Prolog

91 10 44
                                    


***

Seorang gadis mengedarkan pandangannya disekitar Taman. Mencari sosok lelaki yang dia tunggu, lelaki yang selalu menemani harinya, membawa kebahagiaan dihidupnya, memberi sejuta keceriaan didunianya. Lelaki yang bisa selalu ia andalkan.

Pandangannya terhenti saat melihat lelaki yang memakai baju sama dengannya. Kaos biru muda bergambar dua kunci berwarna putih yang didalamnya terdapat huruf kapital berwarna hitam bertuliskan D dan Z.

Lelaki itu membawa sebucket mawar merah yang menarik banyak perhatian pengunjung taman ini. Gadis itu tersenyum lebar dan berdiri dari duduknya. Ia menghampiri lelaki yang bergerak mendekatinya.

Lelaki itu mengulurkan tangannya yang memegang bunga kearah gadis itu, yang diterimanya dengan tangan penuh oleh gadis itu. Ia menunduk, mengamati bunga darah itu sambil menghirup wangi dari bunga itu. Satu tangannya bergerak menyentuh permukaan mawar-mawar itu. Senyuman tidak pernah lepas dari wajahnya, membentuk gundukan mungil dipipinya membuat eyes smile-nya terlihat jelas.

Lelaki itu ikut tersenyum melihat wanitanya bahagia. Senyuman sang gadis mampu membuat siapapun ikut tersenyum melihatnya. Walau tak tahu penyebab dari senyuman itu. Gadis itu punya daya tarik sendiri bagi yang melihatnya.

Gadis itu mendongak, menatap lelaki itu dengan binar dimatanya.

"Thanks Dito." Ucapnya tulus.

Dito, lelaki yang membawa bunga itupun mengangguk dan tersenyum.

"Not at All, it's my pleasure."

Satu tangannya bergerak menyelipkan anak rambut sang gadis yang keluar dari ikatan.

"Ayo!" Ajak Dito mengulurkan tangannya kearah gadis itu agar bisa digandeng. Gadis itu menyambut uluran tangan Dito dengan senang. Keduanya berjalan beriringan dengan tangan yang tak saling lepas, saling mengikat.

Dito membawanya masuk kedalam mobil yang tadi terparkir dipinggir taman, menuju ke suatu tempat.

Setelah beberapa menit perjalanan, akhirnya mereka sampai ditempat ini. Keduanya langsung terduduk, bersimpu kearah satu objek didepannya. Tangan mereka menangkup keatas. Menampung setiap doa yang dituju kepada sang kuasa. Berharap kebahagiaan selalu menyelimuti yang didalam kubur. Semoga ketenangan selalu hadir dialam sana. Dan berbagai doa mereka panjatkan untuk kepentingan seseorang yang berada didalam sana.

Setelah berdoa, gadis itu meletakan mawar tadi diatas pusaran. Ia mengusap pelan nisan yang bertuliskan nama seseorang yang pernah berharga dihidupnya, dan akan selalu berharga dalam hidupnya. Seseorang yang mencintainya melebihi cintanya pada diri sendiri. Seseorang yang menjaganya melebihi penjagaan Ayahnya. Tak akan pernah ada yang mampu menandingi orang ini.

Bendungan air mata tidak dapat ia cegah, kala ingatannya sampai pada masa saat dirinya bersama orang ini. Saat canda tawa terbentuk bersama. Saat kebahagiaan terpancar dari keduanya. Saat hal-hal sederhana yang mereka lakukan memenuhi ingatannya.

Dito mengusap pelan punggung gadis itu. Berharap mengurangi kesesakan disana. Ia tahu gadisnya sangat sedih, dia juga ikut sedih saat melihat sang gadis seperti ini. Ada kecemburuan yang tak wajar dihatinya saat melihat kasih sayang yang tercurah sempurna untuk orang ini. Walau sudah tiada, kasat mata, namun gadisnya tetap mencintai dengan sepenuh hati. Namun Dito berusaha dewasa, ia tahu ia tak akan pernah bisa mengalahkan orang ini. Karena perkelahian dengan orang yang kasat mata sangat menyiksa batinnya. Dia tidak akan pernah menang. Yang bisa ia lakukan hanya bersabar dan berusaha berlapang dada.

"Dia udah tenang dialam sana." Dito berucap menenangkan.menyadarkan bahwa mereka sudah beda alam.

Gadis itu tersenyum dan mengangguk. Lalu mengusap air mata yang beraninya meluncur tanpa pamit. Ia menarik nafas, memasok oksigen diparu-parunya yang mulai menipis dan menghembuskannya pelan dan getir. Dia kembali menganguk, menguatkan hati, meyakinkan diri atas apa yang telah terjadi merupakan skenario tuhan yang paling baik untuk makhluknya. Untuk terakhir, sebelum dia pergi dari sana, ia mencium lembut nisan itu. Penuh kehati-hati--an. Lalu bergerak menjauh dari tempat itu. Meninggalkan segala kesedihannya disana. Membiarkan bunga itu menemani seseorang yang terbujuk kaku didalam sana.




||A.N||

Hufffttt...
Akhirnya selesai juga Prolog nya. Btw, ini cerita pertama yang gw publish di Wattpad.

Setelah sekian lama gw tunda buat publish karena hal-hal tertentu. Akhirnya gw publish. Ini murni, pure, Asli cerita dari pemikiran gue sendiri. Jadi jika ada kesamaan apapun itu, Itu TIDAK DISENGAJA. Karena gue manusia biasa. Tapi, ingat!! Setiap Author memiliki cara tersendiri untuk mengungkapkan dan menyampaikan ceritanya.

Aduhhh. Gue cerewet bgt dah. Ok, mohon bantuan nya.

Jangan lupa Vote dan klo ada waktu boleh kok Coment Apapun, Coment kalian bakal gw terima.

Ps: gw ngetik A.N nya gemeteran. Norak!

Salam


Nadia__♥

Till I Meet You (Again)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang