Chapter 25 - Nam Kyuman

3.4K 566 10
                                    

"Kau bodoh, Taehyung! Aku benar-benar marah padamu sekarang."

"Tenanglah, Yoongi-sunbae."

Taehyung menunduk ketika Yoongi bereaksi begitu keras padanya, bagaimana tidak, Jungkook yang baru saja keluar dari ruang perawatan dengan perban di sana-sini membuat Yoongi kesal setengah mati pada sosok laki-laki berambut coklat di hadapannya ini. Hansol harus mati-matian menahan sang sunbae agar tidak lepas kendali dan menghajar orang di rumah sakit.

Jungkook yang memang masih dalam kondisi yang buruk, tidak bisa melakukan apa-apa selain tidur di atas ranjang rumah sakit. Sekujur tubuhnya mendadak mati rasa, apalagi daerah sekitar perutnya yang terasa begitu menyakitkan. Jungkook bersyukur karena ia tidak perlu sampai masuk ruang gawat darurat, hanya saja ia perlu dirawat selama beberapa hari karena perut dan kepalanya terluka serta luka dalam yang harus ia terima.

"Hyung, sudah."

"Apanya, Kook? Kenapa kau terus-menerus membela kakakmu yang bodoh ini."

"Tae-hyung tidak bodoh, Hyung. Aku yang bodoh." Jungkook menimpali dengan suara lemah sembari menahan rasa sakit yang mendadak menyerang kembali.

"Cih." Yoongi menyerah, ia tau ini bukan situasi yang bagus untuk berdebat. Maka, ia mendudukkan diri tepat di atas kursi rumah sakit yang berada di sebelah kanan Jungkook. "Bagaimana bisa kau seperti ini, Jungkook? Astaga adikku, kau membuatku hampir mati saat Hansol mengabariku tadi," ucapnya khawatir.

"Aku tidak tau, Hyung. Aku hanya tidak sengaja menabrak mereka, tapi reaksi mereka ternyata lebih buas dari yang kuperkirakan."

"Kau bisa bercerita?"

Jungkook mendadak bungkam ketika ia rasa udara di paru-parunya terasa begitu sedikit. Lantas ia menggelengkan kepalanya begitu merasakan nyeri di perutnya semakin menjadi-jadi saja. Sampai akhirnya, Yoongi menghela napas pelan, mencoba bersabar.

Ini benar-benar keterlaluan, siapapun orang itu mereka benar-benar cari masalah denganku, batin Yoongi meracau. Emosinya sampai di ubun-ubun ketika membayangkan seberapa keras orang-orang itu menyakiti Jungkook sampai si adik harus tinggal di rumah sakit.

Taehyung yang masih tidak tau apa-apa, bergerak mendudukkan diri di kursi lain yang terletak sedikit lebih jauh dari posisi Yoongi. Rasa penasaran menghampiri dirinya. Namun, ia tau, ini bukan situasi yang tepat pula untuk bertanya.

Pada akhirnya suasana berubah menjadi hening, tidak ada yang membuka pembicaraan ketika si adik Jungkook menutup kedua matanya, mencoba untuk tidur.

Hansol, sosok yang membawa Jungkook ke rumah sakit serta mengabari Yoongi, akhirnya berani membuka mulutnya. Setelah dirasanya Jungkook sudah benar-benar tertidur.

"Sunbae, aku tau bisa menceritakannya," ucap Hansol dengan nada kecil, sukses membuat Yoongi menoleh dan beralih duduk mendekati dirinya, begitupun dengan Taehyung.

"Aku tau kronologinya."

.

.

Aku benar-benar tidak bisa tenang ketika kulihat tubuh Jungkook menghilang di tikungan tempat gang sempit yang ia sebut jalan pintas itu berada. Ini serius, dua orang aneh itu benar-benar mengikuti Jungkook dan kenapa Jungkook tidak menyadarinya, astaga. Jadilah aku melangkahkan kaki, membuang niat untuk pulang karena rasa khawatirku lebih tinggi. Aku berniat menelpon polisi, tapi pikiranku berputar lebih keras lagi. Bagaimana kalau seandainya mereka hanya orang baik yang ada keperluan dengan Jungkook? Aku tidak ingin dipenjara hanya karena salah lapor.

Aku mendadak merinding ketika kulihat gang sempit itu terasa begitu gelap. Like, what the hell, ini bahkan bukan tempat yang aman untuk dijadikan jalan pintas. Kakiku melangkah pelan-pelan ketika kurasa gang itu terasa semakin gelap saat kakiku melangkah lebih jauh. Aku menyalakan ponselku. Ah, baterainya tinggal sepuluh persen, bukan saat yang tepat untuk menyalakan senter. Tak lama kemudian, muncul sedikit cahaya di ujung jalan. Seperti yang ada di film-film, itu pasti ujung jalan. Pada akhirnya, diriku sampai di ujung jalan. Namun, jalanan tersebut malah terbagi menjadi dua dan itu membingungkan otakku, Jungkook jalan ke arah mana ya?

Boys Meets What : You Never Walk AloneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang