Short Time

141 80 72
                                    

Sinar matahari mulai menyorot dari ufuk timur, terlihat kabut yang masih menyelimuti kota kembang dengan angin yang berhembus hangat menyapa ramah dedaunan membuat pagi ini begitu indah.
 

   
"Aaarrrrrkkk..... dua hari lagi!!" teriak Shyla terbangun dari tidurnya dan langsung duduk.

Tapi saat matanya melihat ke cermin, teriakkan maha dashyat itu kembali keluar dari mulutnya.

"Aarrkkk.... Mata gue!!"

Shyla berlari ke arah cermin memegang pelupuk matanya yang besar, karena kemarin dia menangis sampai tengah malam.

"Non--- Eh maksudnya Shyla, ada apa?" Lasmi menarik perkataannya kembali, karena Shyla tidak suka jika ia memanggilnya dengan sebutan non.

"Mata ku bu..." menunjuk sebelah matanya yang bengkak.

"Oh ya ampun.. Ya sudah di kompres pake es batu aja yah."

Shyla mengikuti Lasmi yang keluar dari kamar untuk mengompres matanya di dapur.

*****

Di sepanjang koridor sekolah, Shyla menutup wajahnya dengan kedua tangan. Langkah yang tidak teratur mengalihkan pandangan semua murid. Sedangkan Manda yang berjalan di sampingnya hanya tertawa, melihat Shyla yang sudah seperti buronan.

Sesampainya di kelas.

"Shyla....!!" teriak Billa, Dini dan Aerin yang duduk di bangku kedua dan ketiga membuat Shyla kaget.

"Shyla lo kenapa?" teriak Dini yang masih melihat Shyla berdiri di dekat pintu sambil menutup matanya.

"Ssstttt..!" Manda mendekatkan jari manisnya ke bibir sambil menahan tawa, sedangkan Shyla hanya melotot. Manda memapah Shyla ke bangku.

Bryan yang dari tadi melihat Shyla dari bangku paling belakang, mengkerutkan kening lalu mengangkat sebelah alisnya merasa heran.

Kprok...

Seseorang menepuk tangannya di depan wajah Bryan, membuat Bryan tekejut.

"Oh sekarang gue inget siapa cewek yang lo suka..." ucap Bagas menaik turunkan sebelah alisnya. Bryan hanya tersenyum dan kembali mengerjakan tugas di bukunya yang belum selesai.

*****

Istirahat di kantin, seperti biasa Shyla, Billa, Dini dan Manda duduk di meja pojok dekat kaca. Cara alternatif untuk melihat kegiatan lapangan dari jarak cukup dekat.

Kantin yang sangat luas, bersih dan sejuk itu lebih bisa disebut 'restoran rumah sakit'. Tidak jarang murid-murid berfoto di sana karena background nya yang bagus.

"Eh, anterin gue ke wc yuk!" ajak Shyla sambil menahan pipisnya.

"Gak ah, gue lagi pw.." jawab Billa, melipat kedua tangannya lalu meletakkan kepala malas.

"Gue juga!" masih fokus selfie

Tanpa bertanya pada Dini yang sedang melamun, Shyla pun langsung beranjak dan pergi ke toilet sendiri.

*****

"Hah..." Shyla membuang napas lega saat keluar dari toilet.

Kemudian berjalan menuju atap sekolah untuk mencari udara segar. Tapi saat Shyla sudah hampir sampai di tangga paling atas, dia melihat Bryan dan Bagas baru akan turun dengan ekspresi wajah datar. Shyla pun langsung menutup mata kirinya yang masih bengkak.

Saat Bryan berpapasan dengan Shyla raut wajahnya tiba-tiba berubah menjadi panik, Bryan langsung berbalik kebelakang dan memberikan isyarat kepada Bagas yang berjalan dua tangga di belakangnya untuk menutup pintu atap. Shyla yang menyadari ada sesuatu, langsung melihat ke arah Bryan dan Bagas. Bagas yang super panik, dengan tergesa-gesa menutup pintunya. Shyla mengernyit, dia berusaha melangkah tapi Bryan menghalanginya dengan wajah santai dan tangan yang dimasukkan ke saku celana.

"Iiihhh awas! Gue mau lewat!" bentak Shyla sambil mencari celah untuk kakinya melangkah ke atas.

"Gak boleh!"

"Heh emang ini sekolahan bapak lo?!"

Shyla menubruk tubuh sixpack Bryan tapi Bryan tidak sedikitpun terdorong, malah Shyla yang terpental.

"Jangan bikin gue marah! Minggir!" teriak Shyla frustrasi dan sudah tidak perduli dengan matanya.

Tanpa berkata apapun Bryan menarik kerah baju Shyla bak anak kucing yang dibawa emaknya, lalu menyeretnya turun ke bawah. Shyla berusaha melepaskan tangan Bryan tapi percuma saja, dia tidak punya cukup tenaga.

Melihat itu Bagas terkekeh sambil menggaruk-garuk kepalanya yang tak gatal.

"Sorry Shyl, ini demi kebaikan lo. Kalo lo lihat, bisa sakit hati." gumam Bagas, sedikit mengintip sesuatu yang ada di balik pintu besi.

Terlihat Sam yang sedang merapihkan rambutnya yang sudah acak dan Aerin yang sedang mengancingi bajunya, terlihat kusut dan berantakan.

*****

Di kelas, keadaan ruangan itu sangat sepi karena masih jam istirahat dan murid-murid masih sibuk dengan aktivitasnya masing-masing.

"Lepasin gue! Lo tuh gak ada lembut-lembutnya ya sama cewek!" teriak Shyla melepaskan tangan Bryan di kerah bajunya.

"Emang gue harus lembut?" tanya Bryan dengan tampang polos membuat Shyla terkejut.

"Lo itu harus perlakuin cewek dengan penuh kelembutan, kayak lo memperlakukan ibu lo sendiri!"

"Gue gak punya ibu."

Seketika kening Shyla mengkerut dan alisnya sedikit terangkat.

"Mak--sud lo?

"Ibu gue kabur sama cowok brengsek!" terdengar suara yang parau.

"Sorry, gue gak tau.."

Shyla pun tertunduk menyesal karena sudah mengingatkan Bryan kepada ibunya.

"No problem." jawabnya singkat lalu tersenyum melihat Shyla.

"Eh mata lo kenapa?"

"Gak papa kok.." Shyla tersenyum lebar, lalu duduk di kursi paling depan.

"Bohong."

"Serius!"

"Kalau cewek bilang 'gak papa' pasti ada apa-apa apalagi dibelakang kalimat ada 'kok' berarti dia minta dikepoin. True?" Bryan menyeringai, mendekatkan wajahnya melihat mata Shyla dari dekat.

"Sotoy!"

Shyla memalingkan wajah sambil mendorong meja di depannya untuk menjauhkan tubuh Bryan.

Baru kali ini ada cowok ganteng yang bisa ngertiin maksud gue. Batin Shyla.

"Bryan!" terdengar suara Bagas dari dekat pintu.

"Uy!" sahutnya.

"Lo dipanggil sama ketua basket.."

"What's up?" Mengerutkan kening.
  
"Meneketehe.." mengangkat pundaknya.

"Shyl, gue ke lapang dulu ya.." ucap Bryan melihat ke arah Shyla.

"Dih ngapain bilang?" menyunggingkan bibir atasnya.
   
"Lo kan calon nyonya Bryan." seru Bagas menahan tawa, Shyla hanya terdiam salah tingkah. Sedangkan Bryan menatapnya sambil tersenyum.

Bryan dan Bagas pun pergi ke lapang meninggalkan Shyla sendiri di kelas. Shyla langsung duduk kebangkunya sambil senyum-senyum.

"Sesingkat itu kah? Padahalkan gue masih mau ngobrol! Kapan lagi coba?! Huh... Kayaknya gue bakal kangen ngobrol sama lo.. " gumam Shyla sambil memainkan pensil ditangannya. Lalu meletakkan kepala di atas meja sampai bell berbunyi.

      

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Thanks for Reading :)

Btw gimana cerita nya?

Kalau mau kasih masukkan boleh kok, boleh banget :D

BRYLA (Love Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang