"Kak Bryan?"
"Alice?"
"Kamu Alice kan adiknya Rendy?"
Tanya pria itu sekali lagi
"Iya kak"
"Wah kamu udah gede yah, cantik lagi"
Ucap Bryan sambil memeluk Alice
"hehehe yakali kak mau kecil terus"Ini nih pertanyaan yang sering orang tanya kalau lama nggak ketemu "Kamu udah gede yah sekarang" udah liat gede masih juga ditanya.
"Gimana kabar mama sama papa kamu?"
Tanya Bryan sambil berjalan
"Yah gitu sih kak, Mama kadang sibuk ngurus butiknya sementara papa makin sibuk sama perusahaanya"
Bryan ini adalah sahabat dekat kakaknya Alice yang namanya Rendy, mereka udah sahabat kayak saudara sampai akhirnya kakaknya meninggal karena kecelakaan mobil.
"Kak Bryan kok nggak pernah lagi sih jalan-jalan kerumah"
"Maaf dek, nggak pernah kerumah nengokkin kamu"
"Nggak apa-apa kak, oh iya kakak kerjanya apa sekarang"
"Psikiater dek"
"Wah hebat!! Alice jadi inget ma kak Rendy kalau masih hidup dia udah jadi pilot sekarang, ngomong-ngomong ngapain kak Bryan ada disini?"
"Ini kakak lagi ketemu teman yang kebetulan dosen disini, ngomong-ngomong kamu ngambil fakultas apa?
"Aku ngambil fak. Kedokteran kak rencananya sih mau jadi dokter spesialis bedah thoraks kardiovaskular""jadi dokter itu nggak gampang dek, banyak resikonya tapi kamu harus kerja keras biar cita-citanya tercapai. Oh iya kakak balik dulu yah ada janji soalnya sama pasien dah"
Bryan pun meninggalkan Alice, waktu kecil aja Alice lebih dekatnya ke Bryan bukan ama kakaknya. Bryan ini umurnya 28 tahun nggak jauh beda sama Alice.
.
.
.
.
.
.Bryan pun memasuki area pemakaman umum ditanganny ada sebuah bucket bunga.
Ia berdiri disebuah makam dengan nisan yang bertuliskan Rendy Giovani Admaja. Bryan meletakkan bucket bunga dan tersenyum
"Hey Rendy, lama yah nggak ketemu nggak terasa udah 4 tahun loe nggak ada.hehe maaf juga akhir-akhir ini gua jarang nemuin elo"
"Loe tau Ren? gua ketemu ama adik loe, iyya adik loe yang nakal dan cengeng dulu dia udah gede cantik andai loe masih hidup loe nggak bakalan biarin satu cowok pun ngedeketin dia"
Walaupun Bryan ngomong sendiri ia tetap ngelanjutin curhatannya di makam Rendy karena hanya begitu ia bisa ngungkapin rasa rindunya
"Gua udah janji buat ngejagain Alice itukan yang loe mau disaat-saat terakhir loe? Gua bakal penuhi janji itu udah saatnya gua nepatin janji"
"Istirahat yang tenang Rendy, gua balik dulu"
Bryan mengusap nisan Rendy sebelum ia pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Miracle's In Love
RomanceJika dia mencintaiku lebih dari dirinya sendiri kenapa takdir begitu kejam memisahkan aku dan kau