Tiga belas

3 2 0
                                    

Happy reading

Jangan lupa tersenyum, seberat apapun harimu.

🌸🌸🌸

Trauma yang Zara alami pasca dua hari lalu masih terasa hingga saat ini. Sehingga selama di sekolah, Zara berusaha untuk tidak ke toilet. Entah untuk buang air atau hanya cuci muka sekalipun. Bayangan ular  saat di toilet tentu masih membekas di ingatannya.

Sehingga saat Fara meminta untuk mengantarnya ke toilet Zara menolaknya. "Gue nggak bisa, gue masih takut buat ke toilet Far."

Fara menepuk jidatnya, "Eh iya, gue lupa kalo lo abis kena musibah. Maaf-maaf gue kelupaan."

"Nggak papa. Gue tunggu di kantin ya."

Fara mengangguk dan menyatukan jempolnya dengan telunjuk membentuk 'Ok' kepada Zara.

Saat Zara sampai kantin ternyata pengunjung membeludak, ramai dan antrian dimana-mana. Zara berniat untuk membeli minuman dingin setelah pelajaran matematika tadi membuatnya gerah karena tidak bisa menemukan jawabannya.

Zara tidak memesan makanan karena sedang tidak bernafsu untuk makan. Setelah mengambil minuman bersoda Zara duduk di dekat pintu masuk kantin karena hanya itu satu-satunya tempat yang tersisa.

Sambil menunggu Fara datang, Zara membuka ponselnya dan membuka data selulernya. Seketika notifikasi chat berebut masuk.

Ada satu chat yang mengganggu matanya.

083245778XXX: Tunggu gue di depan kelas selepas pulang sekolah.

Zara dibuat penasaran dengan nomor asing ini. Karenanya Zara mengetik.

Azzara G: Maaf, ini siapa?

Belum sempat Zara menekan tombol sent layarnya tiba-tiba saja gelap lalu berganti nomor asing yang terpajang di layarnya.

083245778XXX is Calling

Nada dering yang Zara gunakan ternyata mengganggu sekitarnya. Terbukti banyak pasang mata yang meliriknya saat ponselnya berbunyi, karenanya mau tidak mau Zara mengangkatnya.

"Halo." sapa Zara pertama.

"Halo." sahutnya di ujung sana.

"Maaf ini siapa?"

"Ini Raka."

Seketika jantungnya berhenti berdetak.

"Raka kelas dua belas?"

"Emang ada berapa Raka di sekolah ini?" Zara menggigit bibirnya agar tidak berteriak.

"Hehe, maaf Kak gue nggak tahu."

"Simpan nomor gue." kata Raka tanpa menggubris ucapan Zara sebelumnya.

"Iya Kak."

"Pulang sekolah tunggu di depan kelas, nanti gue ke situ."

"Iya Kak."

Dan hening. Zara sendiri tidak tahu harus bicara apa.

Lalu suara deheman membuatnya menoleh. Ada Gigi di sampingnya yang tiba-tiba saja datang tanpa dia undang.

Zara tentu kaget dengan kedatangan Gigi beserta anak buahnya yang saat ini sedang menatap tajam ke arahnya.

Reflek saja Zara meletakan ponselnya. Entah apa sebabnya.

"Lo nggak papa?" tanya Gigi bingung.

Dahi Zara mengerut mendengarnya. "Emang kenapa?"

"Bukannya kemarin lo kena ular?" kata Gigi sambil menggaruk pelipisnya.
                                                             
Zara menaikkan alisnya. "Kok bisa tahu?"

Till I Meet You (Again)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang