Chapter 1 - Boy Meets Friend

14.9K 1.1K 118
                                    

"Angin akan selalu berhembus, lautan akan terus berombak sampai bumi pun tetap akan sampai pada akhirnya. Begitupun dengan kita. Bukan suatu hal yang begitu fana untuk terus mempertahankan ikatan takdir."

.

.

Jeon Jungkook menunduk takut, tidak berani menatap ke arah depan. Ke arah seorang laki-laki berambut hitam yang tengah berdiri di hadapannya sambil melipat kedua tangan di depan dada. Sungguh Jungkook tidak bermaksud untuk melanggar aturan. Hanya saja, kebetulan ia bangun terlambat pagi ini. Di hari pertama ia masuk di sekolah barunya dan ia terlambat. Lebih sialnya lagi, ia langsung dihadapi oleh seorang ketua komite kedisiplinan yang paling agung, Min Yoongi.

"Jadi, kenapa kau bisa terlambat? Apa kau tidak tau peraturan yang ada di sini? Lebih dari 07.30 itu sudah berarti terlambat, sekalipun itu hanya satu menit."

Jungkook semakin menunduk dalam dan lebih tertarik untuk menatap ujung sepatunya. Sungguh ia hanya telat satu menit untuk memasuki pintu gerbang, bahkan sekarang saja baru jam 07.35 pagi.

"Hei. Angkat kepalamu."

"I-iya, maaf Sunbaenim. Tadi saya telat bangun, jadi terlambat."

Alasan klise, pikir Yoongi.

"Namamu?"

"Jeon Jungkook."

"Kau siswa pindahan, ya? Yang didaftarkan dua hari yang lalu?"

"Iya, Sunbaenim."

"Baiklah. Berdasarkan hukum yang berlaku di sekolah ini, untuk hari ini kesalahanmu kutoleransi. Kau dari Busan, 'kan? Jam sekolah di sana dan di sini berbeda. Kalau di Busan datang jam 07.30 kau tidak terlambat, maka berbeda lagi dengan di sini. Ingat itu baik-baik."

"I-iya, Sunbaenim. Terimakasih, akan selalu kuingat."

Jungkook membungkukkan punggungnya, begitu menghormati sosok Min Yoongi yang berdiri di hadapannya.

"Dan berhenti memanggil Sunbaenim. Cukup Sunbae saja."

"Ah, baiklah Sun-"

"Min Yoongi."

"Yoongi-sunbae."

Min Yoongi pun melepaskan sosok Jeon Jungkook dari hadapannya, menoleransi kesalahan Jungkook untuk satu hari ini saja. Setelah itu pula, Jungkook begitu bersyukur atas terciptanya kalimat dan aturan bernama 'Toleransi' yang telah menyelamatkan dirinya di hari pertama ia bersekolah. Jungkook menarik nafas begitu lega, kakinya melangkah menuju pintu masuk gedung kelas.

Perlu diketahui untuk satu gedung bertingkat tiga mampu memuat 30 kelas yang terdiri dari kelas 10 di lantai pertama, kelas 11 di lantai kedua dan kelas 12 di lantai ketiga. Satu gedung besar lain di sisi kanan gedung kelas memuat ruang kepala sekolah, kantor guru, uks dan ruangan khusus organisasi-organisasi serta eskul sekolah. Satu gedung besar di sisi kiri gedung kelas memuat auditorium yang bisa dijadikan ruangan indoor untuk berolahraga. Ada tiga lapangan yaitu lapangan basket, sepakbola dan lapangan multifungsi. Semua hal itu sudah cukup membuat Jungkook menjadi begitu bersemangat untuk menginjakkan kaki di sekolah barunya yang begitu besar.

Jungkook menghentikan langkah kakinya di bawah sebuah pohon besar di sisi kirinya. Berpikir sebentar, kira-kira ia harus ke kelas dulu atau ke ruang guru saja? Mengikuti guru yang akan mengajar di kelasnya agar ia tidak perlu buang-buang energi untuk berkeliling mencari kelasnya. Ah benar juga harus ia---

KRAUK!

Jungkook terdiam, suara apa itu barusan? Angin? Jungkook memperhatikan sekelilingnya.

Boys Meets What : You Never Walk AloneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang