Bab 2

1.2K 153 6
                                        

Jane

Tiga jam kemudian, Hans mendapat kiriman dari kantor polisi. Karena Sera sedang sibuk membaca buku--dengan alasan yang sangat aneh, maka kami bertiga akan memulai penyelidikan. Mark akan berkeliling desa untuk memeriksa orang-orang yang menginap di hotel saat Owen terbunuh, Hans akan mengeledah barang-barang milik Owen untuk mencari petunjuk, dan aku akan memeriksa TKP alias kamar hotel Owen.

Menurut pengakuan manajer hotel, kamar tersebut dibiarkan seperti saat kejadian karena tidak ada yang mau mengurusi kamar tersebut. Alasan yang mungkin dapat dimaklumi.

Oke, Jane. Ini demi mencari tau identitas si sialan yang sudah mengacaukan hidup lo semenjak lo masuk SMA. Jadi tenang.

Setelah mengatakan kalimat itu di benak, aku membuka pintu kamar tersebut.

Hal pertama yang kulihat: kamar ini cukup rapi.

Kasurnya tertata bersih--kemungkinan Owen termasuk tipe orang yang sering merapikan kasur. Lantainya cukup basah, mungkin karena cuaca hujan yang sedang deras belakangan ini. Kubuka lemari pakaian, masih terlihat bersih. Kuperiksa laci-laci meja. Isi-isinya berupa kertas resepsionis, bantuan layanan, kantong besar, botol obat tidur, pensil, pulpen--

Tunggu.

Kubuka lagi laci meja dan mengambil botol obat tidur. Aneh, kenapa ada obat tidur di dalam laci meja kamar hotel? Itu tidak wajar.

Baik. Itu kamar tidur. Sekarang kamar mandi.

Di lain pihak, kamar mandinya cukup berantakan. Berdasarkan foto-foto TKP, mayat Owen tergeletak di dalam bathtub tanpa memakai pakaian. Di TKP, tim forensik menemukan beberapa hal seperti pakaian yang basah; kabel listrik pengering rambut tergenang dalam bathtub di mana kabel terhubung dengan listrik--seperti yang dikatakan Aiptu Darto; serpihan dari cermin dengan darah korban; kertas catatan basah yang tertulis, Kasus kematian 13 tahun lalu.

Huh, aneh. Kenapa pakaiannya basah? Apa mungkin cipratan airnya cukup banyak sehingga pakaiannya juga basah?

Dan lagi, kenapa ada kertas catatan basah di dalam kamar mandi? Lalu apa maksud dari kasus kematian 13 tahun lalu?

Astaga. Aku bukan Sera atau Hans. Memikirkan hal ini sungguh membingungkan. Kepalaku pusing.

Oke. Jelas kalau kamar ini sedikit mengandung petunjuk. Tidak ada benda aneh yang ditinggalkan jadi sepertinya hanya segini saja.

Buk!

Baru saja menutup pintu, tiba-tiba tubuhku menabrak seorang cowok, membuat kepalaku sakit akibat terkena kepalanya juga.

"Hei, awas dong!" desisku.

"Mestinya lo yang awas. Lo kira lo ini siapa?"

Ya ampun, siapa cowok sialan ini? Berani-beraninya bertingkah jutek dan keras denganku--oke, mungkin Sera pernah bertingkah begitu tapi dia kan cewek sementara yang di depanku ini cowok. Ah, dasar cowok tidak jelas.

"Elo kali yang awas. Lo pikir lo lebih hebat dari gue apa? Mentang-mentang punya wajah mirip Aliando Syarief dari sinetron Ganteng Ganteng Serigala, elo sok berkuasa apa? Dasar Cowok Jutek"

Si Cowok Jutek--hebat, aku mulai ketularan sifat Mark--hanya memandangku sinis. "Terserah lo, Cewek Borjuis."

Argh! Rasanya aku ingin sekali menghajarnya di tempat ini!

***

"Kenapa sih muka lo, Neng? Elo kayak habis ketemu sama cowok yang menyebalkan tingkat dewa."

Jejak Keheningan [3]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang