6. Pecel Lele

311 58 34
                                    

"Masa lalu ada bukan hanya sebagai pengingat untuk perubahan, tapi sebagai pelajaran untuk kita semua." -Rikudou Sennin

***

"Kamu ini becanda ya, Vi?"

Silvi membalasku dengan tawa pelan dan berkata, "Aku se.."

"Ayo pulang Rah, udah mulai gelap." potong Arghi.

"Bukannya tadi Kak Arghi mau cari makanan?"

"Gak jadi pulang aja, ayo Rah."

Aku pun mulai pamitan dengan Silvi dan orang tuanya. Orang tua Silvi sangat ramah dan menyenangkan, Aku jadi iri dengan Silvi. Lalu aku mulai mengekor langkah Arghi.

Aku menatap Arghi dari belakang. Lalu aku tersenyum tipis. Entah kenapa, ada yang menarikku untuk mendekati badan itu. Ada rasa yang tak bisa dijelaskan, namun itu sangat bergejolak dan tak bisa ditahan.

***

Jika hujan buatku terpejam,
Kamu adalah payung yang buatku nyaman

Jika angin buatku terombang ambing,
Kamu adalah pegangan yang kuat melebihi tali

Jika hampa kurasa hutan,
Kamu adalah pangeran yang memecah keheningan

Jika aku terlelap dan terpuruk
Kamu bawaku pergi jauh dari masa lalu ♡

-Abirah

***

Aku masih belum bisa menahan rasa bahagiaku. Berada di sampingnya kini, dapat memandangi indahnya wajah itu. Aku sungguh bahagia.

"Lo suka ya sama gue?" ucap Arghi memecah keheningan.

"Hah? Apaan sih lo? Geer banget."

"Dari tadi lo senyam senyum aja, lo pasti seneng ya bisa liat pemandangan yang indah yang ada disebelah lo."

"Iya disini pemandangannya bagus," ucapku sambil melirik ke luar mobil.

"Lo tuh masa ga ngerti, maksud gue bukan di luar tapi ya g-gue."

"Maksud lo?"

"Udah lah lupain aja,"

Aku melihat Arghi kikuk. Aku mengerti apa yang Arghi bicarakan, hanya saja aku tak ingin terlihat salah tingkah di hadapannya.

Mungkin karena rumahku dekat dengan rumah Silvi. Kami sudah sampai saja di depan rumahku. Arghi membukakan pintu mobil untukku. Ini menjadikanku bak ratu, baru kali ini aku diperlakukan seperti ini.

"Uhm, makasih. Uhm, Ghi?"

"Ya?"

"L-lo, lo mau masuk dulu?"

"Hmm, gak usah deh Rah. Lain kali, gue balik dulu ya, bye." kata Arghi sambil melambaikan tangan.

"Hati-hati," ucapku kikuk.

Aku masih memandangi mobil Arghi yang hampir hilang ditelan gelapnya malam. Sejenak aku tersenyum lalu masuk ke dalam rumah. Malam ini sungguh memanjakanku. Aku memejamkan mata lalu terlelap dalam tidurku.

ABIRAH [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang