"Manusia takkan pernah bisa menang dari rasa kesepian." -Sabakuno Gaara
***
Hari ini seperti biasa, aku berangkat ke sekolah naik angkutan umum. Dengan wajah lesu, aku bahkan melupakan banyak barang tuk dibawa. Lima menit berlalu, tak ada satu pun angkutan umum yang lewat. Sepuluh menit berlalu, tak ada juga angkutan umum yang lewat.
"Arghh, kalo gini jadinya bisa-bisa gua telat," ucapku menggerutu kesal.
"Hey cewek kaku,"
Aku yang sedang kesal hanya menghebuskan nafas tanpa menghiraukannya lagi.
"What? Cewek kaku?" batinku.
"Apa?" balasku gusar.
"Udah hampir telat bareng aja," tawarnya.
Aku masih sedikit berfikir, namun daripada harus telat dan dihukum, aku memutuskan untuk berangkat bersamanya.
Sepanjang perjalanan aku lebih banyak diam. Mungkin hanya sepatah dua patah kata yang aku lontarkan. Panggilan cewek kaku itu terlihat sangat cocok untukku saat ini.
"Wihh, bakal jadi hotnews nih. Abirah dibonceng si Arghi tuh, gerak cepat banget si Arghi. Padahal baru kemaren ketemu," ucap Rahma.
"Apaan sih lu pe'a," ledek Arghi sembari menghampiri Rahma. "Lo yang apa-apaan, lo mau buat Abirah baper terus lo tinggalin gitu aja kan? Lo kan emang playboy cap kampak iuh." jawab Rahma.
"Diem aja lo, ini itu bisnis yang sulit, lo ga bakal ngerti dasar bocah."
"Bisnis apaan? Ngomong lu tuh ketinggian."
"Otak lu aja ga kesampean, Rahma pe'a." ejek Arghi yang pecah membuatku tertawa.
"Lo lebih pe'a," timpal Rahma.
"Lo lebih lebih lebih pe'a,"
"Udah-udah, mending kita masuk kelas aja," potongku.
Hari ini proses belajar-mengajar mulai berlangsung. Bel pelajaran dimulai pun sudah terdengar dari tadi. Dan yang ditunggu-tunggu akhirnya datang. Tau siapa yang aku tunggu? Aku menunggu Guru matematika datang dari tadi. Aku sangat suka dengan pelajaran ini. Rasanya matematika itu seperti taman yang berbunga bagiku dan aku sangat suka itu.
Banyak dengusan sebal terdengar di belakang. Aku tak mempedulikannya. Aku melihat Arghi di bangku sebelah kirinya. Ia nampak semangat, sama seperti aku sendiri. Lalu aku melihat Pak Susanto yang datang membawa tumpukan buku. Rasanya Pak Susanto bagaikan malaikat pelindung. Ia membawa ribuan ilmu yang aku dambakan dan melindungiku dari tumpukan kesedihan.
Aku sangat menikmati ketika pelajaran berlangsung. Rasanya ingin berlama-lama belajar.
"Woy, Abirah gua pinjem penghapus lo cepetan!" ucap seseorang di belakangku.
"Apa?" tanyaku.
"Lo tuli apa congek sih, gue pinjem penghapus lo, jangan nolak! Gue ketua kelas di sini jadi lo harus nurut!"
"Ya udah ini," kataku sembari memberikan penghapusnya pada Kevin.
Kring... Kring...
Terdengar bel tanda istirahat berbunyi. Semua murid bersorak gembira, kecuali aku. Lagi-lagi aku berpikir, neraka kembali lagi menjemputku kini."Rah, lo mau ke kantin ga? Bareng gue aja," ajak Rahma.
"Ayok,"
Sewaktu SMP, biasanya aku jarang pergi ke kantin. Aku lebih memilih diam di kelas. Tapi sekarang, aku akan berusaha terus untuk berubah. Aku benci dengan keramaian. Kalian tahu kan, kantin itu bak pasar yang ada di sekolah. Baru saja aku kecewa dengan keadaan kantin yang penuh, aku sudah disuguhi pemandangan tak enak di salah satu tempat duduk. Aku melihat KM kelasku mengancam dan mengusir siswa lain yang sebelumnya duduk di tempat duduknya sekarang. Tiba-tiba rasa penasaranku mulai kumat.
"Rahma," panggilku pelan.
"Iya, Rah?"
"Lo kenal sama ketua kelas kita?"
"Kenapa emang? Namanya Kevin, dia playboy loh, lo harus waspada Rah. Dia orangnya songong, mentang-mentang dia dipilih jadi ketua kelas jadi seenaknya sama yang lainnya. Kalo dia deketin lo, gue saranin lo jauhin aja Rah," jelas Rahma.
"Oh, gitu ya. Dia ga deketin gue kok, gue cuma penasaran aja."
"Yaudah, mumpung ada bangku yang kosong kita duduk di situ aja," ajak Rahma.
Ketika sedang asyik melahap bakso yang kami pesan tadi. Seseorang datang dan duduk di depanku. "Hai Abirah, gue boleh makan bareng kan? Soalnya semua tempatnya udah penuh nih," ucapnya.
"Heh enak aja ya lo, yang nempatin ni tempat tuh ga hanya Abirah ada gue juga," ucap Rahma.
"Eh Rahma, dari kapan di sini?" tanya Arghi. "Maksud lo apa?! Oh ngajak ribut ya?!" bentak Rahma membuat seisi kantin melihat ke arahnya.
"Yaudah, Ghi. Lo boleh makan disini," ucapku.
"Makasih Abirah, lo baik deh ga kaya temen lo itu tuh yang pe'a,"
"Maksud lo apaan? Pergi lo dari sini! Enyahlah!" ucap Rahma dengan nada marah.
Arghi pun hanya membalasnya dengan tertawa. Aku juga ikut tertawa melihat tingkah mereka berdua yang selalu bertengkar jika bertemu. Dari situ aku banyak berbincang-bincang dengan Arghi. Dia orangnya sangat ramah, humoris, juga baik.
***
Pengamatanku salah tentang dunia baru
Ia tak sekejam masa lalu
Tak kutemukan keluhan lagi seperti dulu
Bahagiaku tak lagi semuTerimakasih Tuhan
Telah mengingatkanku untuk tidak mengeluh
Terimakasih atas orang-orang itu
Yang kau hadirkan untuk menghiasi duniaku-Abirah
***
Esoknya, ketika aku sedang berjalan di koridor sekolah. Arghi datang mengagetkanku, "hai Abirah."
"Astagfirullah, kamu ngagetin aja."
"Maaf, maaf. Lo bengong ya? Kenapa ada masalah?"
"Enggak, gue gak bengong kok." ucapku mengelak. "Masa?" tanya Arghi lagi.
"Mmm, Ghi, lo pernah ga ngerasain kalo lo punya kenangan masa lalu yang menyakitkan terus lo trauma?""Gue? Kalo gue sih bawa santai aja, gue punya banyak kenangan yang buruk tapi gue selalu berusaha bawa enjoy jangan sampe bikin trauma kaya maksud lo tadi." jelasnya.
"Mmm, gitu ya."
"Eh iya, gue itu udah terlahir bahagia. Kata bokap gue Arghi itu artinya kebahagiaan."
"Lo beruntung, kalo Abirah itu artinya lalu lalang kesedihan."
"What? Lo serius?"
"Serius lah, lo gak bakal nyangka hidup gue serumit ini, hidup gue berat banget Ghi."
"Tapi lo keliatan langsing, Rah." ucapnya polos.
Aku membalasnya dengan tertawa dan berucap, "Iya gue emang langsing."
"Kalo langsing gak bakal berat dong,"
"Serah lu ah,"
Aku melihat Arghi tersenyum. Rasanya nyaman melihat senyuman itu. Makin lama, aku dan Arghi juga makin dekat. Aku bahkan melupakan sosok pandangan pertamaku. Aku berharap, kedekatanku kini dengan Arghi tak menghasilkan kesedihan yang selalu menjadi teman sepinya.
***
Tbc
Ditunggu sarannya ya, maaf ceritanya yang makin absurd semoga suka yaa😊Follow ig : salwa.mld
Id line : @salwamlda15
KAMU SEDANG MEMBACA
ABIRAH [Completed]
JugendliteraturAda gadis dungu yang kebingungan. Ia bersedih akan sesuatu yang ingin sekali ia miliki. Terenta membisu, tertatih meronta, pada kenyataan yang tak mau mendengar. Gadis ini terus bermimpi, hal-hal yang tak pernah ia miliki. Gadis ini terus berkhayal...