3

2.5K 354 35
                                    

Selamat membaca...

Kirana masuk di divisi hijau. Jika ia ingin naik level ke divisi biru maka ia harus mengusai beberapa keahlian atau kemampuan. Kirana memasuki ruang peristirahatan yang dihuni oleh tiga orang dalam satu kamar. Ia masuk kedalam kamar yang ditunjukan pelanyan.

Kirana segera masuk dan melihat juba biru, hitam. Ia menelan ludahnya ketika tatapan tajam Dante menusuknya.  Filip tersenyum dan meminta kirana untuk duduk diatas ranjangnya.

"Fil, kenapa dia bisa sekamar dengan kita?" Kesal Dante.

Filip menahan tawanya "karena kau sedang dihukum Yuga, Dante jadi kau tidak berhak tidur diruang pribadimu" jelas Filip.

"Aku rasa kau tidak perlu mengingatkanku tentang masalah itu!" Jelas Dante.

"Dimana aku akan tidur?" Tanya  Kirana.

"Wah...Jiro kau akan satu ranjang dengan kami" ucap Filip menepuk bagian tengah yang masih kosong.

Kirana menelan ludahnya. Ia bingung karena ia belum pernah tidur bersama laki-laki seperti saat ini. "Kau jangan berisik dengan pertanyaan anehmu, kemari dan tidur sekarang!" Kesal Dante.

Kirana meletakan pedangnya dan membuka jubahnya. Ia tidur ditengah-tengah Dante dan Filip. Kamar mereka cukup luas. Terdapat beberapa buku dan tiga lemari yang memang telah disiapkan untuk tiga penghuni kamar.

Kirana tidak berani tidur menyamping karena ia takut melihat wajah kedua laki-laki yang tidur disamping kanan dan kirinya. Ia lebih memilih tidur terlentang sambil melipat kedua tangannya didada. kirana sama sekali tidak bisa tidur karena suara berisik Dante dan Filip. Ia tersenyum sinis karena tidak menyangka kedua sosok tampan yang terbaring disebelahnya sungguh jauh dari kata tampan. Bagaimana tidak kaki Dante dan Filip menimpah tubuhnya belum lagi mulut Filip yang terbuka dan mengeluarkan suara, sunggup pemandangan yang mengerikan baginya.

Kalian berdua sungguh menjijikan. Walau wajah kalian tampan tetap saja bagiku kalian menjijikan....

Arghhhhh.....

Kirama mencoba mememejamkan mata berharap ia bisa tidur dengan nyenyak dan tidak terganggu oleh dua makhluk yang tebaring bersamanya.

Suara alarm memekakkan telinga membuat semua penghuni distrik 102 segera bangun.  Semuanya dengan cepat melakukan aktivitasnya. Dante dan Filip bahkan berbagi kamar mandi agar mereka tidak terlambat karena Yuga tidak menyukai siapa pun yang terlambat.

"Kau tidak mandi?" Tanya filip.

"Aku akan segera mandi, tapi aku terbiasa mandi sendiri" jelas Kirana.

"Segeralah mandi  Jiro, kami tunggu kamu diruang makan, jika kau terlambat kau akan mendapatkan hikuman" ucap Filip. Ia dan Dante segera keluar dari kamar.

Kirana segera membersihkan tubuhnya dengan cepat. Ia tidak boleh terlambat karena ia pastinya akan terkena hukuman jika terlambat sedikit saja.

Setelah mandi dan memakai jubahnya, Kirana segera  menuju ruang makan. Ia melihat seorang lelaki tampan duduk di kursi kebesaran tanpa senyum sedikitpun. Wajahnya sangat tampan, bahkan Kirana belum pernah melihat laki-laki yang begitu tampan dan gagah seperti laki-laki yang ada dihadapanya ini. Kirana melangkahkan kakinya mendekati kursi kosong yang ada divisi hijau, namun tatapan tajam semua guard membuatnya menghentikan langkahnya.

Atila menghela napasnya, ia melihat kearah Kirana yang menatap yuga penuh kekaguman. Yuga memiliki karisma yang begitu kuat, hingga siapapun akan menghormatinya. Umur Yuga 31 tahun. Yuga memiliki mata coklat, kulit putih dan memiliki rahang yang keras. Rambutnya memiliki potongan pendek dan memperlihatkan anting hitam yang dipakainya di sebelah kirinya. Sebenarnya itu bukan anting tapi suatu alat yang diciptakan Yuga untuk bergerak cepat.

Legenda dunia GuardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang