37. Pulang

87 5 0
                                    

Mungkin aku harus merelakan mu bersama orang lain sesaat tapi nanti kamu akan jadi milikku selamanya.
-Arditya Haekal Kalalo-

🐤🐤🐤

Ardit ingin bertemu dengan Elang di sebuah cafe coffee yang berada di pinggiran kota Jakarta.

Malam ini sengaja Ardit mau bertemu dengan Elang karena ada yang mau di omongkannya.

Setelah menunggu kini Elang datang dan langsung duduk di bangku yang berhadapan dengan Ardit.

"Sorry lama dit macet banget tadi" ucap Elang.

"Santai" ucap Ardit.

"Jadi kenapa dit?"

"Lo tau sendiri kan? Tania ingetnya kalo lo pacarnya dia bukan gue"

"Iya terus?"

"Lo deketin Tania ya gue rela kok asal Tania bisa seneng"

"Gak dit gabisa Tania itu milik lo harusnya lo dit yang deketin dia supaya dia inget"

"Lang gue mohon hibur Tania"

"Dit lo harus nya jangan kaya gini dit lo sama aja nyakitin diri lo sendiri, gue tau lo sakit hati karena Tania gak inget kalo lo adalah pacarnya tapi dit lo yang seharus nya ingetin dia segalanya lagian gue udah punya pacar dit dan kita mau serius bahkan Tania tau siapa cewenya karena gue cerita ke dia waktu itu"

"Gimana gue mau deketin Tania lang kalo dia aja mandang gue sebagai orang asing dimatanya"

"Tania butuh lo dit bukan gue"

"Kali ini aja lang please"

🐤🐤🐤

Tania kini sedang membaca novel di ranjang kamar rawatnya.

Novel itu dibawakan oleh Farhan pemberian dari Ardit sewaktu itu yang belum sempat ia baca sampai habis.

Hanya butuh waktu beberapa jam untuk Tania menyelesaikan novel ini.

Dia sangat menyukai novel nya karena ceritanya bagus tapi dia tidak ingat punya novel itu.

Setelah membacanya akan menutupnya dia melihat tulisan di halaman terakhir lembaran novelnya.

Arditya Haekal Kalalo

Tulisan itu lah yang berada disana yang membuat kening Tania mengerut.

Apa benar yang dikatakan banyak orang jika Ardit adalah kekasihnya tapi bagaimana bisa kalau dia saja dan Ardit tidak pernah dekat.

Seseorang masuk ke kamar rawat nya dengan membawakan sebucket Hydrangea Flower.

"Hai" ucap laki-laki itu.

Tania tersenyum manis ke arahnya. "Elang"

"Ini buat lo tan" ucap Elang memberi bunga yang tadi ia bawakan.

"Makasih ya Elang"

"Urwel eh lo lagi apa?"

"Ini baca novel tapi gak tau deh sejak kapan aku punya novel kaya gitu mungkin daddy atau kakak yang beli soalnya kakak yang bawa"

Elang melihat novel tersebut sama persis seperti Tania dia juga melihat nama Ardit terpampang disana.

"Ini ada nama Ardit mungkin dari Ardit"

ChangeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang