VANIA POV
Wendy ceroboh. Masa dia ninggalin barang berharga seperti itu di rumahnya? Dia kan sudah tau alasan diadakannya acara berkemah itu supaya mereka semua dengan seenaknyabisa menyelidiki kamar kami.
"Jadi gimana nih?" Wendy cemas
"Terpaksa malam ini kita harus kesana" Clarisse menghela napas "Wait,kita harus cari cara dulu supaya bisa keluar dari sekolah ini" lanjutnya
"Tenang,kan kita udah ketemu tuh jalan pintas yang nembusnya ke arah taman belakang sekolah,jadi kita tinggal ngendap ngendap ke ruangan detensi lalu kita selamat" usul gue
"So,hai" Tora dari belakang menyapa kami semua. Astaga,kenapa sih manusia itu masih juga datang ganggu terus. Gue hanya memutar bola mata.
"Kalian ngapain?" Clarisse memandang gue sebentar,gue hanya mengangkat bahu. Clarisse lalu menceritakan apa yang kami diskusikan. Tora hanya diam mendengarkan.
"Ikut boleh?"
"Ya,asal ngga ganggu" gue menjawab ketus. Tora memandang gue tanpa arti dan Wendy menyikut gue.
"Oke oke" jawab Tora yang penasaran dengan sikap gue.
-------------
Malam tiba,para peserta kemah diharapkan untuk berkumpul di aula. Katanya,ada pengarahan yang akan diberikan oleh kepala sekolah. Kami ber4,ya bersama Tora itu,berjalan menuju aula. Tidak ada yang memperhatikan bahwa guru guru sekarang bersikap aneh.
"Creepy crap!" Wendy kaget melihat pak Erwan,guru fisika menatapnya tajam. Gue hanya menunduk lalu lanjut berjalan.
"Aura nya serem banget" kata Clarisse,gue mengangguk angguk.
Banyak murid yang sudah sampai di aula. Gue dan yang lain memilih duduk di pojokan.
"Tes tes tes,semuanya sudah datang?" kepala sekolah maju keodium,gue memutar bola mata. Kepala sekolah yang sangat sangat sangat jahat.
"Kali ini saya akan menjelaskan............." kepala sekolah mulai menjelaskan panjang lebar yang tentunya membuat ngantuk hampir seluruh siswa. Bayangkan,pidato pas siang siang aja ngantuk,apalagi pas malam?
Gue mengalihkan pandangan ke beberapa guru yang duduk di pojok yang bertugas untuk mengawasi murid murid. Ibu Vena,guru inggris. Itu ga masalah,guru itu sebenarnya baik banget walaupun mukanya yah,too good to tell.
Pak Benny,ini yang susah,guru BK ini sudah menjadi kepercayaan kepala sekolah dalam menjalani tugasnya. Dikenal tegas banget dan tidak menggunakan kata toleransi dalam kamusnya. Melakukan larangan hanya cari mati.
Bu Terry,gue heran melihat guru ini menjadi pengawas. Gue baru melihatnya minggu kemarin jadi sudah dipastikan ibu itu guru baru.
"Gimana mau kabur kalau pengawasannya ketat kaya gitu" gue menyenggol ke arah Clarisse yang sedang keasikan ngobrol sama Tora.
"Ruang detensi kalau dari aula,lewat arah mana?" Wendy bertanya
"Pintu kanan,otomatis kita harus melewati pak Benny,great,just great" Clarisse menggeleng gelengkan kepalanya.
"Dan itu saja yang saya sampaikan,terimakasih" Good! akhirnya pidato membosankan itu selesai,gue bahkan ga ngerti tadi kepala sekolah ngomong apaan.
"Sekarang?" gue memandang mereka ber3. Yang lain mengangguk pelan lalu kami memisahkan diri dari siswa dan siswi yang bergegas menuju kelas tempat mereka menginap masing masing.
"Apa yang kalian lakukan?" bu Terry dari belakang muncul mengagetkan kami.
"Eh...ibu...ini mau ke wc" Wendy menggaruk garuk kepalanya yang gue yang gue yakin tidak gatal.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE LIARS
Mystery / ThrillerApa jadi nya kalau 3 cewe yang sifat nya bertolak belakang dalam segala hal,bertemu dalam detention class. Dan apa jadi nya jika mereka dikumpulkan untuk memecahkan kasus kasus yang terjadi di dalam sekolahnya?