"Walaupun kau tau rasa sakit yang sama, kau tak akan mengerti yang lainnya, dan bahkan jika kau beritahu kepada yang lain, mereka tak akan mengerti." -Pain to Uzumaki Naruto
***
"Shel, lo masih nganggep gue ngerebut Zaki dari lo?"
Ia mendekatkan wajahnya dan mencoba mensejajarkan tinggi kami, Shelly memang lebih tinggi dariku. Body nya bagus, tapi entah kenapa Zaki waktu itu memutuskannya dan mendekatiku. "Lo emang rebut kebahagiaan gue sama Zaki!" ucapnya membentak.
Saat aku berniat menjawab bentakannya tadi. Pandangannya seperti sedang tertuju pada orang yang ada di belakangku. Lalu ia meninggalkanku tanpa ba-bi-bu dan sedikit menyenggol badanku. Lantas aku melanjutkan jalanku.
"ZAKIIII..."
Aku tertegun. Nama itu lagi, sialan. Aku menoleh mencari asal suara itu. Dan ternyata, suara itu adalah suara Shelly. Shelly tengah memeluk pria dari belakang yang aku yakin pria itu pasti Zaki.Aku menahan rasa penasaranku, aku tak ingin bertemunya lagi. Tapi setelah pria itu menolehkan kepalanya.
"Arghi?" batinku.
Arghi terlihat terkejut ketika tiba-tiba seseorang memeluknya dari belakang. Aku menghampiri Shelly dan Arghi. "Zaki, gue kangen banget tau sama lo. Lo kemana aja sih? ngilang gitu aja," ucap Shelly.
Aku berusaha melepas genggaman tangan Shelly pada Arghi. "Maksud lo apaan? Dia ini Arghi bukan Zaki, lo jangan pegang-pegang dia!"
Aku melihat raut wajah Arghi yang bingung. Lalu ia angkat bicara, "udah-udah, maksudnya apaan sih? Nih, ya lo siapa sembarangan meluk gue?" ucapnya melerai. Shelly juga terlihat bingung, mungkin setelah ini akan ada adegan Shelly yang malu karena salah memeluk orang. Kenapa juga dia sembarangan memeluk pacar orang.
"Lo ga inget sama gue? Emang gue banyak berubah ya?" ucapnya terlihat manja. Aku sangat jijik melihatnya.
"Gue sama sekali gak kenal lo," ucap Arghi.
"Zaki, lo tega ya sama gue. Gue ini orang yang selalu di hati lo." Sedetik setelah itu, seseorang menarik Shelly dan dia adalah Silvi. Lalu aku melirik Arghi yang terlihat kebingungan. Jika dilihat lebih detail, rambut dan matanya memang mirip Zaki. Aku juga sempat terbayang wajah Zaki saat melihat Arghi.
"Rah kamu kenal sama dia?"
"Iya dia temen SMP aku,"
"Tadi kamu marah banget pas cewek itu peluk aku cemburu ya," ucapnya sembari menyentuh bagian hidungku. Aku malah kikuk dan salah tingkah. "Ganjen," cibirku. Kami masih merahasiakan hubungan kami. Maka dari itu, kami tidak bersama-sama malam ini. Aku berjalan pelan menghampiri Vika. Tapi selintas terbayang wajah Shelly yang terlihat yakin bahwa Arghi itu Zaki.
Aku pun mengurungkan niatku menghampiri Vika. Aku sedikit berlari menuju toilet. Memang ketika Silvi menarik Shelly, aku sudah memperhatikan kemana arah langkahnya. Aku mengintip Shelly dan Silvi dari luar toilet. Silvi menoleh ke arah Shelly setelah mencuci tangannya di wastafel. "Kamu jangan salahin kakak, kakak kan gak tau. Kamu aja yang salah gak ngasih tau kakak." ucap Shelly. Silvi terlihat serius dan dia terus saja berjalan mondar-mandir. "Aku juga gak nyangka kalo Kak Arghi bakal dateng, maksudnya Kak Zaki."
KAMU SEDANG MEMBACA
ABIRAH [Completed]
Teen FictionAda gadis dungu yang kebingungan. Ia bersedih akan sesuatu yang ingin sekali ia miliki. Terenta membisu, tertatih meronta, pada kenyataan yang tak mau mendengar. Gadis ini terus bermimpi, hal-hal yang tak pernah ia miliki. Gadis ini terus berkhayal...