Chapter 30 - Kim Taehyung

3.6K 574 37
                                    

"Dua menit lagi jam dua belas malam, apa kami benar-benar sebodoh ini?"

Namjoon meraung frustasi kala dirinya tak kunjung mendapatkan keberadaan sang adik. Perasaan panik sekaligus ingin mengamuk bersatu menjadi satu. Ia benar-benar emosi mengingat sebodoh inikah dirinya? Padahal hanya mencari, kenapa dua jam saja tidak cukup. Maka, ia berhenti ketika lelah menyapa diri. Suasana sekitarnya benar-benar sepi saat itu. Kakinya berhenti tepat di depan gang sempit kaya akan kegelapan di sisi kirinya. Sedikit takut, tapi ia cukup berani untuk menoleh. Gelap sekali, cahaya remang-remang sang bulan yang menembus melewati gelapnya mendung sama sekali belum mampu menerangi gang sempit itu.

"Apa dia lewat sini?"

Spontan ia bergerak menyalakan senter dari ponselnya dan dengan gerakan yang mengandalkan naluri, ia berjalan ke sana. Pikirannya seakan berteriak bahwa ada sesuatu di dalam sana. Dan ketika kedua kakinya menempuh lebih jauh, nalurinya berteriak bahwa Taehyung ada di sana. Maka, ia membawa kakinya untuk berlari sekencang mungkin ketika dilihatnya ada potongan besi tergeletak tak berdaya di sana. Ia semakin yakin bahwa Taehyung ada di sana. Seakan ada sinyal bagai Gege No Kitaro di kepalanya. Maka ia berhenti, ketika dilihatnya ada banyak bekas-bekas perkelahian yang ia lihat serta mantel hitam yang ia kenal betul siapa pemiliknya. Matanya bergerak mengamati manakala dirinya mendapati sesosok manusia yang tergeletak tak berdaya tepat di samping tumpukan botol kaca yang tinggi. Perlahan Namjoon bergerak mendekat sembari berharap bahwa itu bukan sosok yang ia cari. Gelapnya malam membuatnya tidak berani menyenter langsung ke arah sosok itu.

Dan ia berhenti, ketika petir dan guntur menyapa. Namjoon terdiam tak berkutik, manakala dilihatnya sosok berdarah-darah itu bersandar tak berdaya dengan kepala tertunduk. Ada pisau lipat di bawah kaki Namjoon dengan pecahan kaca penuh darah berada beberapa meter dari tubuhnya. Namjoon tak sanggup bergerak manakala ia tau bahwa sosok itu bukanlah sosok yang diharapkannya, ada sedikit rasa lega di dalam lubuk hatinya. Namun ia terguncang, ketika menyadari bahwa pemandangan menyeramkan itu bisa saja nyata perbuatan sang adik.

Maka dengan perlahan ia mengangkat ponselnya, menghubungi Min Yoongi dengan sisa energi yang masih ia punya. Bagai menguap, seluruh energinya habis hanya karena melihat suramnya tempat yang baru saja ia pijaki.

"Namjoon? Kau di mana?"

"Yoongi-ah..."

"Ya? Kau di mana sekarang?"

"Apa aku salah, kalau mengira Taehyung telah bertindak di luar batas?"

.

.

Suasana ramai kala itu. Tempat sempit yang erat akan kegelapannya itu berubah menjadi terang akan cahaya. Bunyi sirine yang perlahan mulai mengecil ikut meramaikan. Beberapa petugas terlihat mondar-mandir mencari bukti, sementara yang lain sibuk mengangkut sosok manusia untuk dibaringkan di atas ranjang rumah sakit. Ambulans dan mobil polisi menunggu di luar, kala petugas beraksi setelah mendapat panggilan dari saksi.

Namjoon dan Yoongi duduk di sana, diinterogasi habis-habisan oleh dua orang petugas yang menyatakan diri sebagai penyidik. Mereka melapor, beberapa menit setelah kedatangan Yoongi dan Hansol menuju tempat itu. Sama sekali tidak menyangka bahwa ada kejadian seperti ini dalam pencarian mereka. Hingga sekarang sosok yang mereka cari malah menghilang tanpa ada penampakan diri. Hilang begitu saja bagai ditelan bumi. Maka, Hansol dengan sigap berkeliling bersama petugas polisi, berharap ada keajaiban sedikit demi keberadaan orang yang mereka cari.

Yoongi mendudukkan diri di atas kotak-kotak kayu yang tergeletak di beberapa sisi. Menghela napas berat karena merasa begitu terbebani. Namjoon ikut duduk di sana sembari memperhatikan petugas yang pergi meninggalkan mereka setelah puas menginterogasi.

Boys Meets What : You Never Walk AloneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang