14

2K 424 91
                                    

Aku pikir cerita ini kurang menarik hingga sempat aku abaikan hehehe....

Karena masih ada yang suka baca yaudah aku up lagi deh....

Typo bertebaran soalnya no edit.

Selamat membaca!!!!

Suara langkah kaki membuat mereka waspada. Namun tangan Yuga yang mengangkat keatas menandakan jika mereka aman. Dari jalan setapak munculah tiga lelaki gagah yang mendekati mereka. Nana, Kirana dan Yuri menatap sosok tampan yang berada dibelakang Dante.

"Ternyata Tirgan itu tampan walaupun dipipinya ada bekas goresan pedang" bisik Nana.

"iya aku setuju" ucap Kirana.

"kau menyukai Tirgan? Dasar homo" ucap Yuri.

Yuga memberi isyarat agar mereka semua berkumpul didalam pesawat dan Dante segera bersiap untuk mencari kordinat tempat yang akan mereka tempuh selanjutnya.

Perjalanan mereka selanjutnya adalah mencari keberadaan anggota mereka selanjurnya yaitu David. Seorang pencuri licik yang banyak akal. Sebenarnya Dante dan juga Atilah tidak menyukai sosok David yang bisa saja membahayakan mereka karena sifat serakahnya.

"Davi berada di Jurang kematian" ucap Yuga.

"Temukan kordinatnya!" ucap Atila.

Dante dan Akira menganggukan kepalanya. Sedangkan Tirgan sibuk memandangi Yuga membuat disekitar mereka memiliki aura mencekam.

"Aku bisa dikalahkan adikmu. Apa kau lebih hebat dari adikmu?" tanya Tirgan namun Yuga tidak menjawab apapun membuat Tirgan naik darah.

"Kau sangat sombong, bagaimana mungkin kau di jadikan pemimpin disini!" kesal Tirgan.

Dante berdiri dan menyerahkan kendali pesawat kepada Akira. Ia kemudian mendekati Tirgan dan menepuk bahu Tirgan.

"Jangan memancing emosinya atau kita semua bisa mati karena pesawat ini hancur olehnya" bisik Dante.

"Siapa dia sebenarnya?" Tirgan menujuk wajah Yuga.

"dia putra mahkota Dunia Guard" ucap Tirgan.

Tirgan bisa melihat wajah dingin yang dimiliki Yuga menyimpan sesuatu yang mengerikan. "

"Jiro bawa kemari maci!" ucap Yuga.

Jiro mendekati Maci dan ia meneyerahnkan Maci yang melingkar di lehernya. Melihat Maci membuat Tirgan terkejut.

"Itu kucing sang putri! Hanya dua kucing yang tertinggal karena delapan kucing lainya mati karena melindungi raja" jelas Tirgan menunjuk maci.

"siapa kau sebenarnya?" tirgan menunjuk Kirana.

"Saya Jiro" ucap Kirana sambil menelan ludahnya karena tatapan tajam Tirgan.

"kucing itu tidak akan jinak kepada siapapun kecuali pemiliknya dan orang yang ditakdirkan untuk dia jaga tapi kau bisa memegangnya. Apa kau keturunan raja pedang?" Tirgan menatap Kirana dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Saya tidak tahu tuan sungguh, saya hanya rakyat biasa yang ingin mengapdi menjadi guard" ucap Kirana karena sesungguhnya ia juga tidak tahu jati dirinya yang sebenarnya. Walaupun kilas bayangan masa lalu selalu saja mengganggu ingatannya.

"Jiro ikut aku!" ucap Yuga meminta kirana mengikutinya.  Kirana mengikuti Yuga masuk kedalam kamar yang berada di dalam pesawat.

"Kalau saja Jiro itu perempuan pasti Yuga itu akan menjadi kekasihnya. Lihat cara Yuga menatap Jiro" ucap Akira dan diangguki mereka semua.

Legenda dunia GuardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang