KAMAR 18 #3

3 0 0
                                    


Ponsel Mei bergetar memutus jadwal tidur panjang di Minggu pagi. Ibunya memanggil.

"Assalamuaikum Mei, gimana kabar kamu?"

"Baik bu, kuliah juga baik."

"Alhamdulillah kalau begitu. Libur semester ini kamu pulang kan? jangan ngeluyur melulu Mei. Ibu kangen kamu."

"Idiih Ibu gimana sih? Mei kan udah pulang minggu lalu. Mei mau ke Komodo bu."

"Minggu lalu kan kamu cuma pulang dua hari Mei. Sejak kuliah kamu tu gak pernah pulang agak lama. Mbok ya kalau libur di rumah. Keluyurannya nanti. Nanti kuliah kamu keganggu lo. Ndak bisa cepet lulus."

"Tenang aja bu. Nilai Mei baik-baik aja kan. Mei mau keliling Indonesia bu sebelum jadi sarjana. Mei mau jadi backpacker perempuan yang berhasil mengunjungi seluruh pelosok Indonesia."

"Mei! Hati-hati lo nak. Nanti kalau bahaya gimana? Apa kata orang. Anak perempuan tu ndak usah macem-macem. Cepat lulus. Cepat kawin. Kalau sakit kamu kambuh di perjalanan gimana?"

"Ah, udah ah. Ibu mah tenang aja. Mei gak kenapa-kenapa kok bu. Assalamualaikum," Mei mematikan handphonenya. Kesal mendapati ibunya yang berpikiran kuno. Perempuan itu masih saja hendak mengurung Mei dalam kurungan pandangan usang.

Aku ingin terbang seperti elang

Lagu Dewa mengalun kencang di telinganya


AWAN DALAM GELASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang