Lima belas

5 2 0
                                    

Happy reading

🌸🌸🌸

Sekitar jam tujuh pagi Zara sudah duduk di bangku kantin dengan Fara di sampingnya. Jam pelajaran tidak diadakan, karena ada rapat dewan guru yang biasanya berlangsung sampai siang.

Hal itu membuat anak-anak senang karena tidak ada kegiatan belajar. Begitu juga Zara yang langsung menarik Fara ke kantin untuk sarapan. Zara tidak sempat sarapan karena semalaman menunggu telpon dari Raka, yang tidak juga datang sampai larut malam. Karena itu Zara menjadi kesiangan dan melupakan sarapan.

Harusnya Zara tahu diri kenapa menunggu Raka menelponnya yang notabennya Raka bukan cowok yang mengumbar rasa. Jadi menurut Zara ucapan Raka waktu itu hanya candaan saja agar Zara senang.

Zara tidak menyalakan ponselnya setelah tahu Raka tidak menghibunginya tadi malam. Sampai sekarang Zara belum mengaktifkannya. Lagipula siapa yang mau chat dengannya, paling Dito atau Fara. Selebihnya grup kelas atau grup angkatan.

Berkali-kali Zara menghela napas dan mengaduk-aduk makanannya.

"Kenapa sih lo? Lesu amat kayak cewek yang nggak dikabari sama cowoknya aja." Fara berujar dan melihat Zara yang tidak semangat.

Mendengar omongan Fara membuat Zara mengerjap dan menatap Fara.

What? Dia nyindir gue?

Tapi kan gue nggak ada hubungan sama kak Raka.

Terus kenapa gue ngerasa kesindir.

Sontak Zara menegakan badanya. "Ngaco lo, gue aja nggak punya pacar." ia mengibaskan tangannya.

"Biasanya kan gitu kalo cewek nggak semangat, berarti ada masalah. Kenapa?"

"Enggak papa, cuma lemes aja belum makan."

"Terus kenapa nggak dimakan, malah diaduk-aduk doang?"

"Hah?" Zara menatap nasi kuningnya yang sudah berantakan. Lalu memakannya sedikit. "Gue makan kok nih."

Fara menggeleng, "Dasar nggak bakat bohong lo."

"Apasih Far. Gue emang nggak kenapa-kenapa kok."

"Setiap penambahan kata 'kok' itu tandanya lo lagi bohong."

"Enggak kok."

"Tuh kan pake 'kok' lagi."

"Ihh udah ah gue permisi, nggak jelas banget sih lo." Zara bangkit dari duduk dan pergi dari sana.

Namun segera Fara cekal. "Mau kemana?"

"Toilet."

"Mau gue temenin?"

"Gue udah nggak takut." ucapnya lalu berlalu.

Fara mengerutkan dahinya dan menggeleng heran dengan sikap Zara yang seperti sedang kesal dengan pacarnya.

Zara pergi meninggalkan ponselnya di meja membuat Fara ingin mengetahui penyebab Zara menjadi badmood sepagi ini. Ia yakini bahwa sumbernya dari ponsel Zara.

Till I Meet You (Again)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang