Chapter 8

492 38 2
                                    

"Hooammmm..... Jam berapa ni?" Seorang pemuda baru bangun dari tidur nyenyaknya ia merasa terganggu karena pancaran sang surya yang menembus cela-cela gordennya sehingga menerpa wajah mulus nan putihnya.

"Masih jam 5 kurang." ucapnya sambil melihat jam dinding.

Lalu ia tertidur kembali,menatap langit - langit kamarnya yang berwarna putih susu. Ingatannya tertuju pada waktu kemarin dimana ia menjenguk Kakak Iparnya .

Eh?

Kok?

Kakak ipar?

Waktu itu keadaan Dayat masih lemas tapi bisa - bisanya ia menggoda mereka berdua sehingga pipi keduanya merah merona.
satu orang  yang mampu membuatnya deg - deg an seketika adalah SAFA.

"Kok jadi mikirin dia si?" ucapnya keheranan sendiri.

"Ahh udah lah mending gue mandi aja."

Setelah mandi ia berjalan menuruni tangga dan keadaan rumah masih sepi. Ya iya lah toh ini masi jam setengah 6. Pasti kakaknya sedang tidur.

Lalu dengan sengaja ia menghampiri kamar kakaknya yang tepat bersebelahan dengan kamarnya dibukanya pintu berwarna coklat dengan  tulisan graviti bertuliskan "Aden".
Terlihat kakaknya yang meringkuk seperi bayi dengan guling yang sudah jatuh dari tempatnya.

"Gue kerjain ah."

Perlahan - lahan Alden mendekat bermaksud untuk mengageti kakaknya.

Satu.


Dua.


Ti--

"WAAAAA,, MAU NGAPAIN LO."

"ANJINGG KAGETT GUA."

ternyata Alden gagal membuat kakaknya kaget. Nyatanya dia sendiri yang kaget,Aden tiba - tiba bangkit dan berteriak keras.

"Hahaha ..... Mau ngapa lo?,ngagetin gua, ga mempan."

"Anjingg songong amat." batin Alden.

"Hahaha seharusnya gue foto muka lu yang kayak pantat kuda tadi, wuahahauahah" Aden tertawa sangat keras dan tidak sengaja Alden melihat tisue di meja belajar Aden lalu mengambilnya dengan cara kasar dan diremaanya lalu ia masukkan kedalam mulut Aden yang terbuka lebar.

"Uhuk... Uhukk bangsat. SINI LO WOYY" teriak Aden kesal sedangkan Alden sudah lari terbirit-birit.

👟👟👟👟

"Cabut kuy." ucap Gio

Kini mereka semua berada  dikantin yang terlihat sepi hanya ada lima empat siswa yang makan mungkin belum sarapan jadinya mereka semua makan dikantin.
Lah ngapain ngomongin siswa yanh belum makan -_- .

"gue sih ayo - ayo aja" sahut Aden dengan pandangan tetap ke ponsel.

"Gue juga."

"Saya juga."

"Tapi kan ada Pak Joko gimana dong?" tanya Rio.

Pak joko adalah satpam sekolah yang badannya seperti tahu bulat. Dengan perut gendut seperti galon dan kumisnya yang selalu berkedut membuat semua orang yang melihatnya inigin mencukur kumisnya.

"Haduhh itu mahh gampang, serahin semua ke gue." ucap Gio dengan percaya diri.

"Lah tapi kan kita bawa moto Gi masa motornya mau ditinggal?"
Tanya Aden.

"Udah diem aja gue udah punya ide."

"Eh Cabut yuk,gue lagi males apalagi nanti waktu nya bu Beti" ucap Alden semangat.

Semua menatap Alden sedatar - datarnya.

"Kok kayak tai ya"

"Allahuakbar,astagfirullah,lalillahailaaha,"

"Kok ngeselin ya?"

Mungkin otak Alden sudah tertinggal dirumahnya :v .

⌚⌚⌚⌚

Mereka semua berhasil menaiki mobil Gio dengan cara mengendap - endap berjalan memasuki area parkiran. Lalu mereka semua merencanakan apa yang harus ia lakukan agar bisa membolos, lalu Gio memberikan ide agar Alden berpura - pura sakit , Alden hendak protes tapi melihat temannya yang melotot , dengan pasrah ia menerima.

"Setelah Pak Joko bukain pintunya trus lo semua jalanin motor lo dengan cepat lalu gue akan menyusul."

"Oke."

Setelah menyelesaikan setrategi. Gio kini sedang menghampiri Pak Joko.

"Pak bukain gerbangnya Pak saya mau keluar." ucap Gio.

"Enak aja gak mau nanti saya dimarahin sama bu Winda gimana." ucap Pak Joko khas logat jawa.

"Itu Pak Alden sakit,Pak ini gawat." ucap Gio pura - pura panik sambil menunjuk Alden yang pura - pura kesakitan sambil memegang perutnya.

"Aduhh Pak kesian ini anak orang udah kelamaan lagian saya udah ijin sama Bu Winda." lanjut Gio.

"Argh.."

"Eh iya iya cepetan bawa kerumah sakit." ucap Pak Joko yang ikut panik setelah mendengar ringisan Alden,lalu dengan cepat ia membukakan pagarnya.

"SEKARANG WOYYY" teriak Gio

Brum brum brum

Mereka semua keluar dati gerbang dengan lancar lalu Mobil Gio keluar dengan sangat cepat.

"Walahh dalahh saya dibohongi...
Woyy bocah - bocah kembali kamu." teriak Pak Joko yang mungkin tidak didengar oleh meraka.

*******

"Woy Saf tungguin gue elahhh"

"Habisan lo lama sih"

"Lah tadikan gua nyalin Saf"

"Iya deh ayo cepat, gue uda laper ni"

"Iya-iya"

Safa dan Manda kini berada dikantin untuk mengisi perutnya yang terasa lapar.

"Lo pesen apa?"

"Samain aja kayak lo"

Manda berjalan ke arah somay yang terlihat ramai. 8 menit Safa menunggu akhirnya datang dengan membaemwa dua piring somay dan es jeruk.

"Nih."

"Makasih Man"

"Iye sama-sama"

"Eh ngomong - ngomong kok gue gak liat kembar DKK yahh" ucap Manda sambil melihat sekelilingnya.

"Ywa mwnwa u" ucap Safa tak jelas karena ia berbica sambil mengunyah.

"Telan dulu aelahh"

Setelah Safa menelan bulat-bulat makanannya ia mengukangi katanya "mana gua tau"

"Lah biasanya kan lo sama sikembar"

"Yee dikira gua emaknya"

"Ehehe"

"Emang kenapa? Lo kangen kak Vano yahh."

"Ap-apaan sih l-lo?"

"Cie Manda"

"Diem lo"

"Ciee kangen kak Vano"

"Diem ah"

"Gue bilangin ah"

"GUEE GAMPAR JUGA LOO"

**********

MAAF banget authornya minggu lalu lagi sibuk Ukk jadi gabisa ngetik.... Maaf kalo pendekkk yaahhh.

Daahhh💕💕💕💕🙋🙋🙋

Bad TwinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang