"Untuk mendapatkan sesuatu, kau harus rela mengorbankan sesuatu yang lain." -Tayuya
"Meskipun aku tak terlihat, namun aku selalu melihat. Selalu melihatmu, mencarimu dan memperhatikanmu dari sudut diamku."
***
Pagi yang indah dan tuk ke sekian kalinya aku bersyukur. Hampir setiap hari aku berangkat sekolah bersama Kak Ganjar. Setiap pagi aku bisa melihat senyumnya. Dia mungkin terpaksa namun aku tetap senang. Orang tua kami bersahabat, tidak salah kalau kami juga bersahabat. Karena aku tidak bisa mengendarai kendaraan, Kak Ganjar harus repot-repot berangkat bersamaku. Ini juga karena paksaan dari Papa. Kak Ganjar memang tak seseru Arghi, tapi aku selalu ingin tertawa jika melihatnya berbicara. Ini seperti lucu karena aku juga jarang melihatnya bicara.
Ia sekarang sering berbicara panjang lebar denganku. Ini juga karena aku dan dia sama-sama penggemar Naruto. Aku yang membela perdamaian Konoha dan menyukai Naruto, dia yang ingin menghancurkan Konoha sebagai Madara.
Pagi ini, dia sudah seperti biasa menungguku di samping mobilnya. "Lo lama dattebayo,"
"Itu bahasa aku Kak," gerutuku.
"Udah masuk!" titahnya sambil tersenyum membukakan pintu mobil untukku. "Kenapa Kakak tiba-tiba jadi manis gini?"
"Gue emang manis," ucapnya polos. Aku yang melihat pemandangan jarang-jarang itu hanya tertawa karena Kak Ganjar sungguh sangat lucu. "Iya terlalu manis sampe pahang banget tau gak?" ucapku sembari tersenyum. Ia hanya tersenyum dan mulai memajukan mobilnya. Ia sangat fokus menyetir. Hening seketika menyeruak.
"Gue gak tau," ucapnya tiba-tiba.
"Apa yang gak tau?"
"Tadi kan lo nanya,"
"Nanya apa?"
"Pikun," cibirnya.
Aku mencubit pinggang nya dan alhasil Kak Ganjar meringis kesakitan hingga hampir membanting setir. "Ah, maaf Kak hehe." Aku sangat tidak sadar melakukan itu, sungguh. Seketika suasana menjadi kikuk. Aku mengalihkan pandanganku ke arah handphone ku.Tak lama kami sudah sampai di sekolah. Sekolah masih sangat sepi. Kami memang sengaja karena tak ingin menyebarkan sensasi. Aku takut jika banyak cabe yang melihatku bersama Kak Ganjar, akan jadi masalah bagiku. Seperti biasa Kak Ganjar selalu dingin kalau sudah berada di sekolah. Ia meninggalkanku, selalu begitu. Apa salahnya jalan bersama dengan sahabat. Ia seperti telah terjadwal bagaimana sikapnya di setiap tempat yang berbeda-beda.
Aku bergegas ke kelas dan mendapati keadaan kelas yang masih kosong. Aku duduk dan mulai membuka buku pelajaran untuk mengulang. Satu persatu bangku telah terisi orang. Namun masih ada yang kosong sampai bel berbunyi. Arghi. Ya dia sudah dua hari tidak sekolah. Katanya sih sakit. Tapi entahlah, aku hanya berdoa semoga dia baik-baik saja.
"Rah, gue punya berita." ujar Rahma.
"Apa?"
"Arghi udah punya pacar dari kelas 10 Ipa 1,"
"Terus apa urusannya sama gue?"
"Ya, gue cuma kasih tau aja."
"Gue kan gak mau tau,"
"Yaelah lo gitu amat sih, gitu-gitu juga lo kan mantannya si.." Aku langsung membekap mulut Rahma. "Lo jangan keras-keras dong ngomongnya," kesalku.
![](https://img.wattpad.com/cover/99042558-288-k802773.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ABIRAH [Completed]
Teen FictionAda gadis dungu yang kebingungan. Ia bersedih akan sesuatu yang ingin sekali ia miliki. Terenta membisu, tertatih meronta, pada kenyataan yang tak mau mendengar. Gadis ini terus bermimpi, hal-hal yang tak pernah ia miliki. Gadis ini terus berkhayal...