34. Surat untuk Ardit

74 6 0
                                    

Tuhan jangan biarkan dia pergi karena aku yang akan selalu disisinya untuk menemaninya.
-Tania Andara Alison-

🐤🐤🐤

Ardit sedang berada di toko perhiasan disalah satu mall di Jakarta.

Dia ingin sekali membeli kan sesuatu yang berharga untuk Tania agar Tania bisa selalu mengingatnya.

Setelah memilih dan bernegosiasi dengan pemilik toko akhirnya Ardit mendapatkan barang yang ia mau untuk Tania.

Sebuah kalung perak berliontin membentuk bungan berwarna biru seperti warna kesukaan Tania.

Ardit sangat senang melihat kalung itu sudah dipastikan Tania pasti juga menyukainya.

Setelah selesai Ardit langsung menuju parkiran untuk pulang kerumahnya.

Diperjalanan tidak hentinya ia tersenyum karena tidak sabar ingin memberikannya pada gadisnya.

Dia ingin segera melihat ekspresi Tania saat terkejut pasti sangat menggemaskan.

Jalanan memang sedikit lengah karena hanya sedikit yang melintas mungkin juga karena habis hujan jalanan menjadi licin jadi banyak yang mengurungkan niat untuk pergi.

Tiba-tiba saja di perjalanan motor Ardit mandet dan benar saja motornya langsung berhenti ditengah jalan beruntung jalanan sepi.

"Ya kan ya kan elah ngapa sih nih motor" ucap Ardit.

Dia mengecek bensin nya dan benar saja bensinnya habis. "Perasaan gue udah ngisi bensin siapa yang yang nyedot bensin gue nih ah elah dorong dah gue"

Ardit akan mendorong motor nya sedikit kepinggir tapi langkahnya terhenti saat dia mendengar suara seperti tertabrak.

Brukkk...

Dia melihat kebelakang benar saja ada wanita bergeletak yang ada dipinggir jalan sepertinya wanita itu terpental.

Mobil yang menabrak nya pun kabur membuat Ardit kesal dan ingin mengejarnya tapi gagal karena mobil itu melaju sangat kencang.

Ardit masih memegangi motornya tapi matanya masih tertuju pada orang yang tertabrak yang sudah dikerumuhi oleh orang-orang yang akan menolong nya

Ardit memasang standar pada motornya dan menuju kearah si korban tabrak lari tersebut.

Entah kenapa setiap kakinya akan melangkah kesana perasaannya jadi tidak enak bahkan semakin tidak enak saat dia akan selangkah lagi untuk melihat korban.

Disekujur tubuhnya darah mengalir dan kepalanya yang sudah bocor karena terjatuh cukup jauh.

Hati Ardit semakin tidak enak dia lalu melihat wajah gadis itu. Bola mata Ardit langsung membesar.

Dirinya tidak percaya bahwa yang menjadi korban tabrak lari adalah kekasihnya sendiri. Tania.

"Taniaaa" ucap Ardit lalu menghampiri dan memopang tubuh mungil Tania.

Ardit menangis air matanya sudah turun bahkan dadanya seakan sesak sampai dia kehabisan oksigen. "Taniaa bangun sayang aku ada hadiah buat kamu kamu bangun"

Setelah beberapa menit ambulance datang Ardit juga berada di mobil ambulance sementara motornya ia titipkan pada Jevin karena tadi dia menelpon Jevin.

Kaos putih Ardit sudah berlumuran darah dan tangannya terus saja menggenggam tangan Tania.

Air matanya terus menangis dia tidak percaya ini akan terjadi kekasihnya.

ChangeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang