For the last time

54 18 8
                                    

Malam hari di sebuah jembatan yang cukup sepi, terlihat Bryan, Aldi dan Bagas yang sedang berdiri melihat ke sungai.

"Cuma sampai hari besok.." ucap Bryan pelan.

Aldi menarik napas panjang, matanya memerah dan tangannya mengepal kuat.

Perlahan ia melihat ke arah Bryan, mengangguk dan menepuk pundak Bryan beberapa kali. Hal yang sama juga dilakukan oleh Bagas. Bryan tersenyum dengan mata yang sendu, kesedihannya akan sesuatu hal tak bisa ia sembunyikan.

*****

Pukul 07:10 Bryan sudah berada di depan rumah Shyla. Aldi tersenyum melihat mereka berdua dan berangkat duluan.

Di jalan, Bryan tidak membawa Shyla ke sekolah. Dia membawa Shyla ke jembatan yang biasa mereka datangi. Disana terdapat pohon yang sangat besar, Bryan langsung duduk bersandar.

"Bryan, kenapa kita kesini? Nanti kita telat.." ucap Shyla duduk di samping Bryan. Bryan hanya tersenyum dan menyandarkan kepala Shyla ke pundaknya.

Shyla merasa sangat bingung, kenapa Bryan seperti ini. Tapi dia tidak ingin ada masalah lagi, jadi Shyla hanya diam dan menikmati suasana disana. Mungkin satu hari tidak sekolah tidak apa-apa, pikir Shyla.

Beberapa lama kemudian, Shyla terbangun dan menatap Bryan yang sedang tertidur. Bryan tidak benar-benar tertidur, dia hanya memejamkan matanya. Shyla mengelus rambut Bryan dengan penuh kasih sayang.

"I always love you.." Shyla berbisik di telinga Bryan, dan tanpa Shyla sadari setetes air mata jatuh dari mata Bryan.

Shyl, aku bakal terus jaga kamu. Walaupun bukan aku yang langsung menjaga kamu, tapi aku akan pastikan kamu baik-baik saja. Aku gak bakal biarin kamu terluka sedikitpun. Aku sayang kamu Prishyla. Batin Bryan.

Pukul 09:43.

"Eh gak kerasa, udah jam segini lagi." ucap Bryan melihat arloji hitam yang melingkar di tangan kirinya, lalu beranjak.

"Shyla kemana?" gumamnya melihat ke sekitar, tapi matanya tak menemukan wanita itu.

Krek..

Dari belakang pohon terdengar suara pahatan yang langsung membuat Bryan penasaran dan menghampirinya.

Dilihatnya Shyla yang sedang mengukir namanya di pohon besar itu.

"What are you doing?" tanya Bryan mengagetkan.

"Lagi ngukir nama."

"Buat?"

"Ya iseng aja, abisnya bosen banget sih!" Shyla melengos, mengingat dari tadi Bryan hanya tertidur.

"Ukir nama aku di atasnya dong.." Bryan tersenyum.

"Idih, ukir aja sendiri.." jawab Shyla cuek.

Tiba-tiba Bryan memeluk Shyla yang sedang berdiri dari belakang. Tangannya memegang tangan Shyla yang terdapat sebuah kayu yang digunakan untuk mengukir namanya. Bryan mengarahkan tangan Shyla ke pohon itu, dan menuntun tangannya menulis nama Bryan dia atas nama Shyla.

Napas hangat dari hidung Bryan yang menyentuh telinga Shyla, membuat detak jantung Shyla tak bisa di kendalikan. Napasnya tak teratur.

Bryan
Shyla

Setelah menulis itu, Bryan berbisik lembut di telinga Shyla yang semakin membuat jantung Shyla tak karuan.

BRYLA (Love Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang