17

803 67 0
                                    









"Beneran ya Sha? Pasti asyik deh kalo kamu beneran nginep disini,"

Diseberang telepon itu Marsha tertawa, "Iya Git, aku jadi ga sabar mau nginep dirumah kamu. See you on thursday Git."

"Bye!" setelah mengucapkan salam Githa menutup teleponnya.

Tiba-tiba ponselnya bergetar menandakan ada pesan yang masuk.

Mau yang kuning apa tosca Git?


Ternyata pesan dari Bima, cowok itu mengirim foto tas rajut khas lombok berwarna kuning cerah dengan motif bunga biru dan tosca dengan motif bunga pink.

Githa tersenyum senang, dengan cepat ia mengetik pesan balasan untuk Bima.

Selain Azka, Bima juga tak pernah lupa mengirim pesan untuk Githa.

Entah itu hanya sekadar menanyakan kabar, atau menanyakan sesuatu yang Githa inginkan seperti saat ini.

Azka tadi malam juga baru menelepon, sekarang cowok itu udah di jerman.

Hanya Shaka yang tidak ada kabarnya, dari dua hari yang lalu Githa chat, tapi ga dibaca sampai sekarang.

"Nyebelin banget sih si Shaka!" gerutu Githa dalam hati.























*
















Akhirnya selama akhir liburan semester Githa hanya menghabiskan waktu dengan Marsha yang menginap tiga hari dirumahnya.

Ia tidak sempat bertemu Azka sebab cowok itu sampai minggu malam, dan Githa tidak mau mengganggunya, pasti Azka capek sebab sudah berjam-jam di pesawat, belum lagi jetlagnya.

Sedangkan Shaka memang pulang sabtu kemarin, tapi cowok itu terkena demam tinggi, maka sebab itu yang menghabiskan waktu liburannya yang sisa sehari untuk bed rest agar sudah sembuh dan bisa masuk sekolah senin pagi.

Bima sudah pulang dari tiga hari yang lalu, namun jangankan Githa, orang rumahnya pun jarang sekali melihat cowok itu ada dirumah sebab cowok itu lebih sering rapat disekolah.

Githa melirik handphone yang ada diatas meja, ia kangen sekali dengan teman-temannya, udah dua minggu lebih mereka ga ngumpul berempat.

Apalagi nanti masuk semester baru pasti mereka tambah lebih sibuk dengan kegiatan masing-masing.

Dan gimana kalo mereka nanti masing-masing punya pacar pasti bakal makin jarang ngumpul kayak dulu.

Duh, baru memikirkannya saja Githa udah sedih apalagi kalo bener kejadian.

Githa menghela nafas panjang, ia menatap ke jendela, lampu kamar Azka sudah mati, pasti cowok itu udah tidur.

Githa jadi tidak tega untuk meminta cowok itu menjemputnya besok. Ya udah deh, besok naik angkot aja!

















*











Pagi ini Githa bangun dengan ceria, siapa sih yang tidak senang setiap menyambut semester baru?

Sekarang ia menatap dirinya di kaca, Githa tampak fresh dengan potongan rambut barunya yang sekarang ia gerai.

Iya, digerai. Catet, digerai.

Bukan dikuncir kuda kayak biasanya. Sebenernya Githa ragu dengan penampilan barunya ini, tapi kemarin Marsha sudah meyakinkan bahwa Githa sangat cocok dengan potongan rambut barunya dan tampak lebih cantik kalo digerai.

[1] SEVENTEEN ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang