7

3.3K 382 56
                                    


Selamat membaca!!!

Dante dan Atila melatih kemampuan pedang Kirana. Mereka berdua melakukan adu tanding. Dante memperhatikan pertarungan Kirana, ia kagum dengan gerakan pedang Kirana yang indah. Atila begitu  gesit menghidar dengan cepat. Atila merupakan orang kedua setelah Yuga yang memiliki kecepatan dalam setiap gerakan pedangnya.

Keduanya membungkukkan tubuhnya karena pertandingan telah selesai. "Wah Jiro kalau kau terus belatih aku yakin kau bisa cepat naik tingkat bahkan kau bisa masuk divisi hitam" jelas Atila.

Kirana tersenyum senang karena pujian Atila. "Terimakasih Atila aku akan rajin berlatih" ucap Kirana.

Dante tersenyum sinis "kadang aku merasa kau lebih mirip perempuan dari pada laki-laki. Senyum dan suaramu seperti wanita" ejek Dante.

Kirana mengedikan bahunya. Ia tidak menanggapi ucapan Dante. Yuga mendekati mereka dan diikuti Maci yang berjalan tepat  dibelakangnya. Mereka semua melihat kedatangan Yuga dan memberikan penghormatan.

"Siapkan pesawatnya kita akan segera berangkat!" Ucap Yuga.

Dante segera bergerak menju pesawat dan Kirana segera melangkahkan kakinya menyiapkan barang-batang yang mereka butuhkan. Beberapa menit kemudian mereka semua telah bersiap. Nana datang dengan ranselnya. Ia tersenyum dan merangkul Kirana sehingga membuat mereka mengira jika Nana menyukai Kirana.

Yuga dengan pakaian perangnya terlihat begitu tampan. Kirana membuka mulutnya lalu menggelengkan kepalanya. Nana menahan tawanya melihat ekspresi kagum Kirana. "Sepertinya kau begitu menyukainya Kiran" bisik Nana.

Tanpa sadar Kirana menganggukan kepalanya lalu sadar akan kesalahannya Kirana segera menggelengkan kepalanya.

Aku akan membuat kejutan untukmu Kirana hehehehe....batin Nana.

Darek dan semua pasukan distrik 102 memberikan hormat kepada Yuga. Darek membukukkan tubuhnya kepada Yuga, Atila dan Dante. "Selama jalan profesor, Atila, Dante kalian adalah rekan-rekan terhebatku yang tidak akan pernah aku lupakan" ucap Darek.

Atila tersenyum dan meninju lengan Darek "jaga distrik 102 kami yakin kau adalah pemimpin terbaik untuk distrik 102" jelas Atila.

Dante melipat kedua tangannya "aku harap tubuhmu tidak menjadi raksasa saat aku bertemu lagi denganmu" ucap Dante menyunggingkan senyumanya.

"Sampai jumpa, jaga diri kalian!" Ucap Yuga dingin membuat semuanya tertegun karena suara Yuga yang sangat mereka kagumi akhirnya terdengar oleh semua penghuni distrik 102.

"Sampai jumpa tuanku" teriak seluruh pasukan distrik 102. Semua para wanita menyayangkan  ketiga sosok tampan yang mereka kagumi harus meninggalkna distrik 102.

Mereka segera menaiki pesawat. Ada perasaan sedih dirasakan Kirana karena Filip sahabat pertamanya tidak pergi bersamanya. Nana menepuk bahu Kiranan. "Ada pertemuan dan ada juga perpisahaan. Selama 20 tahun aku mengalami ini semua. Kehilangan keluarga dan kehilangan seorang yang sangat berarti untukku" ucap Nana membuat Kirana prihatin.

"Kita sama tapi kau lebih beruntung telah bergabung bersama mereka. Kau tahu? Selama ini aku selalu sendiri" ucap Kirana tersenyum pahit.

Dante segera mengendarai pesawat menuju tempat yang akan mereka datangi. "Kita kemana dulu Yuga?" Tanya Atila.

"Menuju hutan api, memaksa Akira dan Yui untuk ikut bersama kita" ucap Yuga datar tanpa ekspresi namun membuat suasana menjadi mencekam.

Nana menghembuskan napasnya mendengar mereka akan menjemput Akira dan Yui. Nana tidak pernah bertemu keduanya tapi mengenal sepak terjang keduanya yang pernah membunuh satu desa hanya karena menghina seorang pengemis. Saat itu umur mereka sekitar 10 tahun, mereka sama mengerikan dengan Yuga.

Legenda dunia GuardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang