Playground

590 30 0
                                    



"AZKAAAAAAAAAA"

"Set dah Git, kalo masuk permisi dulu kek, ketok dulu kek, kalo aku lagi ga pake baju gimana?" omel Azka gemas melihat tingkah gadis yang hampir setahun menjadi pacarnya ini.

Githa malah ketawa dan dengan cuek tiduran di ranjang empuk Azka.

"Ka jajan yuk, beli permen coklat," ajak gadis itu serta merta.

"Ga ah mager, belum mandi juga." tolak Azka, cowok itu selonjoran di karpet sambil mainan hape.

"Ih cuma ke minimarket depan sok pake mandi," cibir Githa ia menoleh kepo kearah hape pacarnya itu.

"Gomart aja permennya," kata Azka sambil membuka aplikasi online.

"APAANSIH LEBAY BANGET!" teriak Githa barbar ke telinga Azka. Gadis itu menarik lengan Azka untuk bangkit berdiri.

"Ayo sih temenin jajan. Cowok kok mageran!" paksanya.

"Sama Bima aja sana," Azka masih usaha menolak, tangannya mencengkram kaki ranjang.

"Azka pergi sama Marsha."

"Shaka!"

"Shaka lagi ngerjain peer bareng Thalia dirumahnya. Ih kamu nih, pacar aku apa bukan sih. Masa aku dioper-oper ke cowok lain!"

Akhirnya Azka mengalah, "Ya udah iya, cuma beli permen coklat ya, abis itu pulang."

Githa mengangguk kuat, padahal dalam hati bukan itu tujuannya memaksa Azka keluar rumah.









*












"Udah puas?"

Githa mengangguk manja, membuat Azka gemas juga. Cowok itu mengacak rambut gadis itu.

Dengan Azka, Githa yang cuek itu bisa menjadi semanja ini.

Dengan Githa, Azka yang bandel itu bisa sedewasa ini.

"Ka ke taman yuk, udah lama ga main kesana." ajak Githa, menarik tangan Azka cepat.

"Kan udah dibilangin langsung pulang," gerutu Azka tapi mau tak mau mengikuti langkah Githa.

Mereka menuju ayunan tempat mereka sering bermain sedari kecil.

Taman itu tak begitu luas, tapi cukup lengkap dengan permainan anak-anak.

Githa menatap sekeliling, kangennya main pasir di sandbox itu. Tempat ia dan ketiga temannya sering bergulat dan membangun istana.

"Panas Git," keluh Azka, membuyarkan lamunan Githa.

"Panas Git," keluh Azka, membuyarkan lamunan Githa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[1] SEVENTEEN ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang