22 ( End )

1.8K 47 0
                                    

Celly menatap tajam ke arah Jo yang memalingkan muka, melepas pelukannya dan...

"Jika ini yang kamu mau Jo..." Celly menarik nafas panjang dan memegang pergelangan tangan Jo yang memegang pedang, "Maka lebih baik kamu membunuh aku.."

"Cel.. jangan bercanda kamu nak..." teriak Mary –ibu Celly- dengan pandangan ketakutan, membayangkan anak satu-satunya mati di hadapannya karena semua ini rasanya tidak boleh...

"Lalu apa yang harus aku lakukan? Diam seperti orang bodoh lagi? Rose dia selama ini selalu melindungi aku.. di saat kalian lebih terhasut dengan ucapan makhluk menjijikan itu, Rose selalu memberikan ucapan dan... mungkin jika Ayah dan ibu Rose yang asli ada, kalian semua yang akan mati saat ini bukan Rose!" teriak Celly dengan nafas yang memburu, lengannya mengusap sebuah peluh di wajah Rose (?)

"Rose aku tau kamu belum mati... tolong... tolong buka matamu..." lirih Celly yang mengguncang tubuh Rose dengan pelan.

Tanpa mereka sadari pasukan David sudah bersiap di tempat mereka akan menyerang, semua aba-aba sudah akan di berikan sebelum sebuah cahaya membuat mereka memilih mundur teNiar.

"Kak.. itu.. itu cahaya apa? Marta rasa itu bukan cahaya dari pasukan peri, itu.. itu cahaya yang sangat terang kak," ucap Marta yang di angguki oleh David dalam diam.

"itu cahaya Nia dan Thomas... " ucap David pelan sambil mengelus rambut Marta yang terurai dan....

"Dimana Rose..." teriak seorang wanita paruh baya dengan luka di sekujur tubuhnya, lengannya menggenggam lengan laki-laki paruh baya yang kondisinya tak jauh berbeda darinya.

"Rose.. Rose ada bersama mereka, Rose bilang ini adalah urusannya dan.. kami tidak di izinkan untuk mengikutinya Luna..." ucap David dengan menunduk hormat,

"Dasar anak bandel, sudah aku katakan untuk menunggu.." ucap wanita paruh baya yang sudah memijit pangkal hidungnya dan sesaat...

"Kalian semua... serang mereka dan bawa Rose padaku.." ucap Sang Thomas yang di angguki oleh mereka.

"David.. bawa Rose pada kami dan tolong bawa Celly juga," sang Nia mengusap pelan lengan David dan memberikan senyuman yang entah mengapa itu seperti sebuah mantra... mantra yang hanya Nia dan anaknya yang tahu, senyum dengan lengan yang memegang kawan untuk menjadikan kuat (Tau kok emang gak ada mantra yang kayak gitu, tapi biar keren aja deh.. )

"Baik.." tanpa menunggu waktu lagi David sudah bergegas pergi dengan seringai tajam, tak ada yang tahu bahwa david memiliki dua Serigala dengan tingkat keganasan yang sangat besar, hanya dia dan Rose yang tau bahwa dua serigala itu sulit untuk di kendalikan.

"Mengapa mereka kemari Mar.." teriak Jo dengan pandangan kebingunan dan tanpa ingin membuang waktu jari Jo sudah mengarah ke arah mereka, tanpa peduli bahwa pasukannya berkurang...

*Sebelum perang

Rose menatap ke arah cermin dengan pandangan yang bingung, apa yang harus ia lakukan sekarang? Diam saja? Oh ayolah itu bukan Rose sama sekali, pandangan jatuh ke salah satu surat yang tergeletak begitu saja di depan sebuah pintu kamar Rose.

"Surat?" beo Rose yang sudah membuka srat tersebut, bau amis dan tumbuhan bercampur menjadi satu saat Rose membuka surat tersebut.

Rose.. anak kami,jangan khawatir tentang pertempuran tersebut. Kami telah bebas dari kurungan mereka, ini berkat bantuan Celly adik angkatmu. Tolong jangan membencinya Rose, bagaimana pun dia telah berjasa untuk kamu dan juga kami. Sekarang Burung Phy akan datang dengan tak tik yang telah kami susun. Jaga burung itu dan jangan melakukan hal di luar rencana kami Rose, nyawamu yang menjadi taruhannya.

Rose'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang