi Jum" Aran bersemangat sekali. "Iya non" Bi Jum Asisten rumah tangga Rumah Aran mengangguk sambil tersenyum.

♡♡♡

   Rumah daerah Menteng, di perumahan yang cukup berkelas. Abian sudah terlalu sering ke tempat ini. Dimana mayoritas teman satu sekolahnya tinggal disini.

  Mobil hitamnya terhenti di depan rumah besar. Berdiri kokoh dengan arsitektur ala bangsa Portogis. Memberi kesan mewah menurutnya.

  Dari balik kaca, Abian bisa melihat mobil seseorang yang di kenalinya terpakir di halaman rumah Aldi.

  Ririn ngapain? Di rumah Aldi?

Silent FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang