4 kesal

2.8K 363 49
                                    

Guard....guard...menyapa kalian!!!

Selamat membaca!!!

Kirana mengikuti Yuga memasuki kamar Yuga. Ia menggendong Maci yang sepertinya telah tertidur pulas. Kamar Yuga sangat luas. Ranjang yang luas bewarna abu-abu dengan dinding bewarna coklat dan putih. Terdapat satu sofa panjang yang saat ini telah diduduki Yuga.

Yuga menatap Kirana dari atas hingga ke bawah. "Bawa kemari Maci!" Ucap Yuga dingin.

Sejujurnya Kirana merasa terintimidasi karena tatapan dingin Yuga. Ia melangkahkan kakinya dan memberikan Maci kepada Yuga.

"Duduk!" Perintah Yuga. Kirana segera duduk dilantai.

"Aku tidak memintamu duduk dilantai!" Ucap Yuga datar.

Kirana tersenyum kikuk, ia segera duduk disamping Yuga. Kirana bingung karena Yuga tidak mengatakan apapun tapi Yuga memejamkan matanya. 

Aku kira ada yang ingin dia bicarakan tapi dia malahan tidur...

"Mulai saat ini kau akan menjadi pelayan pribadiku Jiro, aku akan mengajarkanmu cara menggunakan senjata" ucap Yuga tanpa membuka matanya.

"Iya" ucap Kirana membuat Yuga membuka matanya.

"Suaramu lemah lembut seperti seorang wanita atau kau memang seorang wanita?" Ucap Yuga mendekati Kirana hingga wajah merekapun hampir tidak ada jarak.

Yuga meneliti setiap inci wajah Kirana. Ia menatap Kirana dingin. "Kau sama dengan Atila, terlalu bersih" ucap Yuga.

Ternyata Yuga cukup cerewet juga...

"Apa aku akan ikut bertempur?" Tanya Kirana.

"Tentu saja bahkan Maci juga ikut bertempur" jelas Yuga.

Hello jangan samakan aku dengan binatang peliharaanmu. Aku ini manusia...

Kirana menatap wajah Yuga yang begitu tampan. Ingin sekali rasanya ia menyetuh hidung mancung Yuga. Kirana terkiki geli karena tiba-tiba Maci terbangun dan menggosokan kepalanya di perutnya. Yuga membuka matanya dan melihat  Maci yang bermanja-manja kepada Kirana.

Suara ketukan pintu membuat Kirana dan Yuga menatap kearah pintu. "Masuk!" ucap Yuga.

Seorang wanita yang memakai seragam merah mendekatinya. Wanita itu memiliki rambut ikal bewarna kuning sebatas bahu dan ia menatap Yuga dengan kagum. Ia kemudian memberikan hormat kepada Yuga dengan menepuk dadanya dan membungkukkan tubuhnya.

"Ada apa Sira?"

"Aku...aku merindukanmu Yuga" ucap Sera tersenyum lembut.

"Ayahku dan Ayahmu telah menyetujui hubungan kita, Yuga bisahkan kita berbicara hanya berdua saja?" Pinta Sira.

"Kau orang ke 55 yang mengatakan hal yang sama, aku tidak tertarik berhubungan dengan wanita saat ini dan aku rasa Jiro tidak perlu keluar. Mulai sekarang dia adalah pelayan pribadiku" jelas Yuga.

"Jadi benar dugaan mereka selama ini. Kau homo Yuga hiks...hiks...aku menyukaimu dari dulu, aku cantik dan tidak mungkin kau tidak menyukaiku kecuali jika kau homo" ucap Sura.

Yuga menatap Sira dingin "bagiku kau tidak cukup menarik untuk menjadi pendampingku!"

"Apa karena laki-laki ini?" Tanya Sira menujuk Jiro.

Hey...apa hubunganya denganku...

"Kalau iya kenapa?" Yuga menatap Sira tajam.

"Aku tidak rela, kata ayah kau adalah laki-laki hebat yang bisa melindungiku" ucap Sera.

Legenda dunia GuardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang