---------------------
Panggilan untuk penumpang pesawat tujuan Hokkaido...
Suara announcer di bandara kota Sendai mengalihkan pandangan manik coklat milik (Y/n) dari layar smartphone miliknya. (Y/n) mulai mempersiapkan barang bawaan yang berupa sebuah koper besar bewarna cream dan sebuah backpack bewarna hitam yang biasa ia bawa untuk mengajar.
Tidak banyak yang ia bawa. Hanya pakaian dan beberapa properti. Barang-barang lainnya ia titipkan pada Ishihara untuk dijaga sampai ia kembali ke Miyagi. Jika (Y/n) tidak kembali, ia sudah berpesan kepada Ishihara untuk menjual barang-barangnya lalu mendonasikan hasil penjualan tadi.
(Y/n) menekan kunci layar handphonenya untuk melihat foto yang baru saja ia jadikan wallpaper. Foto itu tak lain dan tak bukan adalah foto selfie yang ia ambil tadi malam. Tersenyum sendu, ia menonaktifkan handphonenya lalu berjalan memasuki boarding hall.
'Aku harap kau menerima bingkisan dariku, Wakatoshi,' batin (Y/n) sebelum benar-benar menghilang di tengah hiruk pikuk bandara kota Sendai.
--Sementara itu di tempat Ushijima--
Tok tok tok!!
Pintu bewarna coklat dengan nomor 225 terbuka. Menampakkan sosok pemuda berusia sekitar 23 tahun berambut pirang dengan poni dominan ke sebelah kanan dan rambut bagian undercut bewarna gelap.
Tubuhnya tinggi dan ia hanya mengenakan sebuah t-shirt hitam dengan celana pendek bewarna biru donker. Tampak jelas ia baru saja bangun terlihat dari pakaiannya yang masih kusut.
"Permisi, apa benar ini kamar Tuan Ushijima?", tanya petugas hotel kepada pemuda tadi.
"Iya, senpai masih tidur. Ada perlu apa?", balas pemuda tadi masih setengah mengantuk.
Petugas hotel tadi mengeluarkan sebuah bingkisan kecil yang dibungkus dengan kertas kado bermotif sapi.
"Ada kiriman untuk Tuan Ushijima, bisa kau berikan padanya?", ucap petugas hotel seraya menyerahkan bingkisan tadi.
"Tentu, akan kusampaikan", balas pemuda tadi yang kini sudah tiga perempat sadar.
Selesai berbincang dan menutup pintu, pemuda itu berjalan menuju ranjang yang ditempati Ushijima lalu menggoyang-goyangkan pelan badan Ushijima.
"Senpai, ini ada kiriman untukmu. Mau diletakkan dimana?", tanya pemuda itu pada Ushijima yang masih tertidur.
"Hng? Letakkan saja di tasku", ucap Ushijima ngelantur.
"Baiklah", jawab pemuda itu sebelum ia meletakkan bingkisan itu di tas Ushijima.
Sayangnya, pemuda itu tidak tahu kalau ia meletakkan bingkisan itu di bagian yang jarang digunakan Ushijima. Bagian tas yang dimaksud sangat kecil dan berada di paling depan jadi Ushijima jarang menggunakannya.
Ketika Ushijima bangun, ia tidak membahas apa-apa soal bingkisan tadi. Ia mengira bahwa pemuda tadi bicara dalam mimpinya. Pemuda tadi pun juga tidak membahas lagi masalah bingkisan karena ia mengira bahwa Ushijima sudah mengerti.
Sesampainya di Tokyo, mereka mendapat kabar bahwa mereka akan mengikuti kejuaraan voli di luar negeri selama enam bulan. Mereka diberi waktu lima hari untuk kembali ke rumah atau dorm mereka sebelum akhirnya berangkat ke luar negeri.
Sayang beribu sayang, bingkisan tadi pun hanya bersemayam di tas Ushijima. Entah sampai kapan biar waktu yang menjawab.
-----------------------
TBC
#Sedikit curahan hati penulis :
Cerita ini dibuat tahun 2017. Waktu itu, Atsumu baru fresh-freshnya dikeluarin sama Haruichi Furudate-san
Aku cuma ngarang aja masukin Atsumu ke timnas Jepang
Eh, malah sekarang kejadian beneran dong
Aku kaget banget pas chapter 402 keluar dan ngeliat Ushijima sama Atsumu masuk line-up timnas Jepang
KAMU SEDANG MEMBACA
Time and Fallen Leaves
Fanfiction|Ushijima Wakatoshi x Reader| I'm walking barefoot through the memories With the fallen leaves I'm letting go of the people I haven't been able to forget I'm walking barefoot through the memories To the red-stained sky I'm raising up the people who...