My name *intro

430 165 287
                                    


Shyla's pov

Namaku Prishyla Anatasya, orang-orang memanggilku Shyla. Aku bersekolah di SMA Widuri, yang teletak di Bandung. Sekarang aku duduk di bangku kelas 2 IPA A.

Banyak teman-teman ku yang bilang, hidup ku sangat sempurna dan mereka iri dengan semua yang aku miliki. Padahal kalau mereka tahu yang sebenarnya, mungkin mereka akan kasihan padaku.

Hidup ku sangat berantakan! Kedua orang tua ku bercerai saat aku berumur 12 tahun. Mereka tidak mau merawat ku, mereka menitipkan ku kepada seorang pembantu yang sudah bekerja 10 tahun di rumah ku. Aku anak tunggal. Setiap bulan mereka mengirim uang, sangat banyak dan kalau aku tabung mungkin aku bisa membeli villa dan mobil mewah dalam waktu 1 tahun. Tapi aku tidak butuh uang mereka! Yang aku butuhkan hanya kasih sayang. Aku pakai uang itu untuk menyenangkan hatiku dengan menghamburkannya.

Sejak perceraian, mereka tidak pernah kembali ke rumah. Bahkan menelpon ku saja jarang, kalau aku yang telpon pasti tidak akan di jawab. Yang aku tahu tentang ayah ku, dia tinggal di Prancis, mengelola restoran besar milik kakek. Dan ibuku tinggal di China, menikah lagi dengan orang sana.

Aku benci mereka! Beberapa kali aku mencoba bunuh diri. Aku sudah lelah dengan semuanya. Tapi bi Lasmi selalu menghentikan ku. Yah, pembantu yang sudah berumur 45 tahun itu yang membuat ku masih hidup sampai sekarang. Dia sudah ku anggap sebagai keluargaku sendiri. Dari dia, aku bisa merasakan hangatnya kasih sayang seorang ibu. Dia hidup sebatang kara, karena suaminya sudah meninggal dan tidak punya anak.

Di sekolah, aku mempunyai 4 sahabat yang sangat dekat denganku;

Billa. Dia sangat cantik, mempunyai rambut brunette lurus sepinggang dan selalu dibiarkan terurai. Mata besar berwarna cokelat, hidung mancung, bibir merah hampir membentuk hati dan kulit putih. Dia sedikit tinggi dariku.

Manda, bisa dibilang dia sahabat yang paling dekat dengan ku. Dia mempunyai rambut keriting sepundak, mata berwarna hitam dengan bulu mata yang sangat lentik, hidung greek, bibir tebal dan kulit sawo matang.

Dini, mungkin dia yang paling pinter diantara kita berlima. Dia sekolah di sekolahan ini karena beasiswa. Dia juga mendapat peringkat satu di kelas. Dengan rambut pendek berponi, mata sipit, hidung besar, bibir mungil dan kulit super putih, dia terlihat sangat imut. Dia juga sering memakai kacamata bulatnya.

Dan yang terakhir, Aerin. Dia sedikit kekanak-kanakan dan manja. Punya rambut hitam bergelombang, dibiarkan terurai dengan headband yang selalu dipakainya. Mata berwarna hitam pekat, button nose, bibir oval, kulit putih dan body goals. Kadang kita berempat sangat ingin memiliki tubuh seperti Aerin.

Kita berteman sejak SMP, aku bahagia mempunyai mereka. Walaupun sering berantem tapi itu hal biasa dalam persahabatan.

Kisah cinta ku juga cukup baik. 2 bulan lalu, aku baru di tembak sama kakak kelas yang emang dari waktu MOS udah jadi idamanku. Namanya Sam, rambutnya pirang, kulitnya putih, matanya biru, tinggi, dan agak berotot. Kayak bule banget. Aku ngerasa bahagia bisa pacaran sama cowok terpopuler di sekolahan. First love lagi. But, semua keindahan itu hancur waktu aku tahu kalau Aerin sahabat ku, juga pacaran sama dia.

*Flashback 6 hari yang lalu

Hari rabu sore, aku diajak ke mall sama Billa, Manda dan Dini.
Aku nolak, soalnya udah ada feeling gak enak. Tapi mereka maksa dan akhirnya aku pergi.

Di mall, waktu lagi milih baju, tiba-tiba...

DEG

Itu kan Sam? Kok sama Aerin sih? Katanya dia sakit? Kenapa? Apa mereka?!.....???

Semua pertanyaan berputar di kepala ku, dan mungkin di kepala sahabat ku yang juga melihat mereka. Di sekolah, tanpa basa-basi aku langsung nanya Aerin dan jawabannya berhasil ngeluarin banyak air mata!

Aaarrhkk sahabat macam apa yang tega nikung sahabatnya sendiri!

Billa, Manda dan Dini juga ikutan kaget. Pokonya kita berantem hebat. Dan akhirnya aku yang ngalah. Kenapa? Karena kalau dipikir-pikir...

Ngapain juga gue ngeributin cowok brengsek dan udah jelas-jelas gak baik kayak dia. Toh masih banyak cowok yang mau sama gue.

Setelah kejadian itu gak ada yang berubah dari persahabatan kita, walaupun jujur aku masih ada kesel sama Aerin tapi kita masih bareng-bareng.

POV END

BRYLA (Love Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang