Langit diselimuti oleh gelapnya malam ketika matahari beralih dan bertukar posisi dengan sang bulan. Awan mendung pertanda akan hujan pun ikut menggantung di kelamnya langit malam. Menutupi sinar remang-remangnya sang bulan. Membuat malam berubah menjadi semakin gelap dari biasanya. Namun, suasana itu sama sekali tidak sanggup mematikan ramainya Kota Seoul. Semua orang sibuk dengan kegiatan masing-masing, sekalipun dengan Kim Taehyung. Yang memutuskan pergi ke sebuah minimarket ketika perutnya mengerang kelaparan tepat sesaat setelah ia mengeluarkan isi hatinya di hadapan Yoongi.
Taehyung menghela napas pelan sembari mendorong troli mini di depannya. Tidak, ia tidak membawa troli itu. Melainkan ada dua anak kembar yang tengah memilih makanan dan meletakkan troli mereka di tengah jalan. Taehyung hanya tersenyum ketika didapati salah seorang dari si kembar itu meminta maaf padanya. Sesaat, sosok anak kembar itu mengingatkannya kepada dirinya yang dulu. Kecil dan masih polos dengan Jimin yang ada di sisinya.
Taehyung tersentak dari lamunannya, ketika dilihatnya sebuah rak makanan dengan bubur instan yang biasa dimakan Jungkook. "Ah, Jungkook suka bubur." Ia pun mengamit benda itu sebungkus. "Yoongi-hyung juga suka, tapi ia lebih suka ramyun. Apa di rumah sakit boleh makan ramyun?"
Taehyung mengernyitkan kening, kemudian berkeliling lagi mencari makanan. "Ah aku bingung," keluhnya pelan.
Drrt! Drrt! Drrt!
Taehyung berhenti sebentar, tatapannya berubah ketika ia merasakan ponselnya bergetar. Untuk kesekian kalinya, ia kembali merasa kesal dengan benda persegi itu.
"Oke, tolong berhenti bergetar."
Taehyung mengeluarkan ponselnya. Nomor asing lagi, sudah kesekian kalinya nomor tersebut menghubunginya. Terakhir kali ia mengangkatnya, yang didapatnya hanyalah sebuah telpon promosi yang mengatakan bahwa ia memenangkan ratusan juta rupiah atas sebuah undian. Sebelum di beritahu pun, Taehyung sudah tau kalau itu pesan penipuan.
Ya, tentu, sejak kapan ia bernapsu untuk ikut undian-undian berhadiah uang?
Lantas Taehyung mengangkatnya, ingin memberi peringatan agar berhenti menelponnya. Namun, sebuah suara yang terdengar di seberang sana, membuatnya terdiam.
"Taehyung-ah. Apa kabar, sayang?"
Itu suara ayahnya. Lagi.
"Apa maumu?" Taehyung membalas dengan suara yang rendah. Ah, lagi. Ia kembali harus berurusan dengan sang ayah, yang dengan mendengar suaranya saja sudah cukup membuat Taehyung kesal.
"Temui aku sekarang. Aku menunggumu," balas sang Ayah dengan nada suara yang dimain-mainkan.
Taehyung mendecih. "Untuk apa?" tanyanya, walaupun ia sudah tau, jawaban seperti apa yang akan ia dengar.
Hening sebentar dan Taehyung mulai mengumpulkan niat untuk memutuskan panggilan itu. Namun, jawaban tak terduga, kembali membuat rahangnya mengeras.
"Mau tau siapa yang memukuli Jungkook?"
Tangan Taehyung mendadak terkepal erat. "Jadi kau..." Suaranya mengambang, mati-matian ia menahan ratusan sumpah serapah yang tersaji dalam kepalanya.
Ada kekehan dari seberang sana. "Cukup ikuti instruksiku dan kau akan mendapatkan apa yang kau mau."
"Cih. Di mana kau sekarang?"
Dan Taehyung tidak tau setan apa yang merasuki dirinya sehingga mampu membuatnya untuk tidak berpikir jernih lagi di saat emosi membutakan dirinya.
.
.
Namjoon melaju kencang dengan mobilnya. Tatapannya jatuh lurus ke depan dengan aura yang sama sekali tidak memperlihatkan ketenangan sedikit pun. Ia benar-benar tidak bisa tenang sekarang, ada banyak hal yang berputar-putar di dalam kepalanya. Menimbulkan sensasi kesal yang membuatnya ingin menginjak pedal gas mobilnya kuat-kuat.
![](https://img.wattpad.com/cover/109658764-288-k850724.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Boys Meets What : You Never Walk Alone
Fanfiction[BTS Fanfiction : 1 of 2] Mereka dipertemukan oleh takdir yang semula terpisah kini menjadi satu kesatuan utuh. Relasi yang terbangun akhirnya sampai pada kisah gelap dalam hati hingga mereka dipaksa berusaha untuk saling memahami dan membangun pond...