"Manusia dikendalikan oleh keinginan mereka tanpa bisa mengendalikan." -Uchiha Obito
"Lepaskan dan buktikan bahwa dia salah telah menyianyiakanmu. "
***
Arghi menyalakan lampu kamarnya. Ia berjalan menuju balkon. Mengambil gitar dan duduk menikmati angin malam yang tengah mengeringkan keringatnya. Memetik gitar dengan tangan terlatihnya. Menyuarakan lantunan lagu yang tengah menggundahkan hatinya.
I don't have much to give, but I don't care for gold
What use is money, when you need someone to hold
Don't have direction I am just rolling down this road
Waiting for you to bring me in front of the could
You'll never know the endless nights
The rhyming of the rain
Or how it feels to fall behind and watch you call his name
Ia sedikit merapikan rambutnya dan kembali bersenandung.
Pack up and leave everything
Don't you see what I can bring
Can't keep this beating heart at bay
Set my midnight terror free
I will give you all of me
Just leave your lover, leave him for me
Leave your lover,..
(Sam Smith - Leave your lover)
Belum ia melanjutkan nyanyiannya sebuah panggilan telepon mengganggu. Itu telepon dari Kevin. Malam-malam begini siapa lagi kalau bukan Kevin yang menelpon. Ini sudah seperti biasa sejak dua minggu yang lalu. Tepat di mana hati Arghi tengah rapuh. Kevin datang dan membantunya bangkit.
Arghi mengambil jaket dari sofa kamarnya serta tak lupa kunci motornya. Pergi tanpa pamit, keluyuran malam-malam, hal yang paling di anti Arghi sejak dulu. Kini ia benar-benar brandal tak jauh beda dengan Kevin.
Sudah dapat ditebak lagi arah tujuan Arghi. Ia berhenti di salah satu toko makanan yang masih buka sampai tengah malam. 'Warung Mamih' itulah sebutannya. Bisa dibilang markas para badboys dan tak sedikit orang-orang yang datang ke sana adalah troublemaker di sekolah bahkan di luar. Malam ini mereka semua berkumpul, mereka menamai diri mereka sendiri dengan sebutan B-cool.
"Hey bro!" ucap Kevin menyalami Arghi.
"Ghi gue punya dua nih mau gak lo?" tanya salah seorang dari mereka.
"Gue gak mau,"
"Yaelah Ghi, kalo yang ini lo bakal dapet banyak. Udah kaya, cantik juga ditambah gede juga loh." tawarnya sekali lagi.
Kevin mengambil koran di meja dan menipukkannya ke Usa, "Heh otak lu ngeres ya, ngapain lo tawarin yang gede balonnya sama si Arghi. Dah buat gue aja lah ya?" Usa yang mendengarnya langsung tertawa. "Janganlah Kev, lo udah banyak stok yang gede buat gue aja ye?"
"Si anying, ngapain lo tawar-tawarin kalo mau lo embat bel!"
"Kasian lah, kawan kita ni Arghi belum dapat yang bahenol." kata Usa seraya menepuk punggung Arghi. Arghi yang merasa terganggu dengan ulah teman-temannya segera mencari tempat sunyi. Ia mengambil sepuntung rokok dan menghisapnya pelan. Ia sudah memutuskan untuk mencari tambatan hati lain. Dan sudah terlanjur menyerah pada takdir. Sungguh meskipun itu hanya hubungan yang singkat namun sangat berharga baginya. Ia sangat bahagia kala itu.
Seseorang berjalan menghampiri tubuh yang lelah itu. Ia memberikan Arghi sebuah permen. "Kalo lagi sedih jangan lampiasin ke rokok, mending ganti aja sama permen." Arghi menuruti apa yang perempuan itu titah. Entah kenapa, Arghi tidak bisa menolak pada wanita itu. Ia selalu menuruti apa yang wanita itu titah. Arghi tak ingin melukai hati wanita yang menyayanginya dengan tulus. Tanpa melihat masa lalu dan keadaannya sekarang.
"Anak perawan gak baik keluyuran malem-malem," ucap Arghi seraya memakaikan jaket yang ia kenakan kepadanya. "Rumah gue kan deket sini, lagipula gue kan udah biasa nyamperin lo ke sini,"
"Tapi kan lo gak seharusnya juga tiap malem ke sini,"
"Lo aja yang rumahnya jauh sering ke sini masa gue gak boleh?"
