CLARISSE POV
Gue hanya bisa terdiam melihat Wendy yang sedang mengatur nafas nya agar bisa bercerita tentang apa yang dilihatnya.
"Udah tenang?" Vania menyodorkan minum yang langsung disambar oleh Wendy
"Jadi gini, pak Toby dan kepala sekolah kita mempunyai keadaan yang sama,yaitu kedua orangtua mereka mati,dan mereka tidak ingin anak mereka kelak bersedih karena orangtuanya meninggal juga,maka mereka melakukan upacara kematian" Wendy menjelaskan.
"Dan,alasan pak Toby?" gue bertanya sambil menaikkan alis.
"Oh iya,lupa. Itu karena pak Toby merasa,upacara ini sudah semakin berbahaya,dan dia merasa Kick terlalu terobsesi dengan keabadian yang membuat ia merekrut banyak orang"
"Saking takut nya dengan kematian ya" Tora bergumam pelan. Yang lain mengangguk-angguk.
"Gue perlu pulang,mau nenangin diri!" Wendy langsung pergi dari ruangan itu lalu Vania mengikuti.
Sisa gue dan Tora,oh no.
"Kenapa sih lo penasaran banget sama semua ini?" Tora membuka obrolan. Gue menghela napas lalu kembali berjalan.
"Karena,orangtua gue terlibat dalam masalah ini,dan nanti kalau upacara itu mengakibatkan hal hal yang tidak diinginkan,gue gamau kalau orangtua gue kenapa napa,gue khawatir"
Gue hanya merasa Tora menggenggam tangan gue lalu menemani gue berjalan menuju mobil dengan sepi.
"Thanks" gue menatap Tora yang mengantarkan gue ke mobil
"Yup,bye" Tora melambaikan tangan sambil tersenyum lalu berjalan menuju sekolah lalu menghilang.
------------------
Dirumah sepi. Orangtua gue sedang pergi pulangnya besok pagi,jadi gue sendirian malam ini. Gue menyalakan TV lalu duduk di depan ruang keluarga sambil memakan camilan yang selalu tersedia di kulkas gue.
"Jangan lihat ke belakang,lo cukup tau kalau lo ngomong sama Mona" tiba tiba ada seseorang yang berdiri di belakang kursi,namun karena perintah dari suara yang pastinya ini cewe dan pasti Mona,gue tahu suaranya seperti apa.
"Ada apa?"
"Wendy ada memberitahu lo bukan gue ada ngomong sama dia?" gue mengingat ngingat. Ya,sepertinya Wendy pernah bercerita soal dia berbicara dengan Mona.
"Kalau tidak salah,Wendy bilang dia ketemu lo di rumah Bu Rina?" gue bertanya sambil menunduk,gue melihat bayangan rambut sebahu,berbeda dengan Mona yang gue lihat waktu sama Tora,waktu itu rambutnya panjang.
"Ya,itu benar"
"Kenapa sih lo gamau sekali kita nyelidikin ini,bukan cuman lo,yang lain juga?" gue bertanya,dan tiba tiba Mona duduk di sebelah gue.
"Karena lo tau,kepala sekolah lo itu sudah gila otak nya,dia ingin merekrut semua orang dengan iming iming akan menjadi abadi,apa lo ga nyadar kalau sampai dia tahu kalian yang selalu menyelidiki,dia bisa menjadikan kalian tumbal!" suara Mona berubah menjadi tinggi tanda dia sedang frustasi.
"Tapi ini menyangkut orang tua gue,lo harus ngerti"
"Orangtua lo itu juga udah keterlaluan,Clar. Mereka merekrut teman teman kepercayaan mereka untuk ikut upacara keabadian itu"
"Jangan pernah menyalahkan orangtua gue!" gue berteriak
"Lo harus tau bagaimana asal nya mereka bisa ketemu sama kepala sekolah lo" tiba tiba Mona menarik tangan gue lalu berjalan ke kamar gue.
"Wait,ngapain lo ke kamar gue?"
"Ini yang membuat orangtua gue mengejar gue,plis jangan bilang ke siapapun kecuali Vania dan Wendy" tanpa mengindahkan pertanyaan gue,Mona langsung mengeluarkan kartu tarot.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE LIARS
Mystery / ThrillerApa jadi nya kalau 3 cewe yang sifat nya bertolak belakang dalam segala hal,bertemu dalam detention class. Dan apa jadi nya jika mereka dikumpulkan untuk memecahkan kasus kasus yang terjadi di dalam sekolahnya?