36. Sebuah Hukuman

84 5 1
                                    

Aku menunggumu sekarang mungkin tuhan mau memberi hukuman untukku karena aku membiarkanmu menungguku dulu
-Arditya Haekal Kalalo-

🐤🐤🐤

Tania sedari tadi hanya menangis di ranjang rawatnya.

Tadi Shawn dan Farhan bercerita bahwa Sonya sudah meninggal beberapa tahun yang lalu akibat kecelakaan.

Dia sendiri tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi bahkan semua orang bilang jika dirinya tengah hilang ingatan.

Tania seperti orang yang baru lahir kedunia karena tidak mengerti apa yang tengah terjadi di dunia.

Tania ingin mengingat semuanya tapi sulit rasanya baginya.

Apalagi dia bingung kenapa Ardit menjadi pacarnya padahal sejak kecil mereka tidak pernah dekat jangankan mengobrol dan bermain bertemu saja jarang.

Bahkan Elang sekarang bicaranya lo-gue membuat Tania sedih karena yang dia ingat adalah Elang yang menjadi pacarnya bukan Ardit.

"Sayang" ucap Shawn yang kini sudah duduk di pinggir ranjang rawat Tania.

Tania membalikan tubuhnya dan mengubah posisinya menjadi duduk untuk memeluk Shawn.

"Daddy kenapa Tania kaya gini ? bahkan Tania gak inget hal yang sekarang sekarang ini terjadi sama Tania" ucap Tania.

Shawn mengelus rambut putrinya. "Sayang kamu sabar ya perlahan kamu bakal inget semuanya"

Tania terdiam dalam dekapan Shawn bahkan air matanya sudah turun membasahi pipinya. "Kamu tau sayang waktu daddy di telpon sama Ardit kalo kamu kecelakaan hati daddy hancur daddy inget almarhumah mommy kamu seketika karena daddy gak mau kamu bernasib sama seperti mommy, daddy gak mau kamu ninggalin daddy sama kakak"

Tangis Tania sudah pecah sekarang. "Aa..aku g..ak ak..an ninggalin daddy sama kakak, aku disini buat daddy selamanya karena cinta pertama seorang anak perempuan itu adalah daddy nya jadi aku gak mau kehilangan daddy atau ninggalin daddy"

Shawn ikut meneteskan air mata mendengar penuturan putrinya. "Daddy selalu ngejaga aku dari kecil, selalu gendong aku kemana pun, selalu lindungin aku dari apapun, ngalah sama aku, selalu buat aku tersenyum, selalu ada buat aku, selalu nyemangatin aku, anterin aku kesekolah dari tk sampe bikin teman-teman aku ngiri karena mereka gak pernah dianterin daddynya sekolah. Aku beruntung punya daddy dan aku beruntung aku gak lupa semuanya sampe aku lupa daddy dan kakak"

Shawn mencium puncuk kepala Tania.
"Daddy akan selalu ada disamping kamu, ngejaga kamu, ngebesarin kamu itu udah jadi tugas daddy sebagai seorang Ayah"

"Mommy beruntung ya punya daddy" ucap Tania.

"Kamu juga beruntung punya Daddy" ucap Shawn membuat Tania tersenyum manis.

🐤🐤🐤

Pagi ini adalah pagi terburuk bagi Ardit bagaimana tidak walau Tania sudah sadar tetapi dia tidak mengingat Ardit.

Ardit masuk kekelas dengan muka yang sangat suram.

Dia terus saja melihat bangku Tania yang kosong disebelah Audrey.

Sebenarnya dia malas untuk sekolah dia ingin dirumah sakit membantu Tania mengingat dirinya.

Tapi karena dia selalu ingat motivasi dari Tania dia memaksa diri untuk ke sekolah.

ChangeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang