Sebelas

11 1 0
                                    

"Selalu ada maksud dari sebuah pertemuan, begitu pula tentang pertemuan kita."

🌸🌸🌸

Seperti janjinya tadi siang, selepas pulang sekolah Zara mampir ke studio sekolah yang letaknya di bagian ujung sekolah, dekat lapangan basket.

Zara sampai harus menolak ajakan Fara yang mengajaknya jalan.

"Lo beneran nggak mau ikut sama gue?"

"Gue nggak bisa Far, gue ada perlu soalnya. Lain kali aja ya." berat hati Zara menolaknya.

Zara memang belum menceritakan bahwa dia akan bertemu Raka sepulang sekolah, karena ia tidak mau membuat Fara heboh. Biarlah nanti dia ceritakan setelahnya.

"Ya udah deh, tapi nanti lo pulang gimana?"

"Kan ada Dito." Zara tersenyum bangga.

Fara memanyunkan bibirnya. "Enak banget sih punya driver pribadi, udah gitu cakep lagi. Gue jadi pengen juga."

Zara tertawa mendengarnya. "Lo kan udah punya pak supir tercinta yang setia nemenin lo kemana aja."

"Masa iya gue pacaran sama supir."

"Masa iya gue pacaran sama Dito." balasnya.

"Apa salahnya?" tanya Fara.

"Lah lo juga apa salahnya pacaran sama pak supir?"

Fara membasahi bibirnya. "Salah dong, soalnya dia sama gue umurnya beda jauh dan yang paling penting gue nggak cinta sama dia."

"Nah, gue juga gitu. Gue nggak ada rasa cinta sebagai pacar ke dia. Gue cinta dia sebagai sahabat gue."

Zara mengibaskan tangannya. "Udahlah ngapain bahas ginian. Gue cabut duluan."

Tidak mau terlalu jauh membahas yang tidak-tidak Zara undur diri dan berjalan meninggalkan Fara yang masih berdiri di tempatnya.

"Masa iya gue harus pacaran sama pak supir, baru dia pacaran sama Dito?"

🌸🌸🌸

S

emakin dekat dengan tujuannya membuat Zara deg-degan. Tiba-tiba saja tangannya menjadi dingin dan bibirnya pucat, karenanya sebelum melangkah lurus ke arah studio ia menyempatkan untuk berbelok ke toilet.

Zara masuk lalu meletakan tasnya ke samping wastafel. Ia merapihkan rambutnya dengan jari tangannya sambil berkaca. Toilet sangat sepi, hanya ada dirinya saja disini. Membuat Zara tidak mau berlama-lama disini.

Baru saja Zara hendak melangkah suara grasak grusuk terdengar, membuat dia berhenti lalu mengedarkan pandangannya. Suara plastik kresek terdengar jelas disini, namun hanya ada dia disini.

Memastikan bahwa memang hanya ada dia disini Zara membuka satu persatu bilik toilet dengan pelan. Dan memang tidak ada siapapun disini, tapi kenapa bisa ada suara aneh?

Zara masih terbingung dari mana asal suara itu saat matanya menangkap pergerakan aneh dari tempat sampah di ujung wastafel.

Tempat sampah yang terlapis plastik hitam itu bergerak aneh seperti ada sesuatu di dalamnya.

Zara mencoba mendekat, namun gerakan itu berhenti. Membuat Zara dibuat penasaran isi di dalamnya.

Perlahan Zara mendekat dan membuka bungkusan plastik itu, namun belum sempat Zara membukanya lebar sesuatu muncul dari dalam. Mencoba untuk menyerang Zara.

Zara berteriak kaget melihat kepala ular yang muncul sesaat dia mengintip isi di dalamnya.

Sontak ia menjauh dari jangkauan ular di depannya. Zara ketakutan melihat lidah ular itu menjulur seperti ingin mematuknya.

Till I Meet You (Again)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang