Dua Puluh Tiga

1 1 0
                                    

"Kok Fara bisa sama lo, Dit?"

Di dalam mobil pajero hitam milik Dito, Zara menatap bingung kedua temannya itu. Pasalnya setahu dia, Fara dan Dito tidak sedekat itu untuk saling bicara bahkan satu mobil berdua.

Tidak mendapat jawaban dari Dito, ia bertanya ke Fara. "Ada apa sih Far? Kok lo bisa di mobil Dito?"

Bukannya cemburu atau apa, hanya saja aneh, tidak seperti biasanya. Muka Fara memerah begitu Zara bertanya.

"Cuma kebetulan Ra, tadi di sekolah gue ketemu Dito katanya mau jemput lo. Gue bilang kalo Zara udah balik duluan, eh gak lama lo telpon Dito dan nyuruh buat jemput lo dan kebetulan gue mau balik makanya ditawarin balik bareng sama Dito."

"Tumben banget lo ngajak Fara?"

Dito tersenyum menatap Zara di balik spion. "Kasian Fara kalo harus nunggu supirnya. Lagian dia bilang sekalian mau ke rumah lo, jadi bareng aja daripada pisah-pisah padahal tujuannya sama."

Zara menatap keduanya sangsi, masih belum percaya.

"Lo cemburu sama gue Ra?" tanya Fara.

Sontak Zara terkejut, lalu menggeleng. "Enggaklah, cemburu kenapa?"

Fara tersenyum jahil. "Gue gak akan rebut Ardhito, tenang aja Ra."

Zara berkilah, "Apaan sih, gue kan cuma nanya karena gak biasanya lo bareng Dito."

"Bilang aja cemburu Ra, gengsi banget." kata Dito sambil tertawa.

"Dih kepedean banget, ngapain gue cemburu? Kan lo temen gue, bukan pacar gue."

Dito pura-pura memanyunkan bibirnya kesal, "Jadi lo gak sayang nih sama gue? Kalo misal gue gak peduli lagi sama lo, gak pa-pa nih? Kalo gue asik dengan pacar gue, lo gak cemburu nih?"

Dito menaik turunkan alisnya.

"Gak apa-apa dong, masa gue larang-larang. Itukan hak lo, gue gak bisa maksa kalo emang lo lebih pilih pacar nantinya dan gak peduliin gue lagi. Tapi, satu hal yang perlu lo tahu bahwa gue bakal marah banget sih sama lo dan gak mau temenan sama lo lagi. Selamannya." jawabnya kesal membuang muka.

Sedangkan Fara menahan tawa melihat interaksi mereka. Dasar Zara, buat ngakuin sayang aja gengsi parah.

"Kok jadi gue yang salah Ra? Yang gak sayang sama gue kan, lo." kata Dito sambil berlagak marah.

"Gue sayang kok." tukas Zara kesal.

"Sama siapa? Fara? Mobil? Tas lo? Apa Raka?"

Mendengar nama Raka disebut ia langsung menoleh. "Lo tahu Raka?" tanyanya kaget.

Dito tersenyum jahil dan mengangguk. "Tetangga, plus temen duet pentas nanti?"

Kok bisa tahu?

Seingatnya dia gak pernah cerita tentang Raka ke Dito.

Ia menatap Fara penuh selidik. "Lo... Kasih tahu Dito?"

Fara menggigit bibirnya panik sambil memukul kepalanya.

Bego, dongo, bego. Batin Fara.

Sambil meringis takut Fara mengangguk. "Sorry Zara, gue kira Dito udah tahu."

Zara menghela napas berat dan menepuk dahinya.

Kalo Dito udah tahu, mampus gue.

"Kenapa bisa kelepasan sih Fara..." kata Zara menyedihkan.

Fara langsung menangkupkan tangannya, ia merasa tidak enak dengan Zara. "Gue lupa, maaf ya."

Dito mengernyitkan dahi melihat keduanya. "Emang kenapa Zara kalo gue tahu?"

Till I Meet You (Again)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang