"Tunjukan kepada orang-orang yang menganggap dirimu lemah, bahwa kau bisa lebih hebat dari mereka." -Uzumaki Boruto
"Kau buat hinaku merambat hingga rasa itu mulai menambat, luluh lantak membengkakkan hati yang awalnya mengerti."
***
Dia menarik rambutku dengan paksa. Dia mendorong tubuhku dengan kasar hingga aku tersungkur di lantai. Tak mampu bendung lagi air mata. Aku hanya dapat menundukan kepala, menyembunyikan wajah yang mengenaskan.
"Lo tau diri dong, dasar cupu!" kata salah seorang seraya menendang badanku.
"Lo tau gue kan?"
Aku diam.
"JAWAB! lo bisa ngomongkan?!"
"i-ya Kak,"
"Kalo lo tau ngapain lo deket-deket sama Ganjar?!" bentaknya.
"Aku gak deket-deket sama Kak.."
Plak.
Sebuah tamparan hebat mengenai pipi kananku. Aku hanya diam dan terpaku. Adinda yang dikata orang baik hati dan sopan. Kini menjadi ganas dan tak tau batasan. Ini sungguh sudah kelewatan batas. Orang-orang yang melihat pun tak ada yang mau menolong, mereka malah asyik menonton.
Aku memberanikan diri untuk bermonolog, "Kak, saya tidak pernah mendekati pacar Kakak."
Plak.
Tamparan itu kembali mendarat di pipi kananku. Ini sungguh sangat sakit. Aku tak lagi tahan. Air bening itu kembali ke luar. Aku hanya bisa meringis kesakitan. Adinda dan dayang-dayangnya tertawa penuh kemenangan. "Lalu apa namanya kalo lo jalan berduaan sama Ganjar kemaren?!"
"Inget ya, kalo lo keliatan lagi jalan sama Ganjar. Lo bakal tau akibatnya nanti," ucapnya sembari menoyorkan kepalaku dan mendorong tubuhku.
Tiba-tiba seseorang datang dan menolongku sebelum jatuh terhuyung ke lantai. Ia menatapku lekat. Lalu perlahan mendongakkan kepala.
"Lo apa-apaan sih Din? Mau jadi jagoan hah?!"
"Ganjar gue bisa jelasin ya." ucap Adinda seraya memegangi tangan Kak Ganjar. Sedetik setelah itu, Kak Ganjar melepaskan tangan Adinda dengan paksa. Lalu menarik lenganku ke luar keramaian. Ia membawaku ke ruang UKS. Ia membawa sebuah batu es yang sudah dibungkus sebuah kain dan menempelkannya pada pipiku yang sakit karena tamparan hebat tadi.
"Maafin gue ya,"
"Kok Kak Ganjar minta maaf? Buat apa?"
"Gara-gara gue kan?"
Aku hanya diam. Ini tidak lain karena ia bertanggung jawab. Tidak lebih.
"Kak aku mau ke kelas aja,"
Kak Ganjar hanya mengangguk. Ia memapahku hingga luar kelasku. Aku sempat menolak namun Kak Ganjar memaksa jadi aku bisa apa. Di kelas ternyata tidak ada guru karena hari ini ada rapat mendadak. Aku hanya bisa mendengus sebal. Semua wajah di kelasku menatapku dengan wajah tanda tanya. Rahma menghampiriku dan membantuku duduk di bangku.
![](https://img.wattpad.com/cover/99042558-288-k802773.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ABIRAH [Completed]
Teen FictionAda gadis dungu yang kebingungan. Ia bersedih akan sesuatu yang ingin sekali ia miliki. Terenta membisu, tertatih meronta, pada kenyataan yang tak mau mendengar. Gadis ini terus bermimpi, hal-hal yang tak pernah ia miliki. Gadis ini terus berkhayal...