Exercise

122 59 41
                                    

Di atap sekolah.

Terlihat Shyla yang sedang duduk menikmati udara segar, tiba-tiba handphone nya berdering. Ia pun langsung membawanya yang terdapat di saku baju. Ternyata pesan dari Dara, kakak kelas. Saat ia membuka pesan lewat WA itu, ternyata sebuah video. Video Bryan menolak Billa. Seketika mata Shyla membulat, dia sangat tidak percaya dengan semua ini.

"Jadi si Bryan, beneran suka sam-a gue?" ucap Shyla dengan keringat dingin yang mulai keluar dari tubuhnya.

"Iya." terdengar suara berat dan sedikit serak yang bersumber dari belakang, tentunya suara seperti itu hanya dimiliki oleh satu orang saja yaitu, Bryan. Yah, tiba-tiba dia muncul dan langsung duduk di samping Shyla membuatnya terlonjak kaget.

"Sejak kapan lo disini?" Shyla mengernyit. Dadanya mulai tak karuan.

"Sejak... Dari tadi, sebelum lo kesini."

"Ko-k gue gak li-hat?"

"I don't know.." Bryan tersenyum simpul lalu memandang gedung-gedung di depannya yang terlihat kecil.

Shyla benar-benar gugup, perasaan senangnya bercampur dengan kesal. Dia tidak nyaman berada sedekat ini dengan Bryan. Shyla pun beranjak dan berlari ke tangga menuju kantin. Bryan mengernyit melihat kepergian Shyla.

****

Di kantin, pertengkaran itu masih berlangsung.

"Heh GPA, GPB, GPC mau GPU juga terserah lah! Gue saranin sama lo pada! Buruan sekarang pergi! Atau gue panggilin pak Edi! (Guru BK super galak) " acam Dini.

Mengingat mereka sering bulak-balik ke BK karena kelakuan yang bikin risih orang, maka mereka bertiga pun langsung pergi dengan sorakan dari semua murid yang masih ingin menonton aksi berantem tadi.

"Lo lo lo ini ada apa?" tanya Shyla menghampiri teman-temannya dengan tampang bingung.

"Nanti gue ceritain." jawab Manda menyuruh Shyla duduk.

****

Jam terakhir di kelas 2 IPA A.

"Murid-murid, sampai disini dulu pelajaran hari ini." ucap guru matematika itu dan meninggalkan kelas.

Semua murid berhamburan keluar dengan senangnya, tapi tidak dengan Shyla, Billa, Manda, Dini,  Aerin, Bryan dan Bagas. Mereka masih duduk di bangku masing-masing.

"Shyl gue duluan ..." ucap Vian ketua murid kelas 2 IPA A yang langsung membuat Shyla terkejut, karena setelah cintanya ditolak 3 bulan yang lalu, Vian tidak pernah bicara sedikit pun kepada Shyla.

"Cieehhh ..... kayaknya dia mulai naksir lagi sama lo!" tiba-tiba Manda mengagetkan.

"Paan sih lo! Gue udah ilpil!"

"Ilpil kenapa?"

"Mantan si Rani!"

"Haha, iya-iya gue ngerti.. Pasti udah abis tu anak sama si cabe gembrot ..!!" Shyla hanya tersenyum menahan tawanya.

Dini dan Aerin menghampiri Billa yang sedang melamun sendiri. Mereka mengerti, pasti Billa sedang memikirkan kejadian tadi. Walaupun yang dilakukan sahabatnya ini memang salah, tapi Dini dan Aerin tetap akan menemani Billa.

Teman sebangku Billa adalah Asri tapi mereka kurang dekat. Mereka sebangku karena pas awal pembelajaran Billa tidak kebagian tempat duduk dan kebetulan Asri duduk sendiri. Asri tidak pernah pulang bersama Billa, dia selalu pulang duluan bersama teman-temannya yang lain.

"Bil lo masih mikirin perkataan si yolan?" tanya Aerin khawatir. Billa mengangguk sedih.
      
"Udahlah Bil jangan dipikirin,.." Dini memegang tangan Billa, berusaha menguatkan.

BRYLA (Love Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang