Chapter 17: Forever the name on my Lips

1.9K 112 1
                                    

GUNS AND ROSES By Hayley Dawn Harper
CHAPTER 17: FOREVER THE NAME OF MY
LIPS
🔞🔞🔞

Martial turun daripada kereta dan dia memerhatikan Kawasan perkarangan rumah agam di hadapannya itu. Seoul hanya menunggu di dalam kereta dan menunggu tindakan martial yang seterusnya. Tidak lama kemudian, beberapa orang Guard datang di pintu pagar utama dan mereka memerhatikan Martial.
" What we can help you? Who are you?" Tanya salah satu daripada mereka. Martial mengaru pipinya. Mereka mempunyai senjata di tangan masing masing sedangkan mereka sedang berjaga di kawasan rumah agam itu yang kelihatan seperti tidak berpenghuni. Berbeza dengan keadaannya ketika dia datang di rumah itu beberapa tahun yang lalu. Ketika dia masih seorang kanak kanak. Begitu juga dengan Oshea.
" im looking for sir mclee.. my coaches wanted to say something to him.." jawab Martial. Guard itu salinh berpandangan sesama mereka. Dan martial menoleh lagi ke pintu utama rumah agam itu apabila melihat Oshea keluar dari rumah itu dengan wajah sedikit sugul. Lama dia memandang martial dan mereka berdua saling mengukirkan senyuman sesama sendiri. Oshea mengangkat tangannya ke arah martial. Martial berjalan ke arah keretanya. Dia membuka pintu dan membawa seoul turun bersama. Martial menoleh pula ke arah kereta yang dinaiki oleh orange dan orang bawahannya yang lain. Mereka hanya menunggu di dalam kereta.

Martial dan seoul masuk ke dalam rumah agam dan mereka disambut oleh oshea dengan perasaan sedikit gembira dan terkejut pada masa yang sama. Sudah beberapa tahun dia tidak berjumpa dengan martial. Oshea memeluk martial dan hanya tersenyum kepada seoul.
" My wife.." kata martial. Oshea mengangguk.
" you getting married earlier than I thought..brother." Kata Oshea. Martial tersengih. Mereka masuk ke dalam sebuah bilik pejabat dan martial hanya menoleh kepada Guard yang asyik mengekori gerak langkah oshea. Martial dan Seoul saling berpandangan dan mereka hanya diam.
" please have a seat." Kata oshea. Dia duduk di sofa dan begitu juga dengan martial dan seoul.
" where is your father? " tanya martial. Dan wajah oshea seperti terkena halilintar mendengar pertanyaan daripada martial.
" He's beeb very busy lately.. I didn't see him like 2 years.. already." Jawab oshea.
"Why? Did you fight with youf father?" Tanya martial.
"Maybe."jawab Oshea anak matanya menjeling ke arah guard yang ada di dalam bilik pejabat itu. Martial mengengam jemarinya dan kemudiannya membuka tangannya perlahan. Oshea memerhatikan tingkah laku martial. Mata mereka berdua saling berpandangan. Seoul bangun dan berjalan di sekitar bilik pejabat itu. Dia memerhatikan perhiasan yang ada di dalam bilik itu. Dia sesekali menoleh kepada guard di dalam bilik itu.
" Nice Room.. isn't it?" Tanya seoul kepada mereka. Mereka hanya memerhatikan seoul dengan senyuman manisnya.

"Serial killer code. Close your hands. Yes. Open your arms. No." martial berbisik di dalam hatinya. Dia mengeluarkan Rokok dan macis daripada poket bajunya dan dia tersenyum kepada oshea.
" Everything fine?"tanya martial sambil menghisap rokoknya perlahan lahan sambil memerhatikan asap rokok yang dikeluarkannya melalui hembusan daripada hidungnya.
"Ya. So fine." Kata oshea membuka tangannya dan mengangkatnya di atas kepalanya. Martial tersenyum.
"Did you go to the Hercules university?"tanya martial. Oshea mengangguk.
" Did you see my coaches there? "
"Yes. My father want me to learn so much from him." Kata Oshea.
"So you know it right." Kata martial mengenyit matanya. Oshea mengangkat bahunya.
" Where is your father?"tanya Martial semula. Oshea membuka tangannya. (Not safe). Martial menoleh ke arah seoul.
" He's fine somewhere." Jawab oshea.
"You need a ciggarette?.(You need a help) " tanya martial. Dia mengeluarkan sebatang rokok dan menghulurkannya kepada oshea.
" why not. I am desperately need this.( i've been waiting for it)." Jawab oshea. Martial mengangguk. Dia mengambil macis dan memetiknya untuk membakar rokok di tangan oshea. Mereka berdua saling tersenyum.
" I had a lots of ciggarette .. you can have them all. ( I have a lots if backup outside the house. You want me to kill all this people.?" Kata martial.
"Good. Next time do not hesitate to bring more for me.( Why not. Kill them all now.) " Jawab oshea. Martial tertawa. Dia bangun dan mengeluh kecil. Seoul menoleh kearah martial.
"Come on Baby. We need to go and get some ciggaretter for oshea." Kata Martial. Seoul hanya mengangguk dan martial memaut bahu seoul keluar dari bilik itu. Oshea juga bangun dan dia membuka laci di meja hadapannya. Dia mengeluarkan pistolnya dan menyimpannya di belakang seluarnya. Martial membuka pintu dan mengarahkan seoul duduk sejenak di dalam kereta. Dia mengambil pistol dan memberikannya kepada seoul.
" You know what to do. I need to help him." Kata martial. Seoul hanya mengangguk. Martial mengangkat tangan kepada orange.
"Lets's go." Kata orange. Dia keluar dari kereta dan orang bawahannya yang lain juga turun dari kereta mereka. Martial masuk semula ke dalam rumah agam itu dan orange dan orang bawahannya mengeluarkan pistol mereka masing masing. Martial tersenyum kepada oshea yang berdiri di hadapan pintu utama rumah agam itu.
" Code accepted! " kata martial. Guard yang berada di dalam rumah itu memerhatikan orange dan orang bawahannya yang masuk ke dalam rumah itu.
"Hey!!heyy!!!" Jerit mereka.
"Sorry. Nobody allowed to be alive today." Kata Orange. Dia mengangkat tangannya ke udara. Oshea mengeluarkan pistolnya. Martial juga sama.
"Bang them!"kata orange.
"Shittt!! We are under attack!! "Jerit guard di dalam rumah agam itu.
"Call The Herbev..." Bang!!! Belum sempat guard itu menghabiskan kata katanya, peluru menembusi kepalanya. Dia tersungkur jatuh. Bang! Bang! Orang bawahan orange berlari masuk ke dalam rumah itu. Bang! Bang! Satu persatu guard di dalam rumah itu diserang. Martial hanya memerhatikan mereka diserang. Oshea menarik ketua Guard itu dan menarik anak bajunya dan mengheretnya masuk ke dalam bilik pejabat. Dia menolaknya duduk di atas sofa. Dushhh!! Satu penendang hinggap di wajah guard itu. Bang ! Bang! Kedengaran bunyi tembakan dilepaskan kedengaran dari luar bilik pejabat itu. Ketua guard itu mengangkat tangannya.
" am sorry Oshea! Please don't kill me! Please am begging you!!" Kata Ketua Guard itu. Dush!! Dushh!! Oshea menumbuk dan menendangnya lagi hingga dia tersungkur jatuh di lantai bilik pejabat itu.
"Tell me where is my father?! Where did that Herbev bring my father?!!"jerit Oshea. Dia mengacu pistol di kepala Ketua Guard itu dan anak matanya merenungnya dengan penuh rasa benci.
"Tell me!!!"jerit oshea .dish!! Dushhh! Berkali kali dia melontarkan penumbuknya kepada lelaki itu dengan penuh perasaan marah.
" Blade locked him up somewhere at The Herbev Center. I also don't know.. but he's there." Kata Ketua Guard itu. Panggg!! Oshea menghayun pistol itu di kepala ketua Guard itu. Martial masuk ke dalam bilik. Dia memerhatikan ketua guard itu.
" All are dead. Left him? Or left him dead too?!"tanya martial. Oshea memerhatikan sahaja ketua guard itu. Dia kemudiannya berlari keluar dari bilik pejabat itu. Martial menoleh sejenak ke arah guard yang sudah terkulai layu itu. Dia melangkah keluar dari bilik itu. Bang!! Martial sempat tunduk. Dia menoleh kearah ketua guard itu yang sedang memegang pistol ke arah martial. Martial mengeleng. Dia merenung guard itu dengan tajam.
" don't kill me.i'm a newlywed man.!"jerit martial. Bang!! Dia melepaskan tembakan kearah guard itu. Tepat di kepalanya. Martial menyimpan pistolnya. Dia berlalu keluar dari bilik itu. Orange dan orang bawahannya sedang menunggu di luar kawasan rumah. Martial hanya mengeleng melihat guard yang sudah tidak bernyawa bertempiaran di dalam dan di luar rumah itu.
" That's was a bit fun. " kata martial.
" i need to go.." Oshea melangkah keluar dari pintu rumah agam itu namun martial menahannya daripada terus berjalan.
" i need to talk to you.. "kata martial.
" let's talk about it later .. i really need to go.." kata oshea. Martial hanya merenungnya dan memerhatikan oshea berlari masuk ke dalam kereta dan meninggalkan rumah agam itu sepantas kilat.
" let's go to the next destination.." kata martial Kepada orange dan orang bawahannya. Mereka semua mengangguk. Seoul memerhatikan sebuah kereta berlalu dari perkarangan rumah itu dan tidak lama kemudian, martial juga tiba di dalam kereta.
" Everything done?" Tanya seoul. Martial tersenyum.
" As i expected. Something is not right with him. But what his relations with The Herbev? Why did The Herbev take his father as a hostage. " kata martial.
" you have to asked him for that."
" he's not answering me. Looked like he really need to go somewhere. He left after all the guard dead. "
"Then, what next?"
" we will visit the village." Jawab martial. Kereta itu berlalu dari situ. Orange dan orang bawahannya juga pergi dari situ dengan membawa kereta mereka masing masing.

GUNS AND ROSESWhere stories live. Discover now