Arghi tak lagi menjawab. Tiba-tiba tangannya merasakan hangat, "Ghi gue minta lo jangan sakitin hati gue ya dan jangan pernah tinggalin gue." Pintanya sembari memegangi tangan Arghi. Arghi menariknya ke dalam pelukannya. "Gue gak sesialan itu, gue juga gak akan pernah tinggalin lo. Gue gak akan mutusin lo dan buat lo sakit hati, gak akan."
"Gue percaya,"
"Gue anterin pulang yah?"
Arghi menarik lengan wanita itu dan mengantarkannya pulang. Ini sudah seperti kebiasaan setiap malam. Dan Arghi selalu bertamu ke rumahnya setiap malam. Ayah dan Ibunya selalu menyambut Arghi dengan hangat. Membuat ia sudah nyaman dan sangat yakin untuk terus menjaga wanita yang tengah ia perjuangkan. Dan tengah ia berusaha untuk bisa mencintainya.
"Lo udah lupain Abirah kan?"
"Kenapa lo tanya tentang dia?" Jawab Arghi dan ia sedikit mengambil napas pelan. "Secara fisik aja, dia udah kalah telak sama lo, ngapain lo tanya gituan." lanjut Arghi. Gadis itu seperti mengerti dan hanya tersenyum dengan pujian Arghi. "Dia itu gak cantik kenapa lo bisa suka sama dia?" tanyanya lagi.
"Gue gak tau, hanya saja, dia menarik."
"Kalo gue?"
"Lo cantik, baik, perhatian dan pacar gue."
"Gue percaya,"
Arghi mengelus manja rambut pacarnya itu. Lalu ia berpamitan tuk pulang. Kali ini mungkin ayahnya sudah berdiri di depan rumah. Ia melesat dengan cepat. Sepanjang jalan ia melamun, untung saja tidak menabrak orang karena memang sudah larut malam. Ketika hendak membuka pintu rumah, benar saja, Ayahnya sudah berdiri di depannya dekan tangan yang di dekap.
Arghi mendekati sang Ayah, "Ayah ngapain? Mau marahin?" ucapnya enteng.
"Arghi, Ayah udah cape dengan kelakuan kamu." ucap Ayah Arghi sembari duduk bersiap mencemarahi. Namun belum saja pria paruh baya itu membuka suaru, Arghi sudah mendahului. "Ayah, siapa aku sejak sebelum amnesia?"
"Apa maksud kamu? Kamu gak pernah amnesia,"
"Ayah bohong," potong Arghi. Arghi menatap Ayahnya ia sungguh tak ingin membentaknya, ia sudah bukan anak kecil yang gampang dibohongi.
"Ayah hanya ingin kamu tetep jadi Arghi. Arghi anak Ayah."
"Apa aku ini Zaki?"
"Apa maksud kamu?"
"Aku bukan anak kandung Ayah kan?"
"Cukup Arghi!!" ucap Ayah Arghi membentak. "Kamu ini Arghi bukan Zaki," sambungnya.
"Apa aku anak kandung Ayah?"
"Ayah gak bisa jawabkan? Ayah gak bisa bohong soal itu. Anak kandung Ayah meninggal dan namanya Arghi. Ayah ingin aku menjadi dia padahal aku ini beda sama dia. Ayah mengambil keuntungan dengan aku amnesia. Aku bukan Arghi, aku ini Zaki ya kan yah?"
Skak.
Ayah Arghi tak bisa lagi mengelak. Arghi sudah tau semuanya. Dua tahun ia berhasil menyembunyikan masa lalu dan identitas anak angkatnya ini. Tapi akhirnya semua terbongkar sia-sia. Padahal Ayahnya hanya ingin Arghi sepenuhnya menjadi Arghi anaknya.
Tak terasa air bening mulai membasahi pelupuk mata Arghi. Seketika remang-remang bayangan seorang pria dan wanita merasuk kepalanya. Lalu kepalanya merasakan sakit yang sangat. Seketika tubuhnya ambruk dan tak sadarkan diri.
***
Tbc
Play music di mulmed ya
Don't forget for vote and comment
Terima kasih sudah membaca
Ig : salwa.mld
Id line : salwamlda15
KAMU SEDANG MEMBACA
ABIRAH [Completed]
Teen FictionAda gadis dungu yang kebingungan. Ia bersedih akan sesuatu yang ingin sekali ia miliki. Terenta membisu, tertatih meronta, pada kenyataan yang tak mau mendengar. Gadis ini terus bermimpi, hal-hal yang tak pernah ia miliki. Gadis ini terus berkhayal...