Waktu terus berjalan. Tiada kata henti tiada kata kembali.
Anak kelas 12 sudah menyelesaikan ujian akhir mereka. Kini, mereka telah menikmati masa liburan mereka selagi menunggu hasil ujian serta upacara kelulusan mereka. Gantian dengan anak kelas 10 dan kelas 11 yang menempuh ujian kenaikan kelas. Semua berjalan dengan baik-baik saja dan tidak ada hambatan. Paling hanya Jimin yang mendadak lupa materi dan Taehyung yang ketahuan melamun selama 25 menit saat jam pengerjaan soal. Jungkook yang berambisi menjadi juara seperti Yoongi pun mampu mengisi soal dengan baik dan tenang.
Selagi masa liburan, Yoongi, Seokjin dan Namjoon sama sekali tidak berminat untuk pulang dari asrama. Selama adik-adik mereka ada di sini, mereka akan tetap di sini. Lagipula mereka tidak akan mengganggu malah akan membantu.
Yoongi juga lebih sering menghabiskan waktunya dengan tidur setelah diceramahi oleh si adik kecil, Jungkook. Namjoon dan Seokjin kadang menemani, sekalipun yang ditemani jatuh tertidur sampai sore hari. Mereka hanya menemani, agar Yoongi bisa merasa lebih baik ketika mimpi buruknya datang menghampiri.
Akhir-akhir ini, bukan hanya Yoongi yang sering mimpi buruk, Seokjin dan Jungkook juga ikut mengalaminya. Kalau Yoongi mungkin karena tekanan kelulusannya sementara Seokjin dan Jungkook tidak jelas alasannya. Karena mimpi mereka terbilang aneh.
Saat itu, Seokjin sudah selesai membaca habis buku fiksi bersampul sayap hitam dengan judul 'WINGS' yang ia pinjam dari Yoongi. Ia pun berencana pergi mengembalikan buku itu saat itu juga mumpung masih sore. Jadilah ia pergi ke kamar nomor 197 dan yang ia temui hanyalah Jungkook dengan sekotak susu di tangannya.
"Kemana Yoongi, Jungkook-ah?"
"Ia sedang membeli obat, Hyung."
Seokjin menyadari sesuatu. Yoongi pasti sedang membeli obat sakit kepala, batin Seokjin menebak-nebak.
"Apa ia sering bangun malam lagi?"
"Iya, Hyung. Kadang sampai berkeringat, nafasnya suka terengah-engah. Apa Yoongi-hyung tidak apa-apa, Seokjin-hyung?"
Seokjin tersenyum manis, mencoba menenangkan suasana hati si adik kecil yang tengah khawatir dengan kakak tersayangnya.
"Tidak apa-apa, Kook. Kau cukup hadir di sebelahnya saja, ia akan lebih baik. Itu hanya tekanan sebelum kelulusan kok. Semua orang pasti pernah mengalaminya."
Jungkook pun mengangguk mengerti. Setelah itu Seokjin pun pamit dari kamar dan berjalan pulang. Tidak ada apa-apa setelah itu, semuanya berjalan normal.
Tapi ingat, tidak selamanya roda kehidupan selalu berada di atas. Ada saatnya langit yang selalu cerah diselimuti oleh awan hitam.
Malamnya, Seokjin mimpi buruk. Mimpi buruknya yang pertama selama 3 tahun tinggal di asrama. Seokjin bangun dengan tatapan yang tidak percaya, napasnya mendadak sesak dan sulit untuk bernapas, tubuhnya juga berkeringat banyak. Seokjin bahkan tidak yakin dengan mimpinya. Tidak masuk akal.
Matanya bergerak mencari jam dinding, didapatinya jam sudah menunjukkan waktu jam 2 dini hari. Sudah 4 jam ia tertidur dan semua penghuni kamar pun sudah tertidur pulas. Seokjin jadi tidak tenang, dipijatnya pelan pelipisnya. Memikirkan kembali apa maksud dari mimpi yang baru saja ia alami.
"Museum seni, patung seorang ibu dengan anaknya yang tidur di pelukannya, ruangan putih, sebuah kolam air hitam. Makhluk bersayap hitam dan jiwaku terasa ditarik. Semuanya begitu nyata. Ada apa ini? Selain itu siapa siluet putih yang berusaha menarikku itu?"
Seokjin pusing, sama sekali tidak berminat memikirkan mimpinya lebih jauh lagi. Ia pun bergerak menaikkan selimutnya yang sempat jatuh dan menyelimuti dirinya kembali. Masa bodoh, ia akan menceritakannya pada Namjoon besok. Baru saja Seokjin hendak menutup mata, ponselnya bergetar.
![](https://img.wattpad.com/cover/109658764-288-k850724.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Boys Meets What : You Never Walk Alone
Fanfic[BTS Fanfiction : 1 of 2] Mereka dipertemukan oleh takdir yang semula terpisah kini menjadi satu kesatuan utuh. Relasi yang terbangun akhirnya sampai pada kisah gelap dalam hati hingga mereka dipaksa berusaha untuk saling memahami dan membangun pond...