Bab 11

928 124 1
                                    

Hans

Aku menatap beberapa berkas di meja penginapan sambil berpikir. Ada beberapa memo yang kutulis sebagai referensi kasus.

Kasus 1: perampokkan di rumah kepala desa dan pembunuhan istri kepala desa, Susani
- Motif: Uang? Kekayaan? Belum dipastikan.
- Kejadian: di tengah-tengah perampokkan, Kades Marda terbangun dan tak sengaja mempergoki kawanan perampok tersebut. Salah satu diantara mereka menyerang Kades Marda dengan pisau tapi berakhir dengan Susani yang kena lukanya. Dia mati seketika.
- Kesaksian: Pak Kades (mengatakan bahwa ada sekitar 5 perampok yang datang saat itu)
- Status: masih diselidiki.

Kasus 2: pembunuhan Reza Damanusa
- Motif: Belum jelas.
- Kejadian: sekitar satu bulan setelah kejadian perampokkan, salah seorang teman tetangga Pak Marda sadar kalo Reza, menghilang tanpa kabar. Mereka menemukan mayat Reza di dalam koper dalam kamar kostnya.
- Penyebab Kematian: puluhan tusukan di sekujur tubuh.
- Status: terpaksa ditutup (hasil kurang memuaskan).

Kasus 3: bunuh diri Bu Farman
- Motif: Belum jelas.
- Kejadian: Seminggu sebelum ditemukan, korban dinyatakan hilang tanpa kabar. Ditemukan di hutan.
- Penyebab Kematian: Tusukan mendalam di perut.
- Status: Ditutup.

Kasus 4: kecelakaan mobil Pak Louis
- Kejadian: Saat ditengah perjalanan sehabis membeli persediaan makanan, sebuah truk menabrak mobil Pak Louis karena rem si pengemudi rusak.
- Penyebab Kematian: pendarahan hebat pada bagian kepala.
- Status: Ditutup.

Dua pembunuhan, satu bunuh diri, dan satu kecelakaan. Dan dalam kasus ini, kedua korban, Pak Vicen dan Pak Irga, ditemukan dengan tubuh tergantung di leher. Satu di rumahnya dan satu lagi di hutan...

Tunggu dulu.

TKP di rumah dan di hutan?

Bukankah TKP pada kasus pertama dan kasus ketiga juga di rumah korban dan di hutan? Kebetulan? Tidak. Terlalu mencurigakan apabila kebetulan.

Aku bergegas ke tempat tidur dan menyambar naskah yang baru saja kuselesaikan. Kuambil kertas sinopsis keseluruhan naskah itu dengan cepat.

Aditya, sang tokoh utama, bertemu dengan Iptu Orta yang mengabarkan bahwa pamannya meninggal. Saat ia kesana, ia mendapat informasi bahwa pamannya memiliki catatan harian yang berisi bahwa ia dan keempat rekannya ialah geng perampok yang sudah merampok berbagai rumah di perumahan. Namun karena suatu kejadian, mereka membubarkan diri karena saat melakukan perampokkan, mereka tidak sengaja membunuh seorang korban. Adit dan Iptu Orta setuju untuk mencari kawanan perampok tersebut.

Tiap usaha mereka telusuri. Tapi setiap kali mereka menemukan identitas anggota, anggota tersebut mati. Penyelidikan keduanya membuat Adit dan Iptu Orta mengalami kesulitan. Hingga akhirnya, Adit tahu siapa pelakunya melalui satu kalimat. "Pelaku adalah orang yang sama sekali tidak kita perhatikan dari awal."

Aku menghela napas pelan. Lalu kuteliti nama-nama tokoh tersebut.

Jika memang naskah ini adalah kunci dari kejadian 13 tahun lalu, maka kasus ini juga akan menjadi kunci dua kasus ini.

- Aditya Gemilang (penulis)
- Iptu Orta (inspektur kepolisian)
- Cevin (paman Adit, pengangguran. Mantan anggota perampok. Korban kedua.)
- Fara (pelayan restoran. Mantan anggota perampok. Korban ketiga.)
- Oulis (sopir pribadi Igra. Mantan anggota perampok. Korban keempat.)
- Igra (pemilik perusahaan mewah. Mantan anggota perampok. Korban kelima.)
- Nisa (istri walikota Darma. Korban pertama.)
- Darma (sang walikota.)
- Arze (anak Darma dan Nisa. Korban keenam.)

Nama-nama ini...

Kuambil lagi kertas dari catatan memo yang kadang-kadang kubawa. Kutulis nama-nama tokoh-tokoh tersebut dan kucoba acak.

Jejak Keheningan [3]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang