Tujuh

25 5 16
                                    

"I didn't realize love came first since we met"

🌸🌸🌸

Setiap seminggu sekali selepas upacara bendera di sekolah Zara mengadakan pensi yang biasanya diisi dari berbagai ekskul di sekolahnya. Sekitar dua belas ekskul ditunjuk untuk mengisi pensi.

Karenanya anak-anak sangat senang dengan kegiatan ini. Dengan begitu selama dua jam ke depan tidak ada kegiatan belajar di sekolah. Dengan kata lain anak-anak free untuk beberapa saat.

Hal ini dilakukan bukan tanpa sebab. Ini salah satu cara untuk mengantisipasi anak-anak agar tidak bolos upacara,  dan juga cara agar anak-anak tidak membenci kegiatan upacara dan juga hari senin. Bukan hal aneh anak-anak tidak menyukai kegiatan upacara karena memang membosankan dan juga melelahkan harus berdiri lama di bawah terik matahari pagi yang menyengat. Meskipun matahari pagi menyehatkan, sepertinya anak-anak tetap saja tidak memperdulikan hal itu. Panas tetap saja panas.

Begitu upacara selesai semuanya berkumpul di tepi lapangan, menyisakan bagian tengah untuk dijadikan panggung untuk orang-orang yang akan menampilkan pensi.

Begitu juga Zara dan Fara, keduanya memilih duduk di bawah pohon supaya adem. Di pinggir lapangan memang ada dua pohon mangga besar yang bisa dijadikan tempat ngadem untuk anak-anak.

Selain itu juga saat pohon-pohon itu berbuah anak-anak bisa mengambilnya bebas. Hal itu bertujuan agar anak-anak mau merawat pohon yang ada, toh kalau berbuah mereka juga yang memetik hasilnya.

Penampilan pensi ini diambil dari kelas sebelas dan dua belas. Istilahnya seperti pengenalan eksul-ekskul untuk anak kelas sepuluh yang notabennya masih belum tahu ekskul apa saja yang ada di sekolah ini.

Pensi pertama diawali dari persembahan ekskul paduan suara yang membawakan lagu Kasih Putih dari Glenn Fredly, suara mereka mengalun indah dengan iringan piano.

Semuanya hanyut dalam lirik dan ikut bernyanyi bersama sambil melambaikan kedua tangan serentak. Suara mereka terdengar merdu dan membuat Zara merinding mendengarnya. Kata Fara, grup paduan suara ini sudah berkali-kali ikut lomba dan selalu pulang membawa piala. Zara kadang heran kenapa Fara seolah tahu banyak tentang sekolah ini, padahal keduanya sama-sama masih kelas sepuluh.

Zara tidak heran kenapa mereka bisa jadi juara, karena memang suara mereka sekelas dengan paduan suara Nasional. Begitu merdu tanpa ada nada yang berlebihan.

Begitu bait terakhir selesai, semuanya bersorak bertepuk tangan. Bertepatan dengan suara bisik-bisik dari sebelahnya.

Zara menoleh melihat Yurika mengambil sesuatu dari Binta dan menyerahkannya pada Fara sebelum akhirnya sampai ke Zara. Ternyata sebuah coklat dengan amplop kecil.

Untuk Zara

Zara menoleh ke arah Fara sambil mengernyit, "Dari siapa?" Fara mengangkat bahu.

"Nggak tahu, gue dapet dari Binta katanya suruh kasih ke lo." Fara melirik amplop di tangan Zara.

"Itu ada nama lo, berarti buat lo kan? Coba buka siapa tahu aja ada nama pengirimnya."

Zara menatap amplop berwarna biru di tangannya. Entah kenapa Zara jadi deg-degan, dia penasaran siapa yang mengirim coklat ini. Tapi sepertinya bukan waktu yang tepat membukanya disini, terlalu banyak orang di sekitarnya. Dan Zara tidak mau mengambil resiko dengan membukanya disini.

"Nanti aja deh." Zara memasukan amplop di saku bajunya dan coklat di saku roknya.

Tepukan meriah dan jeritan tertahan membuat Zara menaikkan tatapannya. Dia penasaran apa yang membuat teman-temannya seheboh itu.

Till I Meet You (Again)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang