12. Kiss me

5.3K 127 1
                                    

"jadi ayo kita lakukan sekarang" ucap mario sambil memutar tubuh nya ke arah ku sambil menaik turunkan alis nya

"Tidak! Aku akan melakukan nya sendiri. Tentunya TANPA bantuan mu" ucap ku menekan kata 'tanpa'

Mario kembali menyalakan mobil nya dan wajah nya memasang evil smirk. "well, selamat mencoba sayang.."

"jangan memanggil ku dengan sebutan 'sayang', manjijikan"

"ya baiklah... Sayang"

****

Author's POV

Hari ini adalah hari paling menjengkelkan menurut tasya. Pertama, Ia masih harus masuk sekolah. Kedua, kejadian semalam tentang pernyataan bahwa diri nya dan mario di jodohkan masih sangat membuat nya geram setengah mati. Ketiga, dia sangat malas bertemu mario hari ini.

"Aku harus bisa membatalkan perjodohan gila itu. Tapi bagaimana?" gumam tasya sambil melihat pantulan diri nya dari kaca lemari yang ada di dalam kamar nya.

Gadis itu sudah rapi dengan seragam lengkap sekolah nya seperti biasa dan siap berangkat saat ini. Tapi gadis itu masih saja belum berangkat ke sekolah nya. Pikiran nya masih sibuk ber-argumentasi tentang perjodohan sialan itu. Apa aku harus pasrah dan menerima perjodohan itu saja?. Ah, astaga kenapa aku jadi gampang menyerah begini? Aku harus bisa mengakhiri hal gila ini secepat nya, ya secepat nya!.tasya, kau harus berfikir keras dan harus segera menemukan cara nya dengan cepat, Umpat tasya dalam hati

"Ah ya! Mungkin lala dapat membantu ku"

****

Tasya sudah berada di kelas nya saat ini dan sedang memulai pelajaran pertama--Bahasa Indonesia. Di depan, guru nya sibuk menerangkan materi pembelajaran hari ini, tapi entah kenapa tasya tidak bisa fokus belajar saat ini, Ia bukan lah typical gadis yang susah konsentrasi seperti sekarang. Sedari tadi pikiran gadis itu hanya tertuju pada rencana perjodohan gila yang di rencanakan orang tua nya dan orang tua mario, gadis itu benar-benar kacau.Terlebih saat tau bahwa 2 Minggu lagi akan di adakan acara pertunangan diri nya dan mario. Rasanya tasya benar-benar ingin menangis sekarang.

Pelajaran masih tetap berlanjut hingga jam kedua sekarang. Tapi tasya masih saja memikirkan perjodohan itu. Sesekali gadis itu mendesah putus asa saat mengingat perkataan ibu nya bahwa Ia tidak bisa membantah perjodohan sialan itu. Lala sebagai sahabat sekaligus teman sebangku tasya sangat merasakan keganjalan yang di rasakan tasya. Mulai dari duduk nya yang tidak nyaman, desahan - desahan keputus asaan yang keluar dari bibir tasya dan raut wajah tasya yang terlihat tegang dan sangat terlihat sedang banyak fikiran. Sudah lebih dari lima kali lala menanyakan apa sahabat nya itu baik-baik saja, tapi jawaban nya tetap sama. Menggeleng pelan, tersenyum masam, dan terakhir gadis itu akan mengatakan, "Aku tak apa la"

Lala menghela nafas panjang. Baiklah Ia menyerah. Sepertinya sahabat nya itu sedang banyak fikiran dan belum bisa cerita untuk saat ini. Tapi tentu saja jika sahabat nya itu terus seperti ini, lala tidak akan segan-segan untuk menodong sahabat nya itu dengan pisau daging agar mau bercerita. Sebagai sahabat, tentu saja lala sangat mengkhawatirkan keganjalan pada diri tasya

Bel istirahat akhirnya berdering nyaring ke seluruh penjuru sekolah. Tasya tersadar dari lamunan nya dan langsung menggeleng-gelengkan kepala nya sambil sesekali mengerjap kan mata nya. Gadis itu bergidik ngeri atas apa yang ada di lamunan nya tadi. Ia membayangkan kehidupan nya jika Ia telah menikah dengan mario kelak. Stres, sudah pasti Ia akan depresi berat!

"Tasya, Are you okay?" Lala menepuk bahu tasya pelan dan agak memiringkan kepala nya menghadap tasya

Tasya terkesiap dan langsung tersenyum pada lala."yeah, i'm fine"

Kiss MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang