05

1K 81 0
                                    










"Darimana sih Git?" pulang-pulang Githa udah disambut pelototan kakaknya.

"Tadi kakak ketemu Azka didepan, dia nanyain kamu udah pulang apa belum, terus Bima kesini nganterin kunci rumah, kok bisa sih kunci kamu sama Bima?"

"Kalo dua orang itu nyariin, kesimpulannya?"

"Dirumah Shaka ya kamu?"

Githa mengangguk singkat. "Capek Bang, mau mandi dulu gerah bye!"

Rangga cuma bisa geleng-geleng ngeliat kelakuan adik semata wayangnya itu. "Ga bisa bayangin kamu tanpa tiga cowok itu Git."




























*























Sehabis mandi dan makan malam, Githa menyisir rambutnya yang masih basah dan meraih jaket di gantungan. Lalu ia pun turun ke bawah.

"Mau kemana dek?" tanya Mamanya heran.

"Biasa maaaa" Githa menyalami tangan mamanya dan berlari-lari kecil menuju rumah depan.

Didepan rumah Azka, Githa memencet bel. Tak lama Mbok Iyah membuka pintu.

"Assalamualaikum Mbok."

"Waalaikumsalam Non Githa. Mas Azka lagi mandi." sambut perempuan tua itu ramah, ia hapal betul kegiatan rutin sahabat majikan kecilnya itu setiap malam minggu.

Berkumpul dikamar Azka hanya sekedar untuk main game, kartu, dan lain-lain.

"Langsung keatas ya Mbok." pamit Githa riang. Mbok Iyah hanya mengangguk.

Dengan santai Githa membuka kamar Azka yang luas. Ya, ia dan teman-temannya bukan tanpa alasan memilih kamar Azka untuk berkumpul setiap malam minggu.

Kamar Azka luas dan bagus. Maklum,
anak semata wayang.

Setelah Mamanya meninggal, Azka sangat dimanjakan oleh Papanya dan Mbok Iyah. Mungkin agar Azka tidak terlalu kesepian maka Papanya membelikan apapun yang Azka ingin bila itu memungkinkan.

Githa merebahkan tubuhnya diatas tempat tidur Azka yang nyaman, dan memejamkan matanya. Hampir saja ia tertidur ketika dikagetkan oleh seruan jahil yang amat dikenalnya.

"Woy, enak ya tidur dikamar orang!" Azka membanting tubuhnya disamping Githa dengan keras.

"Anjir, sakit!" Refleks Githa menyubit lengan Azka.

"Awww! Kebiasaan banget sih!" Azka bangkit dan mengaduh. Githa tertawa keras.

"Kamu ngapain sih Ka mandi jam segini, rematik lho!"

"Tadi ketiduran hehe"

"Yang lain belum dateng?" tanya Githa sambil meraih buku diatas tempat tidur Azka, "Tumben ni bocah baca buku," batinnya.

"Shaka rapat ekskul, Bima bentar lagi nyusul jam 8an katanya." jawab Azka sambil menghidupkan X-box-nya, lalu duduk dibawah bersender di tempat tidur.

"Lho padahal tadi sore aku abis belanja sama Shaka. Sibuk banget ya dia sekarang." Githa mengambil bantal dan duduk disamping Azka.

"Maklum ace-nya ekskul basket, bentar lagi ada tanding. Masa kamu gatau?"

"Kapan pernah sih Shaka cerita-cerita sama aku" tukas Githa.

Ia memegang rambut Azka yang basah, dan beranjak mengambil hair dryer.

"Yakali, kan tadi lama main sama Shaka, sampe nemenin belanja." mata Azka fokus kelayar, mulai menghidupkan bermain PS-nya.

[1] SEVENTEEN ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang