Tebak apa yang sedang terjadi sekarang.
Nada yang menjabat sebagai sekretaris OSIS, menjadi bahan rebutan kali ini. Nada akui, Rafa sedikit egois untuk kali ini.
"Nada, pulang sama gue sekarang." Rafa menekankan setiap katanya.
"Tapi OSIS butuh Nada, Raf. Jangan egois dong." protes Bintang.
"Tapi gue udah punya janji duluan sama Nada. Lo semua kan baru ngasih tau dia kalo ada rapat pulang sekolah tadi." Rafa tak mau kalah.
"Lo tunggu di depan aja, ya, Raf. Kita pergi habis rapat selese, ya." bujuk Nada.
"Gue di sini aja kalo lo mau rapat, Nad."
Sifat keras kepala Rafa memang seperti ini. Tak bisa dibantah. Apalagi masalah janji.
"Tapi ini rapat OSIS, Raf. Yang bukan OSIS ga bisa ikut. Dengan sangat terpaksan gue ngusir lo, Raf." kini sang Ketua OSIS bersuara, Gilang.
"Gue tetep di sini atau lo ikut pergi?" tanya Rafa memeberi pilihan kepada gadis di sampingnya.
"Nanti gue kirim apa aja yang harus ada di proposal, nanti bahannya lo kirim aja ke email gue. Nanti gue yang bikin proposalnya." putus Nada.
"Ayo, pergi." giliran Nada yang menarik Rafa keluar dari ruang OSIS.
"Lo marah, ya?" tanya Rafa.
"Udah biasa lah gue ngadepin lo 'yang lagi egois'."
"Lagian kita cuma mau pulang bareng, Raf. Lebay amat dah sampe segitunya." lanjut Nada.
"Mau es krim?" tanya Rafa.
Nada mengangguk, "Boleh."
"Kita ke tempat Mbak Adin, dulu, yuk. Udah lama gue ga main sama Hana-Hazmi." ajak Rafa.
Hana-Hazmi, si kembar, keponakan Rafa yang tak pernah Nada sesali pernah bertemu dengan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Untitled Memories
Short Story[COMPLETED] Semesta punya rencana. Begitu pula Nada yang memiliki puluhan cara untuk menghabiskan waktu-waktu untuk menorehkan memori menyakitkan di otaknya. Jika ia selalu berusaha membuat Nada tersenyum dengan caranya, Nada ingin waktu berhenti. ...